Saat berjaya, pengusaha layar tancap kantongi Rp 800.000 per malam

Merdeka.com - Jamaludin (45), pengusaha layar tancap dari Bekasi Utara ini mengungkapkan kisahnya pada tahun 90-an saat bisnis hiburan layar tancap tengah naik daun. Saat itu ia bisa meraup keuntungan yang lumayan besar dari order (panggilan) layar tancapnya.

"Saat panen padi, itu banyak yang manggil layar tancap. Apalagi bulan haji, banyak yang kawinan. Biasanya kita sebulan penuh panggilan keliling kampung muter layar tancap. Semalam bisa dapet Rp.800.000, ya kalau sebulan kan pemasukan lumayan gede waktu itu," ujar Jamal saat ditemui merdeka.com di Kp. Baru, Desa Gedung Pengawas, Babelan, Bekasi Utara, Jumat (27/11).

Saking laris manisnya, Jamal kerap kewalahan menerima job panggilan layar tancap. Bahkan ada orang berani bayar dua kali lipat dari harga normal, meski demikian Jamal tetap profesional tidak mau mengecewakan pelanggannya yang sudah duluan memesan hiburan layar tancap miliknya itu.

"Panggilan layar tancap kalau di sini masyarakat masih pada demen (minat), bahkan ada yang rela bayar mahal karena yang punya layar tancap udah jarang," terangnya.

Dia mengaku dari usaha layar tancapnya itu bisa menyekolahkan ketiga anaknya, bahkan kedua anaknya sudah lulus SMA.

"Ya alhamdullilah, anak saya pada bisa sekolah semua dari hasil usaha layar tancap ini," kata Jamal.

Bahkan dia sempat membeli sebidang tanah seluas 100 meter dari hasil usaha layar tancap tersebut dan bisa bangun rumah.

"Bisa beli tahan juga, bangun rumah, beli motor, dan nambah alat-alat layar tancap," tuturnya.

Jamal juga berkeingin, jika usaha layar tancapnya tetap laku di masyarakat dan dapat keuntungan lebih akan pergi umroh.

"Doian ajah biar dapat untung banyak, ya kalau berangkat haji kan modalnya gede, minimal bisa umroh bareng isteri," harapnya.

Selain itu, Jamal mengaku tidak selamanya mulus usaha layar tancap yang digelutinya selama puluhan tahun, ada saja pesaing antar sesama pemilik usaha layar tancap yang tidak suka usahanya maju.

"Ya namanya orang usaha ada aja ya kendalanya. Kadang kita dapat panggilan di kampung orang, dan di situ ada yang punya usaha layar tancap juga. Kalau dia jahat bisa aja kita dikerjain. Seperti remot kode dikunci (di block), kan kita nggak bisa nyetel film. Itu pernah saya alamin di satu kampung," bebernya.