Amankan haji, Saudi sewa keamanan swasta Israel
Merdeka.com - Tahun ini menjadi haji paling menyengsarakan bagi calon jemaah asal Palestina. Bagaimana tidak? Pemerintah Arab Saudi menyewa perusahaan keamanan swasta G4S milik Israel.
Situs abna.ir melaporkan, Senin (14/10), Saudi bukan pertama kali menyewa keamanan. Saban tahun diperlukan sekitar 700 ribu orang pasukan agar pelaksanaan haji berjalan lancar. Tentu saja ini mengejutkan bagi Peziarah Palestina.
G4S al-Majal, salah satu cabang dari perusahaan keamanan G4S dipercaya sudah mengawal pengamanan haji sejak 2010. Namun belum diketahui bagaimana jenis kerja sama dengan perusahaan induk.
Pegiat dari kelompok Boikot Sanksi dan Divestasi Israel pada Palestina (BDS) mengatakan pihaknya menyerukan agar Saudi membatalkan kerjasama dengan satuan keamanan yang juga melindungi pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat, sedikit-sedikit mencaplok tanah Palestina.
Tak hanya BDS yang bereaksi atas kerjasama ini imam Masjid Al-Aqsa Syekh Ekrima Sabri mengatakan bekerja sama dengan G4S juga merupakan kejahatan. "Mereka membantu penjajah adalah penjajah juga," ujarnya.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menag Yaqut Pastikan Semua Layanan Jemaah Haji Sudah Siap
Baca SelengkapnyaAdapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.
Baca SelengkapnyaJemaah diharapkan bisa minum setiap 10-15 menit tapi hanya satu atau dua teguk
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jemaah haji harus mempertimbangkan kondisi di Arab Saudi yang berbeda dengan Indonesia
Baca SelengkapnyaMenag Yaqut dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan dengan masyariq untuk memastikan persiapan akhir.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama terus mematangkan layanan haji, seperti transportasi, akomodasi, konsumsi, dan berbagai layanan lainnya di Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaJelang pelaksanaan haji, Pemerintah Arab Saudi sudah terbitkan 171.000 visa jemaah haji.
Baca SelengkapnyaPetugas haji Arab Saudi memeriksa satu per satu jemaah lebih ketat ketika memasuki Mekkah dan Madinah termasuk di Arafah.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca Selengkapnya