Menelusuri Jejak Induk dari Anak Ular Kobra yang Berkeliaran di Citayam
Merdeka.com - Puluhan anak ular kobra menghantui penghuni Royal Citayam Residence, Kabupaten Bogor. Warga resah hingga takut beraktivitas di luar rumah.
Tercatat 30 ekor ular kobra jenis Jawa ditangkap. Warnanya hitam pekat dan memiliki panjang 12-15 sentimeter. Sementara keberadaan induknya masih terus dicari.
"Setelah melakukan penyisiran kami dan petugas Damkar hanya menangkap kembali 2 ekor anak kobra. Induknya belum berhasil ditemukan," kata Ketua Pagayuban Warga Perumahan Royal Citayam Residence, Hari Cahyo.
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat, menjelaskan ular bukanlah hewan yang mengerami telur-telurnya. Artinya, jika saat ini ditemukan anak ular kobra meningkat di satu lokasi, bukan berarti induknya masih berada di sekitar lokasi.
"Persepsi ular bersarang itu salah. Nah induknya itu pasti sudah bertelur tiga bulan lalu sekitar September, setelah itu langsung pergi karena dia kan tidak mengerami telur-telurnya. Dua bulan kemudian, barulah telur-telur itu menetas," kata Aji saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (10/12).
Desember, Bulan Telur Ular Menetas
Dia menambahkan, teror kobra dikarenakan musim penghujan seperti bulan Desember memang menjadi bulan untuk telur-telur menetas.
"Jika melihat dari siklusnya, memang ini bulan menetas. Awal musim hujan itu telur-telur akan menetas dan banyak area lubang yang sebelumnya dijadikan induk menyimpan telur terendam air, hingga akhirnya mereka keluar untuk berpindah lokasi. Jadi saya rasa ini bukan ledakan populasi karena pada bulan tertentu akan hilang," katanya.
Terkait temuan anak kobra dalam jumlah banyak di perumahan di Citayam, dia menduga karena kebetulan lokasi tersebut memang dijadikan tempat bertelur oleh induk kobra. Jika anak kobra yang ditangkap mencapai 30 ekor, bisa jadi induk yang bertelur mencapai dua ekor.
"Karena setiap tahunnya, satu induk itu akan bertelur satu kali sebanyak rata-rata 30 telur," katanya.
Setelah telur menetas, katanya, anak ular kobra akan berpencar mencari makan. Hingga pada bulan Januari, ular-ular itu akan menghilang karena sebaran dari titik awal menetas sudah menjauh dan biasanya jika ada sungai anak mendekat ke arah itu.
"Ukuran anakan baru menetas itu panjangnya 12-15 sentimeter, selisih seminggu kemudian bisa bertambah 5 senti. Lebih kurang satu bulan mencapai 30-40 sentimeter," sambungnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca SelengkapnyaNyawanya tak tertolong karena kehabisan banyak darah akibat tusukan pisau yang dilayangkan mertuanya.
Baca SelengkapnyaPelabuhan Cilacap menjadi pintu satu-satunya untuk kabur dari Pulau Jawa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaPara peneliti di India baru-baru ini menemukan seekor katak hidup dengan jamur kecil tumbuh di sisi tubuhnya. Yuk, simak penjelasannya!
Baca SelengkapnyaJenderal Sigit memberikan atensi seluruh jajaran menjaga kamtibmas selama Ramadan untuk menjaga kekhusyukan masyarakat selama menunaikan ibadah puasa.
Baca SelengkapnyaDi Cirebon terdapat penutur Jawa dan Sunda lo. Yuk intip 8 keunikan kota ini
Baca SelengkapnyaTarian khas Sunda yang unik dan menggambarkan lahirnya serangga kupu-kupu.
Baca Selengkapnya