Merdeka.com - Sabtu (31/10) fenomena tanah bergerak terjadi Dusun Pesimpa Desa Grenggen, Kecamatan Karanganyar, Kebumen. Fenomena itu terjadi setelah hujan lebat yang tak kunjung berhenti.
Secara sekilas, fenomena itu mirip peristiwa likuifaksi yang terjadi setelah gempa besar melanda Palu pada 2018 lalu. Mengacu dalam lamanitb.ac.id,Ahli Geologi, Dr.Eng.Imam Achmad Sadisun menjelaskanfenomena likuifaksi secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan material yang padat (solid), dalam hal ini berupa endapan sedimen atau tanah sedimen, yang akibat kejadian gempa, material tersebut seakan berubah karakternya seperti cairan (liquid).
Sementara itu, dilansir dari Rri.co.id, Ketua RT 05 Dusun Pesimpa Sutijo mengatakan bahwa fenomena tanah bergerak di Kebumen terjadi secara bertahap. Pada awalnya getaran dan tanah bergerak turun seperti longsor di lahan sedalam 300 meter.
Hujan lebat yang terjadi cukup lama membuat pergerakan tanah justru semakin meluas. Akibatnya, dua keluarga yang terdiri atas tujuh orang terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
BPBD Kabupaten Kebumen kemudian menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam menganalisis fenomena itu. Lalu apa kata LIPI tentang fenomena tersebut? Berikut selengkapnya:
Setelah melakukan pengamatan di lapangan, peneliti Geologi dari Balai Informasi dan Konservasi Kebumian LIPI Chusni Anshori mengatakan fenomena itu bukanlah likuifaksi seperti yang ramai diberitakan. Dari pengamatan tersebut, LIPI mendapati bahwa tanah di bagian atas merupakan tanah merah yang di bawahnya ada lapisan yang bersifat lempungan. Walaupun sangat pelan, Chusni meyakini masih ada pergerakan tanah di lapisan tanah tersebut.
“Kalau ini bukan likuifaksi. Ini ada bidang gelincirnya. Kemudian di sini juga ada mahkotanya. Jadi ini adalah longsoran. Dalam terminologi longsoran, ini sifat gerakan rotasional. Kalau tipenya sendiri adalah nendatan atau slumping,” ungkap Chusni dikutip dari Rri.co.id pada Sabtu (31/10).
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kebumen, Teguh Kristiyanto sependapat dengan Chusni kalau itu bukan likuifaksi melainkan longsoran.
“Terkait adanya isu likuifaksi, dipastikan bukan. Ini bidang yang ambles di mahkotanya sekitar 30 meter, di bagian tengah sekitar 60 meter, dan panjangnya masih kami cek sampai ke bawah,” kata Teguh dikutip dari Rri.co.id.
Baca Selanjutnya: Bukan Likuifaksi...
(mdk/shr)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami