Setelah Johnson & Johnson, Perusahaan Farmasi Eli Lilly Hentikan Uji Vaksin Corona

Merdeka.com - Dua uji coba medis vaksin Covid-19 terakhir dihentikan sementara hanya dalam waktu 24 jam karena masalah keamanan, langkah mundur terbaru para ilmuwan dalam perjuangan panjang mengatasi pandemi.
Perusahaan farmasi AS, Eli Lilly pada Selasa menghentikan uji coba Fase 3 obat antibodi yang diproduksi laboratoriumnya terhadap pasien yang dirawat di rumah sakit akibat sebuah insiden yang belum dijelaskan.
Sehari sebelumnya, raksasa perusahaan farmasi AS Johnson & Johnson menghentikan sementara uji coba vaksin Fase 3 karena adanya efek samping atau penyakit yang belum dijelaskan yang dialami salah seorang peserta.
Kepala Peneliti Johnson & Johnson, Mathai Mammen mengatakan kepada para investor pada Selasa, ada penghentian sementara yang bisa jadi tak berkaitan dengan vaksin mereka.
Bukan hal yang aneh jika uji klinis tahap akhir menemukan masalah - memang, uji coba tersebut dirancang untuk meningkatkan jumlah peserta menjadi ribuan atau puluhan ribu untuk menghilangkan efek samping yang mungkin sangat jarang terjadi.
Dokter dan ilmuwan Eric Topol, yang memimpin Scripps Research Institute, menulis di Twitter, dia terkejut mendengar adanya masalah keamanan menyangkut antibodi Lilly, karena tahap-tahap sebelumnya tidak menunjukkan efek samping yang serius.
“Semoga dihentikan sebentar dan kita akan mendapat detailnya dengan cepat. Bagus menjadi berhati-hati,” ujarnya, dikutip dari AFP, Rabu (14/10).
"Lilly mendukung keputusan DSMB independen (dewan pemantau keamanan data) untuk secara hati-hati memastikan keamanan pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini," kata seorang juru bicara kepada AFP dalam sebuah pernyataan, Selasa.
Penelitian dimulai pada Agustus di lebih dari 50 lokasi di Amerika Serikat, Denmark, dan Singapura dengan target merekrut 10.000 orang.
Obat antibodi yang diproduksi di laboratorium telah menjadi berita utama baru-baru ini setelah Presiden AS Donald Trump memuji satu pengobatan, yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Regeneron, yang menyembuhkannya dari Covid-19.
Baik Lilly dan Regeneron pekan lalu mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk otorisasi penggunaan darurat obat mereka.
Antibodi monoklonal adalah kelas obat yang relatif baru yang paling dikenal untuk mengobati beberapa jenis kanker dan penyakit autoimun.
Sistem kekebalan manusia menghasilkan antibodi, yang merupakan protein pelawan infeksi, dan vaksin mengajarkan tubuh kita untuk bersiap membuat antibodi yang tepat untuk patogen tertentu.
Pengobatan Covid-19 yang dipelajari dalam uji coba yang dihentikan itu didasarkan pada antibodi efektif yang ditemukan Lilly pada pasien yang sembuh.
Sel imun inang yang menghasilkan antibodi dapat dibiakkan di laboratorium untuk menghasilkan protein yang diinginkan secara massal.
Lilly tidak mengungkapkan detail apa pun tentang masalah keamanan atau berapa banyak orang yang terpengaruh.
Namun secara umum, efek samping ringan dari terapi intravena dapat berupa demam, menggigil dan kelelahan, sementara infus sedang hingga berat dapat menyebabkan nyeri dada dan sesak napas.
Baca Selanjutnya: Penelitian dimulai pada Agustus di...
(mdk/bal)
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami