Merdeka.com - Salah satu petinggi di Silicon Valley, Peter Thiel meyakini Google membantu militer China dan kemungkinan dapat diserang agen-agen Beijing. Menurut Thiel, FBI dan CIA sekarang harus mengawasi perusahaan mesin pencari informasi raksasa itu.
Thiel melancarkan serangannya terhadap perusahaan teknologi itu saat berbicara di Konferensi Konservatisme Nasional, acara tertutup yang fokus soal nasionalisme era Trump, tulis Axios, dilansir dari laman Russia Today, Selasa (16/7).
Investor miliarder itu mengatakan telah memberi tahu audiensi tentang tiga pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada Google. Pertama, Thiel ingin tahu berapa banyak agen intelijen asing telah menyusup ke Proyek Manhattan untuk proyek kecerdasan buatan.
Dia juga mempertanyakan apakah manajemen senior Google menyadari telah disusupi sepenuhnya oleh agen China.
Thiel adalah salah satu pendukung vokal Donald Trump di Silicon Valley, menginginkan agar Google dapat menjelaskan kenapa memilih untuk mengeluarkan keputusan yang dinilainya berkhianat untuk membantu militer China, bukan AS.
Sekarang, FBI dan CIA harus menyelidiki Google dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tegas.
Thiel yang merupakan salah satu pendiri PayPal dan membantu keuangan Facebook pada masa awal, bukan satu-satunya tokoh yang menyuarakan kecurigaan terhadap dugaan keterlibatan Google dalam teknologi tinggi militer China. Pada Maret lalu, Jenderal Joseph Dunford, Kepala Staf Gabungan, menuduh militer Beijing mendapat manfaat tidak langsung dari Google.
Presiden Trump juga merespons dengan nada marah melalui Twitter. "Google membantu China dan militer mereka, tetapi bukan AS. Sangat buruk!"
Saat itu Google dengan tegas membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa pihaknya tidak menjalin kerjasama dengan militer China. Dalam bantahannya, Google menyatakan bekerja sama dengan pemerintah AS, termasuk Departemen Pertahanan, di berbagai bidang termasuk keamanan dunia maya, perekrutan dan perawatan kesehatan.
Google juga menyampaikan pihaknya memilih untuk tidak melanjutkan kerjasama kontrak proyek kecerdasan buatan (AI) yang disebut Project Maven karena banyaknya karyawan menentang jika teknologi yang mereka ciptakan berpotensi digunakan dalam peperangan. Secara terpisah, Google memutuskan untuk tidak bersaing dengan proyek komputasi awan JEDI Pentagon, dengan alasan etis.
Komentar Thiel muncul saat Donald Trump melanjutkan perang dagangnya dengan China. Pada Mei, dilaporkan bahwa Google memutuskan hubungan dengan raksasa teknologi China, Huawei, setelah Huawei masuk daftar hitam AS atas tuduhan menjadi alat mata-mata untuk Beijing. China dan Huawei berulang kali membantah klaim tersebut.
Baca juga:
Google Akui Karyawan Mereka Dengar Rekaman Audio Milik Pengguna
Studi: Ribuan Aplikasi 'Panen' Data Pribadi Pengguna Meski Tak Diizinkan
Google Pecahkan Masalah Lingkungan dan Sosial Berbasis Kecerdasan Buatan
8 CEO Perusahaan Teknologi yang Tidak Mau Ambil Gaji
Google Dituduh Curi Konten Web Lirik Lagu Genius.com
(mdk/pan)
Google Akui Karyawan Mereka Dengar Rekaman Audio Milik Pengguna
Google Uji Coba Media Sosial Baru Besutannya
Misteri Tewasnya WNI di Kapal Berbendera China
Cara Membuat Penanda Lokasi di Google Maps
Studi: Ribuan Aplikasi 'Panen' Data Pribadi Pengguna Meski Tak Diizinkan
Google Pecahkan Masalah Lingkungan dan Sosial Berbasis Kecerdasan Buatan
Google Kembangkan Pemblokir Iklan Untuk Chrome, Anti Browser Lemot!
Cara Atasi Download Pending Error di Google Play Store
Google Kembangkan Chrome Agar Bisa Blokir Iklan yang Bikin Lelet
Ini Alasan Mengapa Konsumsi Kafein Bisa Memperburuk Kondisi Kecemasan pada Seseorang
Resep Sukses Ray Dalio, Sering Gagal dan Kini Jadi Orang Terkaya ke-26 di Dunia
Hari Antikorupsi Sedunia, Ma'ruf Sambangi KPK, Jokowi ke SMKN 57 Jakarta
Kondisi Tubuh Manusia Jika Tersambar Petir
Pertemuan Haru Seorang Ibu dan Anak Palestina Setelah Terpisah 20 tahun
Reaksi Militan ISIS Saat Bertemu Korbannya
4 Fakta Mengejutkan Ari Askhara Selama Menjabat Dirut Garuda Indonesia
KPU: Mantan Napi Korupsi Boleh Maju Pilkada
Bersisa Kapal dan Baju Terapung, Nelayan Kolaka Hilang Misterius
Dijanjikan Pekerjaan, Wanita di Palembang Rela Kirim Foto Bugil
5 Resep Bihun Goreng Enak, dari Bihun Goreng Jawa, Aceh, sampai Korea
3.591 Balita di Sigi Alami Stunting
5 Kesalahan Penyebab Demam yang Kamu Alami Tak Kunjung Sembuh
Gagal Jambret HP, Dua Remaja di Bekasi Babak Belur Dihajar Massa
Diduga Salah Paham, Pria di NTT Tikam Teman Sendiri di Hari Ulang Tahunnya
Novel Baswedan Harap Kabareskrim Berani Ungkap Orang Besar di Balik Kasusnya
Jasad Balita Tanpa Kepala Rupanya Anak yang Hilang di PAUD 2 Minggu Lalu
DPRD DKI Lembur Sabtu-Minggu Demi Kejar Target APBD 2020
Soal Pilkada Tak Langsung, Golkar Bilang Kedaulatan di Tangan Rakyat
Pesan Sri Mulyani ke Jajaran Kemenkeu: Ciptakan Lingkungan Sehat Tanpa Korupsi
CSIS Nilai Pilkada Langsung Jadi Sumber Rekrutmen Tokoh Nasional
Gerindra: Annas Maamun Sangat Layak Mendapatkan Grasi
Bos Jasa Marga: Tol Layang Jakarta-Cikampek untuk Jarak Jauh
Biawak Masuk Polsek Jatinegara, Polisi dan Tahanan Kaget
Anggota TGUPP Anies Jadi Dewas RSUD, Dapat Gaji Double?
Gibran Mau Maju Pilkada Solo, Gerindra Nilai Bukan Bentuk Nepotisme Jokowi
Korut Kirim 'Hadiah Natal' Untuk AS Melalui Situs Uji Coba Rudal
KPK Sebut Penyelundupan Harley Davidson di Pesawat Garuda Modus Umum