Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Penjelasan Pesan Berantai Dokter di China Bagikan Tips Sembuh dari Corona

CEK FAKTA: Penjelasan Pesan Berantai Dokter di China Bagikan Tips Sembuh dari Corona Ilustrasi dokter. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Beredar pesan berantai dalam tulisan bahasa China dan terjemahannya. Pesan tersebut menjelaskan tentang cara China mengurangi jumlah pasien Covid-19. Pesan tersebut juga disebut-sebut dibuat oleh salah satu dokter di China.

potongan pesan berantai tentang penyembuhan covid 19Istimewa

"Bantu dishare

Dokter di China mengkonfirmasi.

Ini informasi yang 100% akurat

Sangat efektif bagi semua orang

Cina secara signifikan telah mengurangi jumlah infeksi dalam beberapa hari terakhir.

Selain memakai masker dan mencuci tangan

Mereka juga berkumur air garam 3 x sehari

Setelah itu minum air hangat kuku selama 5 menit

Karena virus semulanya hanya menyerang tenggorokan

Kemudian baru menyerang paru-paru

Saat kena air asin

Virus akan mati atau turun dan hancur di perut

Ini adalah salah satu cara untuk mencegah Covid19 yang digunakan oleh orang-orang.

Tidak ada obat di pasaran

Tak perlu membeli

Rumah Sakit Umum menyatakan:

Pneumonia mahkota/virus mencapai paru-paru

Virus hidup di tenggorokan selama 4 hari

Pada saat ini, yang terinfeksi mulai batuk & sakit tenggorokan.

Jika bisa minum air hangat kuku sebanyak mungkin atau air asin

Dapat menghilangkan virus

Cepat sebarkan pesan ini.

Karena anda akan selamatkan nyawa seseorang.!

Diterjemahkan oleh Liu Zan kun pada 2 April 2020

Selamat pagiSalam sehat selaluSemangat lawan virus corona

God Bless You All".

Penelusuran

Menurut penelusuran merdeka.com, ada sejumlah poin yang tidak benar dalam pesan tersebut, seperti berkumur air garam dan meminum air hangat.

Dalam artikel merdeka.com berjudul "CEK FAKTA: Hoaks Berkumur Air Garam Bisa Mencegah Virus Corona" pada 17 Maret 2020, dijelaskan bahwa berkumur air garam tidak mencegah maupun menyembuhkan Covid-19.

"Bahwa kabar berkumur dengan air hangat dan garam tidak benar, apalagi bila disarankan pada pasien Covid-19 agar bisa sembuh dari virus itu (baik selama periode awal ini atau pada waktu lain).

NHS mengatakan bahwa orang dewasa dapat meredakan sakit tenggorokan yang biasa dengan berkumur dengan air garam yang hangat. Saran ini bukan untuk orang yang terinfeksi dengan virus corona baru. NHS mengatakan, "Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk coronavirus," mengutip dari fullfact.org berjudul "Drinking and gargling water will not cure the new coronavirus" pada 16 Maret 2020.

Kemudian cara virus menginfeksi orang. Dalam pesan tersebut dijelaskan bahwa virus semula hanya menyerang tenggorokan, lalu menyerang paru-paru.

Dalam situs kawalcovid19.id terdapat sebuah artikel berjudul "Bagaimana Virus Corona Menyerang Tubuh?", menjelaskan proses Covid-19 menyerang tubuh seseorang.

"Disadur dari artikel di New York Times: “What Does the Coronavirus Do to the Body?”

Ini adalah apa yang terbaru ditemukan oleh ilmuwan terkait bagaimana koronavirus, yakni SARS-CoV-2 menginfeksi dan menyerang tubuh, dan apa dampaknya pada tubuh selain paru-paru.

Bagaimana virus ini menginfeksi orang?Virus menyebar melalui tetesan air liur yang muncrat dari mulut orang akibat batuk atau bersin, yang kemudian masuk ke tubuh orang yang berada di dekatnya melalui mulut, hidung dan mata. Virus kemudian masuk ke jalur pernafasan dan membran mukus di bagian belakang tenggorokan, menempel pada sebuah reseptor di dalam sel, dan mulai berkembang di sana.

Virus ini mempunyai protein dengan ujung tajam yang membuat virus bisa menempel ke membran sel, dan dari situ, materi genetis virus masuk ke sel tubuh manusia. Materi genetis tersebut kemudian membajak metabolisme sel dan membuat sel tidak lagi berkembang untuk kesehatan tubuh melainkan untuk memperbanyak virusnya.

Bagaimana proses ini menyebabkan masalah pernafasan?Saat virus ini berkembang, mereka mulai menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Gejalanya biasanya mulai terasa di belakang tenggorokan, berupa rasa nyeri tenggorokan dan batuk kering. Lalu virus dengan cepat merambat masuk ke saluran pangkal paru-paru, hingga masuk ke paru-paru. Proses ini merusak jaringan pada paru-paru, membuat jaringan ini membengkak, sehingga lebih sulit bagi paru-paru untuk memasok oksigen dan menyalurkan keluar karbondioksida. Pembengkakan pada jaringan paru dan kurangnya oksigen dalam darah membuat jaringan tersebut terisi dengan cairan, nanah dan sel yang mati. Pneumonia, radang paru-paru, bisa muncul. Ini bisa membuat pasien mengalami kesulitan bernafas sehingga butuh alat bantu pernafasan (ventilator). Dalam beberapa kasus, terjadi yang disebut Sindrom Kesulitan Pernafasan Akut (Acute Respiratory Distress Syndrome), sehingga bahkan dengan ventilator pun, pasien bisa meninggal karena kesulitan pernafasan.

Bagaimana pergerakan virus di paru-paru?Virus sepertinya mulai bergerak dari wilayah pinggiran kedua belah paru-paru, dan mungkin butuh waktu untuk naik ke saluran pernafasan atas, trakea dan pusat pernafasan lainnya. Pola ini membantu menjelaskan kenapa di Wuhan, banyak kasus yang tidak bisa diidentifikasi pada awalnya.

Apakah hanya paru-paru yang terdampak?Tidak juga. Infeksi bisa menyebar melalui membran mukus, dari hidung sampai ke anus. Jadi, walaupun sepertinya virus menyerang paru-paru, tetapi virus juga bisa menginfeksi saluran pencernaan. Inilah kenapa beberapa pasien menunjukan gejala pencernaan seperti diare atau sembelit. Virus ini juga bisa masuk ke dalam darah. Akan tetapi, walaupun ditemukan RNA dari virus ini dalam darah dan kotoran, belum dapat dijelaskan apakah virus akan dapat bertahan lama dalam darah ataupun kotoran.

Sum-sum tulang belakang dan organ tubuh lain, seperti hati bisa membengkak juga. Selain itu, bisa terjadi pembengkakan di pembuluh darah kapiler, seperti yang terjadi pada penyakit SARS di tahun 2002 dan 2003.

Pada akhirnya, virus akan masuk ke organ tubuh seperti jantung, ginjal, hati dan bisa menyebabkan kerusakan langsung pada organ tubuh tersebut. Dan saat sistem imunitas tubuh tengah berperang keras melawan virus, organ-organ tubuh ini dapat mengalami kegagalan fungsi.

Hasilnya, pasien bisa mengalami kerusakan organ tubuh tidak hanya karena virus, tetapi juga karena sistem imunitas badan mereka menyerang sel-sel tubuh yang sehat saat peperangan berlangsung."

Selanjutnya klaim virus hidup di tenggorokan selama 4 hari. Kabar tersebut tidak benar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa virus Corona terus berkembang dalam jangka waktu 5 sampai 6 hari, atau hingga 14 hari.

Kesimpulan

Pesan yang beredar terkait penyembuhan pasien Covid-19 maupun pencegahan Covid-19 tidak semuanya benar.

Minum air hangat maupun berkumur dengan air garam belum bisa membuktikan menyembuhkan Covid-19. Kemudian virus Corona tidak hanya menyerang tenggorokan maupun paru-paru, tetapi juga menginfeksi saluran pencernaan, menyerang jantung, ginjal dan hati.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Tips Aman dari Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Tips Aman dari Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Pakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.

Baca Selengkapnya