5 Alasan kerja di Facebook seperti terkurung di neraka
Merdeka.com - Bekerja di perusahaan teknologi besar seolah menjadi mimpi banyak orang yang memang cinta dengan dunia tersebut. Namun, hal ini tak akan dirasakan oleh mereka yang bekerja di Facebook.
Seperti yang dilansir oleh The Telegraph (3/9), banyak hal yang menyebabkan bekerja untuk jejaring sosial terbesar dunia ini ibarat berada di neraka. Salah seorang mantan staf Facebook misalnya mengaku pernah diminta untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh seorang pembantu.
Selain itu, ada juga yang bilang kerja di Facebook tak manusiawi. Ibaratnya, kerja di Facebook harus siap diperintah kapan saja selama 24 jam meskipun sedang ambil cuti.
Memangnya, separah itukah kerja untuk Mark Zuckerberg? Simak saja 5 alasan kenapa kerja di Facebook bagaikan berada di neraka berikut ini:
Jam kerja yang teramat panjang
Keith Adams, teknisi di Facebook, mengaku bahwa dirinya diminta untuk mampu bekerja selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, untuk enam minggu dalam setahun.
Hal ini diwajibkan karena tiap teknisi akan diberikan jatah piket tahunan yang dinamakan on-call duty. Meskipun hari minggu di tengah malam sekalipun seorang teknisi yang sedang piket harus mau menerima perintah untuk mengerjakan sesuatu.
Tak ada privasi
Seorang teknisi Facebook yang tak mau disebutkan namanya mengaku bahwa kerja di Facebook mengharuskan semuanya untuk menjadi 'diri sendiri'.
Di banyak perusahaan, pekerja menjadikan dirinya sebagai sosok yang profesional. Namun hal ini tak ada di Facebook yang kemudian malah menimbulkan situasi tak nyaman, katanya.
Tak profesional
Akibat perkembangan Facebook yang terlampau cepat, dibutuhkan banyak staf yang mengakibatkan perusahaan tersebut bertransformasi menjadi sangat besar. Hal ini rupanya membuat jajaran manajemen dalam Facebook kacau balau.
Kami bertumbuh sangat cepat sehingga tak pernah mendirikan, memperkokoh, dan mengefisienkan organisasi kerja yang tepat, kata salah seorang staf.
Diperlakukan layaknya pembantu
Meskipun kini tercatat sebagai perusahaan dengan nilai kurang lebih USD 200 miliar, banyak karyawan Facebook yang merasa kurang diperhatikan kemakmurannya. Selain itu, ada pula yang diperlakukan semena-mena.
Saya (seorang administrator) diminta untuk melakukan pekerjaan dengan dukungan atau petunjuk minim, melayani dua pemimpin yang jarang saya temui. Mereka memperlakukan saya seperti sampah dan saya pernah diminta untuk memisahkan pakaian kotor para direktur untuk dicuci, sebut salah satu karyawan yang juga tak mau diekspos namanya.
Petingginya berperilaku buruk
Sebuah sumber mengatakan bahwa CEO dan COO Facebook, Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg, terlalu fokus melakukan pekerjaan remeh. Selain itu, banyak juga yang menyatakan keduanya hanya bisa memiliki ide jiplakan seperti membuat aplikasi Poke yang mirip Snapchat.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut terdapat 7 tips ampuh yang dapat membantu kamu menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.
Baca SelengkapnyaPengguna mengeluhkan tidak bisa mengakses Instagram untuk beberapa waktu.
Baca SelengkapnyaPHK kali ini merupakan pengurangan karyawan terbesar yang memang sudah direncanakan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tampilan pesan bertuliskan "Something went wrong" di laman utama disertai dengan tombol "Reload page".
Baca SelengkapnyaBeberapa pelamar kerja seringkali mengabaikan beberapa hal penting saat wawancara.
Baca SelengkapnyaInstagram dan Facebook mengalami gangguan akses layanan atau down di sejumlah negara di dunia.
Baca SelengkapnyaFacebook, Instagram, dan Threads punya dampak besar bagi Mark Zuckerberg jika mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaDemotivasi kerja menghasilkan dampak negatif pada produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaSetiap orang pasti pernah merasakan perasaan sedikit kosong, tercerai-berai hingga kehilangan fokus.
Baca Selengkapnya