Pengusaha sebut industri perbankan seperti lintah darat
Merdeka.com - Perbankan Indonesia dinilai tidak jauh berbeda dari lintah darat alias rentenir yang mengambil untung banyak dari nasabahnya. Untung yang didapat juga dinilai tidak produktif karena hanya dari kredit konsumsi.
Ketua Komite Tetap Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan, Lingkungan Hidup, Perubahan Iklim, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin, Riza Suarga mengatakan margin keuntungan perbankan terlalu besar mencapai 10 persen.
"Spread keuntungan mereka sampai 10 persen. Mereka (bank) dapat dana dari luar (asing) bunganya cuma 3 persen, tapi bunga kreditnya (ke masyarakat) sampai 13 persen. Negara lain cuma 2 persen margin spread-nya itu, itu paling besar," ucap Riza kepada merdeka.com di kantor Kadin, Jakarta, Jumat (21/2).
Selain ambil untung sangat banyak, perbankan Indonesia juga dinilai malas menyalurkan kredit ke sektor produktif seperti perikanan, pertanian maupun pertambangan. Hal ini dianggap sama saja seperti rentenir.
"Saya sempat bilang sama bankir, rentenir saja berani masuk sektor nelayan, pinjam rentenir bunganya juga 10 persen. Apa susahnya ambil saja itu. Rentenir berani masa dia tidak berani," cetusnya.
Riza mendesak agar pemerintah mengarahkan perbankan untuk membiayai kredit sektor produktif. Perbankan tidak usah takut walaupun berpotensi adanya kredit macet.
"Harus ada peran pemerintah, bisa kasih garansi lagi supaya aman, kesepahaman dengan pemerintah, KPK segala macam. Kalau tidak salah, kenapa besar takut. Ada segmentasi yang jelas," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaPenyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasil sengketa Pilpres punya pengaruh terhadap kemampuan keuangan negara.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca Selengkapnya