PPLI Bangun Pengolahan Limbah B3 Berteknologi Thermal
Merdeka.com - PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PT PPLI) meresmikan pengolah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) berkapasitas raksasa. Presiden Direktur PT PPLI Yoshiaki Chida menyebut tempat pengolahan limbah atau insinerator di Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, itu memiliki kapasitas 50 ton per hari.
"Peningkatan kapasitas insinerator salah satunya agar makin banyak limbah yang kami jangkau," kata Chida melalui keterangan tertulis, Rabu (26/1).
Menurutnya, limbah bakal diolah dengan metode insinerasi atau pembakaran. Proses dilakukan terkendali pada suhu tinggi.
Chida menyebut energi panas insinerasi tak hanya menghancurkan polutan pada limbah, namun juga mengurangi massa dan volume. Menurut dia, pengolahan limbah tak hanya dilakukan di Bogor. Total, PPLI mampu mengolah 800 ton limbah B3 per hari.
"Adanya insinerator berkapasitas besar ini akan memperkaya teknologi pengelolaan limbah yang dapat ditawarkan, sekaligus memberikan fleksibilitas bagi PPLI sebagai one-stop-service pengelolaan limbah untuk seluruh industri di Indonesia," kata Chida.
Insinerator raksasa ini telah mengantongi izin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setelah melalui proses uji coba beberapa bulan. Dengan demikian, insinerator bisa difungsikan secara penuh.
Di sisi lain, dia membeberkan manfaat pengolah limbah PPLI. Khususnya, dalam mengolah limbah terkait pandemi Covid-19.
"Limbah medis adalah salah satu yang dapat dikelola dengan metoda ini," tutup Chida.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.
Baca SelengkapnyaVolume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 MW.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaTeknologi ini disebut sebagai terobosan penting pengolahan limbah yang efisien dan hemat energi.
Baca SelengkapnyaKapasitas tersebut cukup untuk menunjang aktivitas pelanggan baik golongan rumah rangga, tempat ibadah, industri dan bisnis.
Baca SelengkapnyaPLTU Adipala terus berinovasi menjadi PLTU, yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakarnya.
Baca Selengkapnya