Kegigihan Trump Bela Pangeran Saudi di Tengah Skandal Khashoggi Meski Ditentang
Merdeka.com - Dua bulan telah berlalu sejak berita kematian wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi menggegerkan dunia. Sampai saat ini, kasus ini belum juga menemui titik terang meski beberapa bukti telah merujuk kepada satu nama yang diduga menjadi dalang dari pembunuhan tersebut, yakni Pangeran Muhammad bin Salman.
Khashoggi dibunuh di kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu, saat sedang mengurus dokumen pernikahannya. Wartawan yang kerap mengkritisi rezim Saudi melalui tulisannya di surat kabar Amerika Serikat Washington Post itu dibunuh dengan brutal dan mayatnya juga dimutilasi.
Pemerintah Turki yang melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, meyakini bahwa pembunuhan terhadap Khashoggi dilakukan atas perintah penguasa Saudi yang dalam hal ini adalah Pangeran Muhammad. Namun pihak Saudi menyangkal bahwa Pangeran Muhammad terlibat dengan pembunuhan tersebut.
Salah satu orang luar yang meyakini Pangeran Muhammad tidak terlibat dengan pembunuhan itu adalah Presiden Donald Trump. Trump dengan tegas akan terus mempertahankan hubungan dengan Saudi di tengah skandal Khashoggi dan menyatakan akan terus berada di pihak Pangeran Muhammad dan mendukungnya.
"Dia memimpin Arab Saudi. Dan negara itu telah menjadi sekutu yang sangat baik (bagi AS)," tegas Trump dalam sebuah wawancara di Ruang Oval, Istana Kepresidenan AS, dikutip dari Asia One, Kamis (13/12).
Ketika ditanya apakah dirinya akan tetap berada di pihak Pangeran Saudi dalam kasus ini, Trump menjawab, "Untuk saat ini, tentu saja."
Keputusan Trump untuk tetap berdiri di depan Pangeran Muhammad dan mendukungnya mendapat kecaman keras dari sesama anggota Partai Republik di Senat. Para anggota Senat menilai keputusan Trump tersebut tidak berdasar, terlebih setelah mereka mendapat penjelasan dari Direktur CIA Gina Haspel tentang keterlibatan Pangeran Muhammad dalam pembunuhan Khashoggi.
"Dia sudah pasti buta jika tidak sampai bisa melihat bahwa pembunuhan itu memang ada di bawah perintah dan telah diatur oleh Muhammad bin Salman," kata senator Londsey Graham pekan lalu.
Sebelumnya CIA telah menyimpulkan bahwa Pangeran Muhammad lah yang memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi. Untuk membahas kasus ini, Direktur CIA Gina Haspel menggelar rapat tertutup dengan Dewan Perwakilan AS. Para senator pun setuju dengan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penyelidikan CIA.
Selain CIA dan para anggota Senat, mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pun menyatakan bahwa Pangeran Muhammad memang bertanggung jawab atas kematian Kashonggi.
"Ini adalah tanggung jawab pemerintah Saudi, dan Muhammad bin Salman adalah kepala pemerintahan Saudi," ujarnya
"Jadi mereka semua harus bertanggung jawab. Tidak ada yang boleh terlewat, baik itu individunya maupun pemerintah. Mereka tidak bisa bebas begitu saja," tegasnya.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.
Baca SelengkapnyaSaudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"
Baca SelengkapnyaHarta kekayaan Mantan Wapres AS, Mike Pence yang tolak mendukung Donald Trump maju Pilpres AS 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jemaah haji harus mempertimbangkan kondisi di Arab Saudi yang berbeda dengan Indonesia
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu Pangeran MBS di Istana Yamamah, Riyadhk, pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaBagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 320 peserta yang diumumkan lolos seleksi calon petugas PPIH Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaHarapan Jokowi, keanggotaan penuh ini menjadi momentum yang baik untuk terus menguatkan komitmen pencegahan dan pemberantasan TPPU.
Baca Selengkapnya