Apartemen Delapan Lantai di Istanbul Runtuh, Dua Orang Tewas

Merdeka.com - Apartemen delapan lantai di Distrik Katral, Istanbul, Turki, runtuh dan dua orang dilaporkan tewas pada Rabu (6/2) sore waktu setempat. Tim penyelamat pun berlomba mencari dan menyelamatkan penghuni bangunan yang masih terjebak di dalam reruntuhan.

Hingga saat ini belum jelas berapa penghuni yang terjebak di dalam reruntuhan, termasuk juga penyebab runtuhnya bangunan berusia 27 tahun itu. Gubernur Istanbul, Ali Yerlikaya menyampaikan kepada wartawan, ada 43 orang terdaftar di 14 apartemen di alamat tersebut. Tapi tiga lantai teratas dibangun secara ilegal.

Tim penyelamat berhasil menarik enam korban dari puing-puing dan sedang berupaya menyelamatkan beberapa korban lainnya yang masih terjebak.

"Berpacu dengan waktu, tim sedang bekerja, melakukan pengorbanan besar," kata mantan Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, dilansir dari Al Jazeera, Kamis (7/2). Yildirim kini menjadi Juru Bicara Parlemen dan mencalonkan diri sebacai Wali Kota di Istanbul pada Pemilu lokal pada Maret mendatang.

Yildirim menambahkan, bangunan dekat apartemen yang runtuh telah dikosongkan karena rusak.

Kepala kantor kejaksaan setempat menyampaikan pihaknya melakukan penyelidikan ke lokasi runtuhnya bangunan pada pukul 16.00 waktu setempat. Rekaman CCTV yang ditayangkan stasiun televisi HaberTurk menunjukkan sejumlah orang, termasuk anak-anak sekolah dengan tas ransel mereka berlarian di lokasi di saat bangunan mulai roboh dan area sekitar ditutupi debu.

"Kami berhamburan segera ketika mendengar suara gemuruh. Ketika kami sudah di luar, kami lihat bangunan telah runtuh," kata warga, Kenan Ayyildiz kepada saluran televisi tersebut.

Aparat kemudian menyegel area tersebut karena warga berkerumun baik untuk menonton atau pun membantu operasi penyelamatan. Pengawas penyiaran Turki kemudian mengumumkan perintah kantor kejaksaan agar media menghentikan siarannya, dengan alasan sedang dilakukan penyelidikan di lokasi apartemen runtuh tersebut. Stasiun televisi Turki kemudian segera mengakhiri siaran langsung mereka dari TKP.