Firna, anak pemulung di Semarang lulus kuliah IPK cumlaude 3,77
Merdeka.com - Berasal dari keluarga yang kurang mampu bukan menjadi alasan untuk seseorang tidak bisa mencetak prestasi. Terbukti ada segelintir anak mampu membuat bangga keluarga atas prestasi yang dicapai. Seperti dialami oleh Firna Larasanti, Mahasiswi Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Universitas Negeri Semarang. Anak seorang pemulung itu hari ini, Rabu (27/7) diwisuda dan berhasil meraih nilai IPK cumlaude 3,77.
Nilai tersebut merupakan hasil kerja kerasnya selama ini selalu semangat dalam belajar dan membantu orangtuanya. Sebab, kedua orangtuanya hanyalah pemulung dengan penghasilan tak pasti.
Misianto, ayah Firna, bekerja sebagai pemulung sejak 1993 lalu. Setiap hari dia mencari barang bekas dari kampung ke kampung. Misianto juga dibantu istrinya, Siti Mastianah, dan ketiga anaknya, termasuk Firna.
Dari hasil gotong royong sekeluarga, mereka biasanya mendapat uang Rp 50 ribu per hari. Nominal itu jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, keluarga Firna juga harus menanggung sewa lahan rumah mereka yang berdiri di atas tanah bondo desa. Tanah tersebut dibayar Rp 125 ribu per tahun.
Meski ekonomi keluarga kurang mampu, namun Firna memasang target optimistis sejak awal. Dia bertekad untuk kuliah. Bahkan, saat masih SMA dia bekerja paruh waktu di sela kesibukan sekolahnya.
"Dulu biasa kerja sambilan. Kadang jadi penjaga toko, kadang jadi pelayan di rumah makan. Yang penting halal," kata Firna, dikutip dari website unnes.ac.id.
Harapan Firna terjawab saat memperoleh beasiswa Bidikmisi. Beasiswa itu ditujukan bagi pelajar berpestasi dari keluarga tidak mampu. Dengan beasiswa ini, Firna bisa kuliah gratis. Dia juga menerima uang saku Rp 600 ribu per bulan untuk biaya transportasi, jajan, dan buku.
"Dulu bapak pernah bilang, kalau memang harus berhenti kuliah ya berhenti. Tapi alhamdulillah, bidikmisi mengatasi biaya itu," ujarnya.
Ibunya juga selalu memberi dukungan moril. Siti sering memberi nasihat agar Firna kuat agar bisa sukses, menjadi anak yang berguna bagi sesama manusia.
Kini, Firna dan keluarganya merasa lega dan bahagia. Pendidikan S1 yang diimpikan sudah tercapai. Namun itu bukan target tertingginya. Usai wisuda Firna akan segera tancap gas supaya bisa melanjutkan program master.
"Saya ingin ngajar, menjadi dosen. Makanya saya harus kuliah lagi. Kalau tidak ke UGM, saya pengin kuliah di National University of Singapure," ucapnya.
Dengan prestasi yang diraihnya, dia optimis bisa masuk ke salah satu dari dua universitas dambaannya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di usia muda, bahkan pria ini bisa meraup penghasilan lebih besar dari pada para pekerja kantoran.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pendapatannya saat ini jauh lebih sedikit tapi ia mengaku bahagia
Baca SelengkapnyaDulu dipandang sebelah mata, pemuda berusia 26 tahun ini buktikan kesuksesan.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaAdi Hermawan (25) gelap mata setelah mendapatkan kabar istrinya dilecehkan. Dia pulang ke rumah dan menikami pelaku yang masih ada hubungan saudara dengannya.
Baca SelengkapnyaMerayakan ulang tahun tak harus dengan perayaan mewah, tetapi juga bisa dengan cara sederhana dan membekas.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca Selengkapnya