Mafia & impor, alasan tim reformasi Migas ingin hapus bensin RON 88
Merdeka.com - Beberapa hari terakhir publik di tanah air dikejutkan dengan isu penghapusan atau penghilangan Premium di kota-kota besar seperti Jakarta. Kalaupun tetap dijual di SPBU, hanya boleh dikonsumsi angkutan umum.
Sejalan dengan kebijakan itu, muncul bensin jenis baru yakni Petralite yang kadar oktannya bakal lebih tinggi dari Premium yang hanya berkadar RON 88. Tim Reformasi Tata Kelola Migas Agung Wicaksono mengaku, pihaknya tidak pernah sekalipun mengusulkan penghapusan BBM jenis Premium.
"Yang diusulkan bukan menghapus premium karena Premium adalah merek. Tapi yang dihapus adalah jenis RON 88," ujarnya saat diskusi mingguan dihelat merdeka.com, Radio Republik Indonesia, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Institut Komunikasi Nasional (IKN), dan PT Sewatama di Bumbu Desa, Jakarta, Minggu (19/4).
Dia menuturkan beberapa alasan yang dijadikan dasar menghilangkan bensin jenis RON 88. Pertama, RON 88 yang selama ini diterapkan pada BBM jenis premium sudah tidak lagi dijual di pasar dunia. Dengan begitu, penghapusan RON 88 menjadi penting untuk menutup celah mafia yang mempunyai kedekatan dan dapat mempengaruhi kebijakan.
Alasan lain untuk menghapus RON 88 adalah menekan impor minyak yang selama 10 tahun terakhir selalu mempengaruhi defisit neraca perdagangan.
Rekomendasinya, menghentikan impor RON 88 dan gas oil 0,35 persen sulfur digantikan RON 92 alias Pertamax dan untuk solar digantikan gas oil lebih rendah sufurnya 0,25 persen.
Dia berharap, munculnya bahan bakar baru bernama Petralite bisa menjadi alternatif di masa transisi sebelum bensin berkadar RON 88 benar-benar dihapuskan pada 2017.
"Penghapusan produksi RON 88 ini merupakan usaha pemerintah dalam penghapusan subsidi BBM," tegas dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaAH telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Baca SelengkapnyaPemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana menambah anggaran subsidi BBM pasca konflik Iran dan Israel membuat harga minyak dunia naik.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca Selengkapnya