Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jual beli gertak sambal Trump dan Jong-un bikin dunia panas

Jual beli gertak sambal Trump dan Jong-un bikin dunia panas Donald Trump-Kim Jong un. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk melakukan serangan senjata rudal ke pangkalan udara Suriah mengundang kecaman dari negara-negara yang merupakan sekutu dari rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Salah satu negara yang mengutuk serangan tersebut adalah Korea Utara.

Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Korut, sebagaimana diberitakan kantor berita KCNA, serangan AS terhadap Suriah merupakan suatu agresi yang tak bisa dimaafkan.

"Serangan rudal AS terhadap negara yang berdaulat dengan kami merupakan tindakan yang jelas-jelas tak termaafkan. Kami juga sangat mengutuk (serangan) ini," kata juru bicara Kemenlu Korut.

Namun, Trump yang memerintahkan Angkatan Bersenjatanya secara langsung untuk melakukan serangan, beralasan serangan itu dilakukan sebagai balasan karena menurutnya Suriah telah menggunakan senjata kimia ke tengah pemukiman penduduk di Khan Sheikhoun, Suriah hingga menewaskan puluhan orang.

"Malam ini saya perintahkan untuk melakukan serangan militer terarah terhadap pangkalan udara Suriah di mana serangan kimia itu diluncurkan. Ini merupakan kepentingan keamanan nasional yang vital untuk Amerika Serikat untuk mencegah dan menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan," demikian isi pidato Trump seperti yang dikutip dari BBC.

"Malam ini saya serukan kepada bangsa bermartabat untuk berkabung demi mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah, dan sekaligus mengakhiri terorisme dalam segala bentuk dan tipe," sambungnya.

Meski telah melakukan serangan itu, AS tetap mengecam program nuklir dan rudal balistik yang digelar oleh Korut di bawah kepemimpinan Kim Jong-un. Bahkan AS mengancam akan memberikan tindakan keras terhadap rezim Jong-un jika uji coba kembali berlangsung.

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence menyatakan kesabaran AS dan sekutunya sudah habis menaggapi uji coba senjata yang terus dilakukan Korut.

"Kami ingin melihat Korea Utara meninggalkan tindakan gegabah untuk mengembangkan senjata nuklir, dan juga penggunaan dan pengujian rudal balistik yang tidak bisa diterima," ujar Pence sebagaimana dikutip dari laman Guardian.

Jika Pyongyang sampai nekat menggunakan senjata nuklir, tambah Pence, maka mereka akan menghadapi pembalasan yang setimpal dan efektif. "Korea Utara lebih baik tidak menguji keteguhannya," katanya.

Tak mau kalah, Korut juga menegaskan akan terus mengembangkan senjata nuklitr di negara mereka sebagai bentuk pertahanan.

"Kenyataan membuktikan bahwa keputusan kami untuk memperkuat kekuatan militer dan berdiri untuk melawan kekerasan dengan kekerasan adalah pilihan yang sejuta kali sangat tepat," demikian pernyataan Korut yang dikutip dari kantor berita KCNA.

Hingga kini, kedua negara terus-terusan saling mengancam akan melakukan serangan balik jika salah satu negara mulai menyerang. Bahkan baru-baru ini media Rusia juga menyebutkan, bukannya semakin membaik, hubungan AS dan Korut malah semakin memburuk.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Ngerinya Hwasong-16B, Rudal Balistik Terbaru Korea Utara Dilengkapi Hulu Ledak Hipersonik
FOTO: Ngerinya Hwasong-16B, Rudal Balistik Terbaru Korea Utara Dilengkapi Hulu Ledak Hipersonik

Ini menjadi langkah terbaru dalam rencana pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un yang ingin menggunakan bahan bakar padat untuk menggerakkan semua rudalnya.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Gorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Asam Lambung?
Gorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Asam Lambung?

Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus
2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus

Dua Jenderal TNI kini tidak lagi pegang Komando Kodam, pindah ke mana sajakah mereka? Berikut ulasannya.

Baca Selengkapnya
Nama Produk Sama dengan Nama Anaknya, Nasabah Mekaar Ini Dipuji Jokowi
Nama Produk Sama dengan Nama Anaknya, Nasabah Mekaar Ini Dipuji Jokowi

Dalam kunjungannya Jokowi menemui 3.000 ibu-ibu nasabah Mekaar di GOR Dua Saudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya
Beras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg
Beras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg

Presiden Jokowi perintahkan Bapanas stok beras kemasan 5 kg di ritel modern tersedia.

Baca Selengkapnya
SEMENIT PAHAM: Elektabilitas 3 Cawapres Terbaru, Siapa Bikin Untung dan Buntung Capresnya?
SEMENIT PAHAM: Elektabilitas 3 Cawapres Terbaru, Siapa Bikin Untung dan Buntung Capresnya?

Mahfud MD, Gibran Rakabuming dan Muhaimin Iskandar. Kira-kira, siapa ya yang paling tinggi menambah elektabilitas capresnya?

Baca Selengkapnya
FOTO: Ngerinya Rudal Nuklir Terkuat Korea Utara Hwasong-18, Serangannya Bisa Sampai AS
FOTO: Ngerinya Rudal Nuklir Terkuat Korea Utara Hwasong-18, Serangannya Bisa Sampai AS

Korea Utara kembali menguji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-18 untuk mengukur kesiapannya dalam menghadapi ancaman perang nuklir melawan AS.

Baca Selengkapnya
Angka Kelahiran di Korsel Rendah hingga Jadi Krisis Nasional, Begini Langkah Cepat Presiden Yoon
Angka Kelahiran di Korsel Rendah hingga Jadi Krisis Nasional, Begini Langkah Cepat Presiden Yoon

Penurunan angka kelahiran membuat Korea saat ini seperti berada di bom waktu.

Baca Selengkapnya