Bikin kartu keluarga dan BPJS di Bekasi digetok Rp 500 ribu
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo baru saja meluncurkan 3 kartu sakti yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Peluncuran 3 kartu ini merupakan langkah awal pemerintah sebelum menaikkan harga BBM bersubsidi.
Ternyata belum seluruh penduduk Indonesia menerima ketiga atau salah satu dari kartu tersebut. Seorang pedagang keliling, Arya, mengaku belum tahu ada ketiga kartu tersebut meski dirinya tinggal di salah satu kota penyangga Jakarta, Bekasi.
"Apa itu KIP, KIS? Belum tahu," kata Arya saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (10/11).
Jangankan KIP, KIS atau KKS, Arya bahkan belum berkesempatan mengurus kepesertaan kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Menurutnya, mengurus program yang dinaungi undang-undang tersebut tidak hanya sulit, tetapi juga mahal.
"BPJS saja belum saya urus, habis mahal ngurusnya. BPJS kan harus ada KK (Kartu Keluarga), saya kan belum punya KK jadi ngurusnya bareng. KK kan harusnya gratis, tapi tetap saja bayar, sama BPJS jadi Rp 500.000. Makanya saya belum ngurus. Saya tinggal di Bantar Gebang, Kelurahan Cikiwul," ucap Arya.
Arya memaparkan, bukan hanya KK dan BPJS yang dikenai tarif oleh aparat kelurahan setempat, pengurusan KTP saat dirinya hendak menikah juga dibanderol sebesar Rp 100.000. "KTP mintanya Rp 100.000 waktu mau nikah. Itu belum yang elektronik (E-KTP), masih yang biasa," imbuh Arya.
Beruntung Arya tidak ikut dipusingkan dengan urusan akta kelahiran putrinya lantaran pengurusan akta kelahiran putrinya sudah ditanggung oleh bidan tempat istrinya melahirkan. "Kalau akta kelahiran anak udah sepaket di bidan pas lahiran," imbuh Arya.
Arya mengaku sudah tidak asing lagi melihat atau mengalami buruknya birokrasi di Kota Bekasi. Arya juga menyaksikan kejanggalan pada saat pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan harga BBM subsidi. Arya melihat, dana bantuan yang seharusnya diterima masyarakat sebesar Rp 300.000, namun hanya Rp 250.000 yang diterima masyarakat.
"Dana BLT itu orang miskin enggak dapet yang kaya dapat. Terus itu kan harusnya Rp 100.000 tiap bulan, diambilnya tiga bulan sekali. Harusnya Rp 300.000 tapi dapetnya nggak segitu, cuma Rp 250.000. Saya nggak dapet," ucap Arya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaUmumnya, penomoran kursi kereta api dimulai dari huruf A hingga D, dan disertai dengan nomor urutan sesuai dengan lokasi kursi, contohnya A1, B2, C3, dan D4.
Baca SelengkapnyaJika kereta api jadwal yang baru tarifnya lebih tinggi atau naik kelas pelayanan, maka akan dikenakan biaya tambahan untuk selisihnya dan biaya administrasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaBukan main, total uang yang harus dikeluarkan untuk biaya parkirnya mencapai puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaKendaraan pribadi cukup banyak memakan biaya baik sebelum maupun saat melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Baca SelengkapnyaMengetahui ada kegiatan di lokasi terlarang, polisi segera membubarkan kegiatan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenerima akan mendapatkan bantuan sebesar Rp600.000 per keluarga dan diberikan secara bertahap selama tiga bulan.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Kebagusan Jakarta Selatan, Satu Orang Meninggal Dunia
Baca Selengkapnya