Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan sejumlah pernyataan yang keliru dalam lima tahun AS memerangi kelompok militan ISIS di Irak dan Suriah. Bukan itu saja Trump juga salah memahami dalam lima poin penting konflik Suriah.
Trump sebut upaya AS memerangi ISIS sangat kacau sampai akhirnya dia menjabat presiden
Benar bahwa kebijakan Trump mendorong operasi militer yang lebih gencar di Suriah sebagai bagian dari peran AS sebagai pemimpin pasukan koalisi. Namun sebetulnya di masa pemerintahan Obama pasukan milisi Kurdi direkrut AS untuk membantu memerangi ISIS.
Dikutip dari laman Haaretz, Kamis (24/10), pada Senin lalu Trump juga keliru dengan mengatakan pasukan AS sudah berada di Suriah selama 10 tahun.
Militer AS di masa Obama memulai operasi militer menghadapi ISIS pada musim panas 2014. Operasi itu dimulai di Irak. ISIS pada saat itu menguasai banyak wilayah sebelah utara dan barat Irak, termasuk kota penting Ramadi dan Mosul. Di Irak, pasukan AS punya sekutu yakni militer Irak, berbeda dengan di Suriah.
Kepala Pentagon, Ash Carter, yang menjabat dari awal 2015 sampai Trump dilantik pada Januari 2017, mengakui, "Kami butuh waktu lebih lama melancarkan operasi bersama untuk menjalankan strategi efektif melawan ISIS. Tapi operasi itu memang kacau ketika Trump menjabat presiden.
Bahkan Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah sudah di ambang kejatuhan, dan operasi militer sudah mulai menuai kesuksesan. Irak mengumumkan kemenangan atas ISIS pada Desember 2017 dan pasukan milisi Kurdi sekutu AS di Suriah menyatakan kemenangan terjadap ISIS pada Maret lalu. Namun hingga kini masih menjadi pertanyaan apakah kemenangan itu akan bertahan.
"Kami membunuh ISIS," kata Trump pada 12 Oktober.
Tidak diragukan lagi memang kekhalifahan ISIS sudah jatuh dan sebagian besar wilayah yang tadinya mereka kuasai di Irak dan Suriah sudah direbut kembali oleh militer Irak dan Suriah. Namun kelompok militan ini masih menjadi ancaman jika berbagai kondisi membuat mereka bisa bangkit lagi, termasuk perang saudara di Suriah dan tidak berjalannya pemerintahan yang efektif di Irak.
Senator Republik Liz Cheney dari Wyoming mengatakan ketika Turki menggempur wilayah utara Suriah pada 9 Oktober lalu dia tidak mengerti mengapa Trump meninggalkan milisi Kurdi dan membiarkan ISIS kembali bangkit.
Bukan itu saja, keputusan Trump menarik mundur pasukan AS dan meninggalkan sekutu Kurdi membuat Turki melancarkan operasi militer terhadap Kurdi dan membuat tahanan ISIS yang selama ini dijaga Kurdi jadi melarikan diri.
Trump sering mengatakan pasukan AS yang terlibat dalam perang melawan ISIS kini sudah mulai pulang.
Hingga saat ini, itu tidak benar. Sebagian besar dari 1.000 personel militer AS yang ditarik mundur kini sedang menuju Irak, meski hanya sementara, atau ke lokasi lain di Timur Tengah, seperti Yordania. Pentagon mengatakan mereka masih merumuskan rencana bagaimana melanjutkan kampanye anti-ISIS di Suriah dan Irak.
"Kita sedang memulangkan tentara kita," kata Trump.
Hogan Gidley, wakil kepala pers Gedung Putih, mengatakan Trump punya tujuan ingin menyeimbangkan berbagai pertimbangan.
"Presiden tidak ingin semua tentara dipulangkan," kata Gidley. "Itu sudah jadi tujuan dia sejak menjabat. Itulah yang ingin dia lakukan sekarang. Tapi dia juga ingin memastikan stabilitas di kawasan."
"Kami sudah mengambil alih," kata Trump 18 Oktober lalu, merujuk pada minyak di Suriah. Tiga hari kemudian dia mengatakan ingat ketika pasukan AS menginvasi Irak pada 2003, harusnya AS mengambil alih minyak Irak.
"Saya selalu katakan, 'kalau kita mau menyerang, jaga minyaknya'. Sama juga dengan di sini (Suriah). Jaga minyaknya."
Tapi faktanya, menurut hukum itu adalah minyak Suriah.
Trump mengatakan dia tetap mempertahankan sejumlah kecil pasukan AS bertahan di Suriah untuk menjaga agar ISIS atau pihak lain tidak mengambil alih ladang minyak dan memanfaatkan minyak itu buat meraup keuntungan, seperti lewat penyelundupan. (mdk/pan)
Baca juga:
Trump Akui Tentara AS yang Masih di Suriah untuk Amankan Minyak
Survei Terbaru: Separuh Rakyat AS Setuju Trump Dimakzulkan
Sekilas Perbandingan Ketatnya Pengamanan Pelantikan Jokowi dan Donald Trump
Twitter Sahkan Kebijakan Soal Cuitan Pemimpin Dunia, Atur Trump?
Nyali Besar Erdogan Lawan Ancaman Trump & Teruskan Serangan Turki ke Kurdi
Surat Ancaman Trump kepada Erdogan: Jangan Keras Kepala, Jangan Bodoh!
Trump Akui Tentara AS yang Masih di Suriah untuk Amankan Minyak
Survei Terbaru: Separuh Rakyat AS Setuju Trump Dimakzulkan
Jokowi Beri Tugas Khusus ke Ahok
Sekilas Perbandingan Ketatnya Pengamanan Pelantikan Jokowi dan Donald Trump
Twitter Sahkan Kebijakan Soal Cuitan Pemimpin Dunia, Atur Trump?
Nyali Besar Erdogan Lawan Ancaman Trump & Teruskan Serangan Turki ke Kurdi
Surat Ancaman Trump kepada Erdogan: Jangan Keras Kepala, Jangan Bodoh!
Keputusan Trump Serahkan Tahanan ISIS di Suriah Jadi Mimpi Buruk bagi Turki
Pembocor Rahasia Kedua Ungkap Skandal Trump dengan Presiden Ukraina
Refleksi Akhir Tahun, SBY Ingatkan Tantangan Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf
Amien Rais vs Zulkifli Hasan Jelang Kongres PAN, Apa Kata Keluarga?
Demokrat Jamin Usung Calon Kepala Daerah yang Bersih dari Korupsi
Menperin Agus: Industri 4.0 Tak Hilangkan Serapan Tenaga Kerja
Catat, Ini Jadwal Seleksi dan Pengumuman Penerimaan CPNS 2019
SHARP Rilis Android TV, Bisa Kontrol Pakai Suara dan Pengingat Adzan
Meski di Luar, SBY Tegaskan Demokrat Komitmen Ingin Pemerintah Sukses
Sambut Harbolnas 12.12, Shopee Tingkatkan Kualitas Operasional dan SDM
Pemilik Rumah Karaoke di Surabaya Didakwa Tidak Bayar Royalti
Mantan Napi Boleh Nyalon Pilkada, PKB Pilih Calon yang Bersih
Warga Khawatir Sembilan Tiang Listrik di Pati Nyaris Roboh Diterjang Puting Beliung
SBY Cerita Pernah Mau Pindahkan Ibu Kota, Tapi Batal Karena Biaya Besar
Jokowi Beri Arahan ke Erick Thohir Cari Dirut PLN Berpengalaman
Pimpinan MPR Tak Masalah UN Dihapus Asal Pendidikan Pancasila Tak Dihilangkan
Berusaha Kabur, Perampok Toko Emas di Batubara Ditembak Mati Polisi
Demokrat Soroti 5 Isu Tantangan Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf
Dalam Setahun, 6 Pelaku di Madura Selewengkan 2.160 Ton Solar Subsidi
SBY: Pajak Kurang Rp 559 Triliun, Mau Ditutup Pakai Utang?
Rencana Koridor Dua, Ini Pembangunan LRT Rute Pulogadung - Kebayoran Lama
PKS Optimis Januari 2020 Posisi Wagub DKI Sudah Terisi
Anies Pastikan Stok Pangan di DKI Jelang Natal dan Tahun Baru Aman
SBY: Pengangguran Turun 1% Belum Cukup, 8,14 Juta Orang Setengah Nganggur
SBY Soroti Pemilu 2019: Pertama dalam Sejarah, Politik Identitas Melebihi Takaran
Pemerintah Harap Ginsi Bantu Susun Regulasi Impor
Tanggapan Menko Airlangga dan Mendag soal Uni Eropa Tetapkan Bea Masuk Biodiesel RI
Ingin Dipasangkan dengan Gibran, Ketua PPP Solo Daftar ke PDIP Jateng
VIDEO: Mobil Berlogo MPR Terjaring Razia Pajak di Parkiran Mal
Awan Hitam Selimuti Langit Ibu Kota