Banyak impor pesawat, neraca perdagangan defisit
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit pada Oktober sebesar USD 1,55 miliar. Kinerja impor mencapai USD 17,21 miliar lebih tinggi dibandingkan ekspor yang pada Oktober yang hanya mampu mencapai USD 15,67 miliar.
Deputi Bidang Sosial Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, secara kumulatif neraca perdagangan Januari-Oktober defisit USD 516,1 juta.
"Meningkatnya impor terutama disebabkan komoditi bahan bakar minyak (BBM) mentah maupun jadi," ujarnya dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (3/12).
Kinerja impor Indonesia pada Oktober yang mencapai USD 17,21 miliar, naik 10,82 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan pembelian peralatan industri percetakan, BBM, pesawat terbang, pembangkit listrik gas.
"Pesawat terbang juga menjadi kontribusi terbesar. Pesawat yang di impor sekitar 8 unit dan belum lagi ditambah komponennya," tuturnya.
Maskapai yang tercatat mengimpor pesawat antara lain Garuda Indonesia, Wing, Lion Air. Jenis pesawat yang diimpor adalah boeing. Nilai fisik impor pesawat pada Oktober 2012 mencapai USD 232 juta. Dibanding September 2012, terjadi peningkatan 234 persen.
Pangsa pasar impor terbesar masih dikuasai oleh China sebesar USD 23,92 miliar, Jepang USD 19,33 miliar dan Amerika USD 9,65 miliar. Impor sendiri terdiri dari barang bahan baku/penolong 73,04 persen atau USD 116,27 miliar, barang modal 20,02 persen atau USD 31,86 miliar dan barang konsumsi 6,93 persen atau USD 11,19 miliar.
Sementara ekspor pada Oktober sebesar USD 15,67 miliar mengalami penurunan 7,61 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total ekspor Januari-Oktober hanya sebesar USD 158,66 miliar atau turun 6,22 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. "Penurunan karena turunnya harga CPO," ucapnya.
Ekspor non migas Januari-Oktober sebesar USD 127,03 miliar atau turun 5,70 persen secara tahunan. Share terbesar berasal dari bahan bakar mineral USD 21,90 miliar serta lemak dan minyak hewan nabati USD 17,57 miliar.
Berdasarkan pangsa pasar negara tujuan terbesar ke China sebesar USD 16,82 miliar, Jepang USD 14,40 miliar dan Amerika USD 12,23 miliar.
"Menurut sektor berasal dari industri 60,86 persen atau USD 96,57 miliar, pertambangan 16,26 persen atau USD 25,8 miliar dan pertanian 2,94 persen atau USD 4,66 miliar," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaJumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaMaskapai ini meminta penumpangnya untuk menaiki timbangan beserta barang bawaan mereka untuk mencatat berat badan mereka di gerbang keberangkatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaTerkadang, maskapai menawarkan diskon hingga 50 persen dari jumlah yang akan Anda bayarkan pada saat keberangkatan.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAda dua faktor yang menjadi penyebab jumlah penumpang pesawat dan kapal menurun.
Baca SelengkapnyaBerikut potret rumah mewah terbengkalai usai pemiliknya meninggal dunia. Ternyata atapnya pakai pesawat.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Baca Selengkapnya