Penembakan Lapas Sleman bukti perlawanan terbuka ke pemerintah
Merdeka.com - Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mendesak Polda DIY mengusut tuntas kasus penembakan empat tahanan di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, Sabtu (23/3) dini hari. Menurutnya, peristiwa itu telah merusak wibawa polisi dan tatanan yang ada.
"Ketiga dengan kejadian ini mengindikasikan bahwa semua Lapas di Indonesia rawan akan kejadian tersebut dan tahanan di dalam Lapas juga tidak menjanjikan sebuah perlindungan yang aman dari sebuah proses hukum," katanya dalam siaran pers, Sabtu.
Dia mengatakan, semua pihak harus melakukan introspeksi atas kejadian itu. "Terlepas kasus balas dendam, tapi ini sudah menunjukkan bahwa ada perlawanan terbuka (walau pakai topeng) kepada pemerintah atau kekuasaan khususnya kekuasaan di bawah Kementerian Kehakiman (Lapas)," katanya.
Tak hanya itu, semua pihak harus terbuka dan siap dievaluasi akibat kasus itu. Sebab, menurutnya pasti ada yang salah dalam sistem tata kelola penyelenggaraan pemerintahan.
"Sehingga muncul hal-hal demikian, seperti penyerbuan Lapas Sleman, bentrok TNI-Polri, konflik penembakan di Papua dan serangan Poso yang tidak pernah diselesaikan secara tuntas," katanya.
Seperti diberitakan, empat tahanan tewas dan dua orang sipir Lapas Cebongan, Sleman, DIY, terluka setelah diserang belasan orang tak dikenal. Korban Dicky Sahetapy, Dedi, Aldi dan Yohanis Juan Mambait merupakan pelaku penganiayaan yang menewaskan seorang anggota Kopassus, Sertu Santoso (31) di Hugo's Cafe Kota Yogyakarta.
Kejadian penembakan itu berlangsung sekitar pukul 01.30 WIB, dimulai dengan kedatangan belasan orang bercadar ke dalam Lapas. Dengan menggunakan penutup muka berwarna hitam, para pelaku melompati pagar setinggi sekitar satu meter.
Pria berbadan tegap itu lantas melumpuhkan sipir penjara, dan memaksanya untuk masuk ke dalam sel tahanan. Tidak berhenti sampai di sana, para pelaku meminta sipir pembawa kunci untuk memeriksa satu per satu sel guna menemukan sasarannya.
Tidak lama, mereka menemukan para pelaku yang tengah meringkuk di dalam sel. Tanpa basa-basi, belasan pria bercadar itu menembakkan senjata api ke arah para korban hingga tewas.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelipatan surat suara dilakukan oleh 259 orang. Proses pelipatan mulai dilakukan pada pukul 08.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKehadiran aparat untuk memberikan rasa aman kepada para pemudik yang meninggalkan rumahnya
Baca SelengkapnyaSebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi itu harus mendaki gunung, melewati hutan belantara dan menerjang beberapa sungai deras untuk menuju perkampungan.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.
Baca SelengkapnyaPolisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca SelengkapnyaPesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mencoba mencari pelaku lain dalam kasus pembakaran ini.
Baca Selengkapnya