Kisah Mbah Mangli, Ceramahnya Bisa Terdengar Ribuan Jemaah Tanpa Pengeras Suara

Advertisement
Merdeka.com - 17 Agustus 1945 tak hanya menjadi tanggal bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Namun tanggal itu juga menjadi hari bersejarah bagi dunia dakwah tanah air. Pada hari itu, lahirlah seorang ulama yang kelak memiliki banyak karomah. Dia bernama KH Hasan Asy’ari atau lebih dikenal dengan nama Mbah Mangli.
Memiliki nama kecil Muhammad Bahri, Mbah Mangli merupakan kiai yang bersahaja dan kaya raya. Namun dia lebih memilih hidup sederhana dan senantiasa menggunakan hari-harinya untuk kepentingan agama.
Ulama legendaris ini juga dikenal memiliki banyak karomah, salah satunya adalah mengisi pengajian tanpa pengeras suara walau yang menghadiri pengajiannya sampai ribuan orang.
Lalu seperti apa sosok Mbah Mangli? Berikut selengkapnya:
Advertisement
Perjalanan Dakwah Mbah Mangli
©YouTube/Penerus Para Nabi
Dilansir dari Laduni.id, Mbah Mangli kecil dididik keras oleh ayahnya dalam belajar agama Islam. Pada tahun 1959, ia mendirikan pesantren salafiyah namun tidak diberi nama resmi. Lambat laun pondok pesantren itu diberi nama Pondok Pesantren Mangli dan sosok Hasan Asy’ari dikenal masyarakat dengan nama Mbah Mangli.
Selain mendidik umat lewat pesantren, Mbah Mangli juga aktif melakukan dakwah dan syiar Islam ke berbagai wilayah. Di Desa Mejing, Kecamatan Candimulyo, Magelang, Mbah Mangli secara khusus menggelar pengajian rutin yang bertempat tinggal di sebuah langgar atau surau yang dikenal dengan nama Langgar Linggan.
Advertisement
Ceramah Tanpa Pengeras Suara
©YouTube/Penerus Para Nabi
Dilansir dari kanal YouTube Penerus Para Nabi, jemaah pengajian Mbah Mangli datang dari berbagai daerah di Jateng, DIY, bahkan ada yang dari Jatim dan Jabar. Sehingga sering kali jemaah pengajiannya mencapai ribuan orang.
Walau begitu, Mbah Mangli mampu berbicara tanpa pengeras suara di depan ribuan jemaahnya. Mereka rela berdesak-desakan demi mendengarkan ceramah sang kiai.
Walaupun para jemaah mendengar ceramah Mbah Mangli dari tempat yang paling jauh, mereka mengaku tetap mendengar suara kiai itu dengan jelas. Mereka rela mendengarkan ceramah itu hingga pengajian selesai.
Berani Bicara Soal Politik
©YouTube/Penerus Para Nabi
Mbah Mangli merupakan sosok kiai yang kritis dan berani menyerukan perlawanan terhadap apa yang tak sesuai bagi dirinya. Selain bicara soal agama, dalam pengajiannya Mbah Mangli tak segan bicara soal politik. Padahal waktu itu masalah politik tabu dibicarakan.
Pada zaman itu, Mbah Mangli dengan lantang menyerukan ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat. Dia bicara dengan lantang dan jelas, seakan tidak peduli dengan intelijen penguasa.
Wafatnya Mbah Mangli
©YouTube/Penerus Para Nabi
Mbah Mangli wafat pada akhir tahun 2007. Saat sang kiai wafat, ribuan orang pelayat datang dari penjuru kota hanya untuk memberikan penghormatan terakhir. Mbah Mangli dimakamkan di Dusun Mangli, Ngablak, Kabupaten Magelang.
Dilansir dari kanal YouTube Penerus Para Nabi, kemampuan melihat sesuatu yang belum terjadi seakan menjadi karomah yang membuat Mbah Mangli terkenal. Faktor-faktor supranatural yang dimiliki sang kiai membuat para pengikutnya mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Mbah Mangli dengan penuh keikhlasan dan kekaguman.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami