CEK FAKTA: Penjelasan Pesan Berantai Dokter di China Bagikan Tips Sembuh dari Corona
Merdeka.com - Beredar pesan berantai dalam tulisan bahasa China dan terjemahannya. Pesan tersebut menjelaskan tentang cara China mengurangi jumlah pasien Covid-19. Pesan tersebut juga disebut-sebut dibuat oleh salah satu dokter di China.
Istimewa"Bantu dishare
Dokter di China mengkonfirmasi.
Ini informasi yang 100% akurat
Sangat efektif bagi semua orang
Cina secara signifikan telah mengurangi jumlah infeksi dalam beberapa hari terakhir.
Selain memakai masker dan mencuci tangan
Mereka juga berkumur air garam 3 x sehari
Setelah itu minum air hangat kuku selama 5 menit
Karena virus semulanya hanya menyerang tenggorokan
Kemudian baru menyerang paru-paru
Saat kena air asin
Virus akan mati atau turun dan hancur di perut
Ini adalah salah satu cara untuk mencegah Covid19 yang digunakan oleh orang-orang.
Tidak ada obat di pasaran
Tak perlu membeli
Rumah Sakit Umum menyatakan:
Pneumonia mahkota/virus mencapai paru-paru
Virus hidup di tenggorokan selama 4 hari
Pada saat ini, yang terinfeksi mulai batuk & sakit tenggorokan.
Jika bisa minum air hangat kuku sebanyak mungkin atau air asin
Dapat menghilangkan virus
Cepat sebarkan pesan ini.
Karena anda akan selamatkan nyawa seseorang.!
Diterjemahkan oleh Liu Zan kun pada 2 April 2020
Selamat pagiSalam sehat selaluSemangat lawan virus corona
God Bless You All".
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, ada sejumlah poin yang tidak benar dalam pesan tersebut, seperti berkumur air garam dan meminum air hangat.
Dalam artikel merdeka.com berjudul "CEK FAKTA: Hoaks Berkumur Air Garam Bisa Mencegah Virus Corona" pada 17 Maret 2020, dijelaskan bahwa berkumur air garam tidak mencegah maupun menyembuhkan Covid-19.
"Bahwa kabar berkumur dengan air hangat dan garam tidak benar, apalagi bila disarankan pada pasien Covid-19 agar bisa sembuh dari virus itu (baik selama periode awal ini atau pada waktu lain).
NHS mengatakan bahwa orang dewasa dapat meredakan sakit tenggorokan yang biasa dengan berkumur dengan air garam yang hangat. Saran ini bukan untuk orang yang terinfeksi dengan virus corona baru. NHS mengatakan, "Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk coronavirus," mengutip dari fullfact.org berjudul "Drinking and gargling water will not cure the new coronavirus" pada 16 Maret 2020.
Kemudian cara virus menginfeksi orang. Dalam pesan tersebut dijelaskan bahwa virus semula hanya menyerang tenggorokan, lalu menyerang paru-paru.
Dalam situs kawalcovid19.id terdapat sebuah artikel berjudul "Bagaimana Virus Corona Menyerang Tubuh?", menjelaskan proses Covid-19 menyerang tubuh seseorang.
"Disadur dari artikel di New York Times: “What Does the Coronavirus Do to the Body?”
Ini adalah apa yang terbaru ditemukan oleh ilmuwan terkait bagaimana koronavirus, yakni SARS-CoV-2 menginfeksi dan menyerang tubuh, dan apa dampaknya pada tubuh selain paru-paru.
Bagaimana virus ini menginfeksi orang?Virus menyebar melalui tetesan air liur yang muncrat dari mulut orang akibat batuk atau bersin, yang kemudian masuk ke tubuh orang yang berada di dekatnya melalui mulut, hidung dan mata. Virus kemudian masuk ke jalur pernafasan dan membran mukus di bagian belakang tenggorokan, menempel pada sebuah reseptor di dalam sel, dan mulai berkembang di sana.
Virus ini mempunyai protein dengan ujung tajam yang membuat virus bisa menempel ke membran sel, dan dari situ, materi genetis virus masuk ke sel tubuh manusia. Materi genetis tersebut kemudian membajak metabolisme sel dan membuat sel tidak lagi berkembang untuk kesehatan tubuh melainkan untuk memperbanyak virusnya.
Bagaimana proses ini menyebabkan masalah pernafasan?Saat virus ini berkembang, mereka mulai menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Gejalanya biasanya mulai terasa di belakang tenggorokan, berupa rasa nyeri tenggorokan dan batuk kering. Lalu virus dengan cepat merambat masuk ke saluran pangkal paru-paru, hingga masuk ke paru-paru. Proses ini merusak jaringan pada paru-paru, membuat jaringan ini membengkak, sehingga lebih sulit bagi paru-paru untuk memasok oksigen dan menyalurkan keluar karbondioksida. Pembengkakan pada jaringan paru dan kurangnya oksigen dalam darah membuat jaringan tersebut terisi dengan cairan, nanah dan sel yang mati. Pneumonia, radang paru-paru, bisa muncul. Ini bisa membuat pasien mengalami kesulitan bernafas sehingga butuh alat bantu pernafasan (ventilator). Dalam beberapa kasus, terjadi yang disebut Sindrom Kesulitan Pernafasan Akut (Acute Respiratory Distress Syndrome), sehingga bahkan dengan ventilator pun, pasien bisa meninggal karena kesulitan pernafasan.
Bagaimana pergerakan virus di paru-paru?Virus sepertinya mulai bergerak dari wilayah pinggiran kedua belah paru-paru, dan mungkin butuh waktu untuk naik ke saluran pernafasan atas, trakea dan pusat pernafasan lainnya. Pola ini membantu menjelaskan kenapa di Wuhan, banyak kasus yang tidak bisa diidentifikasi pada awalnya.
Apakah hanya paru-paru yang terdampak?Tidak juga. Infeksi bisa menyebar melalui membran mukus, dari hidung sampai ke anus. Jadi, walaupun sepertinya virus menyerang paru-paru, tetapi virus juga bisa menginfeksi saluran pencernaan. Inilah kenapa beberapa pasien menunjukan gejala pencernaan seperti diare atau sembelit. Virus ini juga bisa masuk ke dalam darah. Akan tetapi, walaupun ditemukan RNA dari virus ini dalam darah dan kotoran, belum dapat dijelaskan apakah virus akan dapat bertahan lama dalam darah ataupun kotoran.
Sum-sum tulang belakang dan organ tubuh lain, seperti hati bisa membengkak juga. Selain itu, bisa terjadi pembengkakan di pembuluh darah kapiler, seperti yang terjadi pada penyakit SARS di tahun 2002 dan 2003.
Pada akhirnya, virus akan masuk ke organ tubuh seperti jantung, ginjal, hati dan bisa menyebabkan kerusakan langsung pada organ tubuh tersebut. Dan saat sistem imunitas tubuh tengah berperang keras melawan virus, organ-organ tubuh ini dapat mengalami kegagalan fungsi.
Hasilnya, pasien bisa mengalami kerusakan organ tubuh tidak hanya karena virus, tetapi juga karena sistem imunitas badan mereka menyerang sel-sel tubuh yang sehat saat peperangan berlangsung."
Selanjutnya klaim virus hidup di tenggorokan selama 4 hari. Kabar tersebut tidak benar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa virus Corona terus berkembang dalam jangka waktu 5 sampai 6 hari, atau hingga 14 hari.
Kesimpulan
Pesan yang beredar terkait penyembuhan pasien Covid-19 maupun pencegahan Covid-19 tidak semuanya benar.
Minum air hangat maupun berkumur dengan air garam belum bisa membuktikan menyembuhkan Covid-19. Kemudian virus Corona tidak hanya menyerang tenggorokan maupun paru-paru, tetapi juga menginfeksi saluran pencernaan, menyerang jantung, ginjal dan hati.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaPakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca Selengkapnya