Dukung muslim, kaum LGBT Inggris unjuk rasa tolak Islamofobia
Merdeka.com - Di Indonesia, kelompok Lesbian, Biseksual, Gay, dan Transeksual (LGBT) belakangan mengalami tekanan serta kecaman intensif dari kelompok mayoritas heteroseksual maupun kalangan agamawan. Situasi berkebalikan terjadi di Inggris.
Sabtu akhir pekan lalu, kelompok LGBT yang menyebut dirinya 'Gerakan untuk Keadilan' (MFJ) menggelar unjuk rasa di Distrik Camden, utara Ibu Kota London. Pawai kaum homoseksual ini mengumumkan solidaritas bagi kelompok muslim, terutama imigran, yang mengalami penggerebekan ilegal oleh polisi, serta diskriminasi masyarakat.
Pawai kelompok ini sampai menutup Jalan Peckham. Koalisi MFJ bekerja sama dengan kelompok 'Lesbian dan Gay mendukung imigran' (LGSM), seperti dilansir Britbart News, Senin (22/2).
Kebijakan pemerintah terhadap imigran, khususnya yang beragama Islam atau berasal dari Timur Tengah, dinilai kelompok LGBT sangat diskriminatif. "Kami menuntut terciptanya masyarakat yang toleran, bersatu, dan mendukung hak-hak kalangan imigran," kata salah satu korlap aksi MFJ.
Pemerintah Negeri Ratu Elizabeth bulan lalu mengultimatum keluarga imigran muslim agar menguasai Bahasa Inggris dalam jangka 2,5 tahun ke depan. Jika gagal, Perdana Menteri David Cameron mengancam mendeportasi mereka.
Pemerintah Inggris berencana mewajibkan imigran belajar bahasa, lalu menguji kemampuan mereka secara berkala. Disiapkan dana senilai 20 Juta Pound Sterling (setara Rp 396 miliar) untuk 'program integrasi imigran'. Selain itu, penyerbuan apartemen yang dihuni imigran kerap dilakukan kepolisian tanpa surat tugas memadai.
Aspek lain yang disoroti dalam unjuk rasa kaum LGBT ini adalah Islamofobia yang sedang marak di negara-negara Eropa. Peserta aksi prihatin karena banyak keluarga imigran muslim diserang hanya karena memakai pakaian simbol Islam, misalnya gamis atau hijab.
"Kita harus menyebarkan pesan kepada semua orang, jangan sampai terjadi pengeroyokan imigran lagi di masa mendatang," kata salah satu LGBT yang menyerukan pesan lewat pengeras suara.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca Selengkapnya"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut cerita seorang non Muslim nangis dapat makan gratis di Masjid.
Baca SelengkapnyaSolihul menilai lonjakan suara ini membawa pesan jika PKB Kota Yogyakarta adalah partai yang terbuka.
Baca SelengkapnyaKarnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca SelengkapnyaPerkuat juga solidaritas, empati, dan tolong-menolong antar-sesama tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaBulan suci Ramadan rupanya tak membuat sebagian orang insaf dalam melakukan hal buruk.
Baca Selengkapnya