Pisau dari Gigi Hewan Berusia 7.000 Tahun Ini Ditemukan di Indonesia, Dipakai untuk Perang dan Ritual
Dilaporkan dalam jurnal Antiquity, temuan itu merupakan salah satu bukti arkeologi paling awal di dunia mengenai penggunaan senjata dari gigi hewan.
arkeologiPisau dari Gigi Hewan Berusia 7.000 Tahun Ini Ditemukan di Indonesia, Dipakai untuk Perang dan Ritual
Arkeolog dari Indonesia dan Australia menemukan dua artefak unik sekaligus mematikan berusia 7.000 tahun di Sulawesi.
Artefak berupa dua gigi hiu macan ditemukan dalam kegiatan penggalian. Dilaporkan dalam jurnal Antiquity, temuan itu merupakan salah satu bukti arkeologi paling awal di dunia mengenai penggunaan senjata dari gigi hiu.Kedua gigi hiu itu ditemukan dalam konteks arkeologi yang terkait dengan budaya Toalean, yaitu masyarakat pencari makan yang misterius yang tinggal di wilayah barat daya Sulawesi sekitar 8.000 tahun lalu. Gigi hiu tersebut memiliki ukuran serupa dan berasal dari hiu macan (Galeocerda cuvier) yang panjangnya sekitar dua meter.
Tim peneliti internasional dari Indonesia dan Australia menggunakan kombinasi analisis ilmiah berupa reproduksi eksperimental dan observasi komunitas manusia untuk menentukan dua gigi hiu tersebut telah dimodifikasi dan pernah dipasang pada gagang bilah.
- Penemuan Makam Berusia 9.500 Tahun Ungkap Sejarah Munculnya Budidaya Tanaman Paling Awal
- Makam Dukun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan, Isinya Bikin Arkeolog Terheran-heran
- Fosil Gigi Hiu Raksasa Berusia 290 Juta Tahun Ditemukan, Bentuknya Unik Seperti Kelopak Bunga
- Makam Berusia 4.400 Tahun Ditemukan di Mesir, Berisi Mumi Orang Penting
- VIDEO: Tawa Lebar Jokowi Saat Ditanya Jadi Pendorong Pertemuan Prabowo & Megawati
- Sekda Kota Semarang Daftar Penjaringan Pilwalkot Lewat PDIP
Hasil penelitian mengatakan, artefak ini digunakan dalam ritual ataupun peperangan.
Di situs gua Leang Panninge, ditemukan satu gigi lengkap dengan dua lubang yang dibor hingga ke akarnya. Sementara di gua Leang Bulu' Sipong 1, ditemukan gigi lain yang memiliki satu lubang, meskipun telah pecah dan kemungkinan dulunya juga memiliki dua lubang.
Pemeriksaan pada tepi setiap gigi menyiratkan gigi-gigi tersebut dipakai untuk menusuk, memotong, dan mengikis daging serta tulang. Selain itu, penelitian mikroskopis pada gigi tersebut mengungkapkan mereka pernah dipasang erat pada pegangan menggunakan benang nabati dan bahan seperti lem. Perekat yang digunakan adalah campuran dari bahan mineral, tumbuhan, dan hewan.
Sumber: the Conversation
Metode pemasangan serupa juga tercatat pada bilah gigi hiu modern yang digunakan oleh budaya-budaya di seluruh kawasan Pasifik.
Di seluruh dunia, banyak komunitas telah menyertakan gigi hiu ke dalam aspek budaya material mereka. Terutama, masyarakat yang tinggal di daerah pantai yang aktif dalam kegiatan penangkapan ikan hiu cenderung memanfaatkan lebih banyak gigi ini dalam berbagai alat.
merdeka.com
Mengapa menggunakan gigi hiu?
Eksperimen peneliti menemukan gigi hiu cukup efektif untuk membuat sayatan cukup dalam di kulit ketika dipakai untuk bertarung atau memotong daging hewan.
Sisi negatifnya gigi sangat mudah tumpul dalam waktu relatif singkat.