Kematian karena Covid-19 di Seluruh Dunia Tembus 2 Juta Jiwa

Merdeka.com - Jumlah korban meninggal karena COVID-19 di seluruh dunia mencapai dua juta lebih pada Jumat (15/1), menurut hitungan Reuters, saat semua negara di belahan bumi sedang berupaya mendapatkan berbagai macam vaksin dan mendeteksi varian baru COVID-19.
Sembilan bulan lamanya bagi dunia untuk mencatat satu juta kematian pertama COVID-19, tetapi hanya dalam tiga bulan jumlahnya meningkat menjadi dua juta kematian. Kondisi itu menggambarkan percepatan tingkat kematian.
Hingga 2021, rata-rata jumlah kematian COVID-19 di atas 11.900 per hari, yang berarti satu nyawa melayang setiap delapan detik, menurut hitungan Reuters.
"Dunia kita berada di titik tonggak sejarah yang menyayat hati," kata Sekjen PBB Antonio Guterres melalui pernyataan, seperti dilansir Antara mengutip Reuters, Sabtu (16/1).
"Di balik jumlah yang mengejutkan ini terdapat nama dan wajah: kini senyuman hanyalah tinggal kenangan, kursi selamanya kosong di meja makan, ruangan bergema dengan kesunyian orang terkasih," katanya, seraya menyerukan lebih banyak koordinasi dan pendanaan global untuk upaya vaksinasi.
Hingga April, jumlah kematian COVID-19 global dapat mendekati 2,9 juta, menurut perkiraan Institute for Health Metrics and Evaluation.

Mengingat betapa cepatnya virus menyebar karena varian yang lebih menular, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kemungkinan hal terburuk yang akan terjadi.
"Kita memasuki tahun kedua saat ini. Itu bahkan bisa lebih sulit mengingat dinamika penularan dan sejumlah masalah yang sedang kita alami," kata pejabat kedaruratan WHO, Mike Ryan, Rabu (13/1).
AS melaporkan jumlah kematian COVID-19 tertinggi, yaitu di atas 386.000, dan mencatatkan satu dari setiap empat kematian yang dilaporkan di seluruh dunia setiap harinya.
Negara yang terkena dampak parah selanjutnya adalah Brazil, India, Meksiko, dan Inggris Raya. Jika disatukan, lima negara tersebut berkontribusi hampir 50 persen pada semua jumlah kematian COVID-19 di dunia, tetapi hanya mewakili 27 persen dari populasi dunia.
Eropa, kawasan yang paling menderita pandemi di dunia, sejauh ini melaporkan 615.000 lebih kematian --sekaligus menyumbang hampir 31 persen pada kematian COVID-19 global.
Di India, negara yang baru saja mencapai 151.000 lebih kematian COVID-19, vaksinasi akan dimulai pada Sabtu (16/1). Otoritas negara itu berharap dapat memvaksinasi 300 juta orang berisiko tinggi selama 6-8 bulan ke depan.
Baca juga:
Seorang Perempuan di Inggris Kena Denda karena Langgar Lockdown Demi Beli Burger
Arab Saudi Larang Warganya Pergi ke 12 Negara Tanpa Mengajukan Izin
China Laporkan Kematian Pertama karena Covid-19 Sejak Mei 2020
Mendeteksi Jejak Virus Corona di Saluran Pembuangan Limbah
Diduga Ada Varian Baru Virus Corona di Rusia, Bermutasi 18 Kali di Tubuh Satu Orang
Pertama Kali Sejak 1969, Malaysia Umumkan Keadaan Darurat karena Lonjakan Covid-19
Dua Gorila di Kebun Binatang AS Terjangkit Covid-19
Jepang Bikin Sistem Pengenal Wajah yang Bisa Kenali Muka Orang Meski Pakai Masker
Kekebalan Vaksin Covid-19 Moderna Bisa Bertahan Sampai Setahun
Baca Selanjutnya: Mengingat betapa cepatnya virus menyebar...
(mdk/pan)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami