Merdeka.com - Sarah Wijayanto merupakan salah satu figur publik multi talenta. Selain sebagai presenter, Sara juga seorang penyanyi, penulis lagu dan juga aktris. Istri Demian Aditya ini diketahui memulai terjun ke dunia hiburan sejak tahun 1994 saat menjadi Backing Vocal di band Slank.
Namun baru-baru ini, melalui saluran video YouTube The Hermansyah A6, bertajuk RUMAH TANGGAP - DEMIAN ADITYA & SARA WIJAYANTO yang di unggah pada (29/9/2020) lalu, Sarah Wijayanto menceritakan masa-masa sulitnya. Ia pernah perjuangan untuk keluar dari ketergantungan obat-obatan terlarang. Begini cerita lengkapnya:
Konsumsi Narkoba Sejak SMA
Pada video yang berdurasi lebih dari 60 menit ini, kakak dari aktris cantik Adinia Wirasti ini mengungkapkan jika dirinya sudah mengonsumsi obat-obatan terlarang sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
"Buat kakak Sarah nih yang akhirnya bisa sharing gitu, butuh waktu lama gak si?" tanya Uus.
"Banget ya, karena gak gampang sampe akhirnya memutuskan, ya udah deh gue bercerita, untuk orang lain belajar supaya tidak mengulangi lagi, gitu kan, ya itu butuh waktu lama, karena aku harus berdamai dulu, sama apa yang pernah terjadi sama hidup aku kan, karena itu kan pilihan buruk yang pernah aku lakuin, dan itu gak cuma sekali lo, itu kan berkali-kali, itu kan dari SMA udah mulai." jawab Sarah.
©2020 Merdeka.com/YouTube Uus Kamukita
Sharing
Meski tak mudah terlepas dari ketergantungan obat-obatan terlarang, Sara mengungkapkan salah satu cara untuk membangkitkan kepercayaan diri adalah berbagi cerita. Mau bercerita dengan sesama orang yang pernah merasakan hal serupa, menjadi kekuatan tersendiri baginya.
"Cuma aku tau, ya udah deh masa gue mau begini terus, gue dikasih kesempatan sama Tuhan, untuk memperbaiki ya gue harus berusaha, emang gak gampang, the best we can do adalah, ngobrol sama orang yang pernah ngalamin juga," ucap Sarah.
©2020 Merdeka.com/YouTube Uus Kamukita
Menguatkan Mental
Tak hanya itu, menurut Sara, setelah mengonsumsi obat-obatan tersebut, rasa kepercayaan dirinya hanya bersifat sementara. Kondisi tubuh dan mentalnya menjadi kembali 'kacau' setelah efek obat hilang.
"Karena ada zat yang di dalam sabu itu, dia trick your brain untuk merasakan hal-hal yang itu tadi. Wah semua lebih pede lebih apa, itu semu kayak cuma sementara, itu cuma sementara. Pada saat kita enggak pakai, jadi mencari itu," ujarnya. Padahal, tanpa itu (narkoba) you can do that," ucap Sarah.
©2020 Merdeka.com/YouTube Uus Kamukita
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami