Mengintip Tradisi Unik Pernikahan Tembakau di Lereng Gunung Sumbing
Merdeka.com - Bukan hanya dua insan saja yang bisa melangsungkan pernikahan, namun juga tanaman. Ya, di lereng Gunung Sumbing tepatnya di Desa Genito, Windusari, Magelang, Jawa Tengah mereka menggelar ritual pernikahan unik, yaitu pernikahan tembakau. Layaknya manusia, kedua tembakau di nikahkan ditonton seluruh masyarakat desa.
Bukan tanpa alasan, ritual ini merupakan wujud syukur atas hasil panen tembakau yang baik di tahun ini. Mengingat mayoritas warga lereng Gunung Sumbing berprofesi sebagai petani tembakau, Pernikahan ini diharapkan dapat membawa kesuburan tanaman tembakau dan berharap agar hasil panen tahun depan akan lebih baik lagi bagi Desa Genito.
Ritual ini diadakan setiap tahun setelah panen tembakau di lereng Gunung Sumbing. Setelah 2 tahun tidak menggelar ritual ini akibat Covid-19 yang melanda, ritual pernikahan tembakau kembali diadakan pada Selasa (28/9/2021).
©2021 Merdeka.com/FadkusTerdengar suara gamelan jawa mengalun pelan, penanda prosesi ritual segera dimulai. Sepasang remaja berbaju adat di tangannya membawa tanaman tembakau yang segera dinikahkan. Tembakau laki-laki dengan nama Kiai Pulung Soto dan tembakau perempuan Nyai Srintil.
Dengan iringan suara gending jawa yang mengalun, sepasang remaja ini berjalan beriringan membawa kedua tembakau. Lantas, arak-arakan berhenti di Sendang Piwakan, tempat ritual ini berlangsung.
©2021 Merdeka.com/FadkusSampai di Sendang Piwakan, terlihat warga telah memadati lokasi. Pandemi tak membuat mereka melewatkan momen ini. Bersiap sejak pagi hari, dari kediamannya masyarakat lereng Gunung Sumbing telah membawa tumpengan dan aneka lauk pauk. Sebagai persembahan yang diletakkan di pesanggrahan sendang.
Prosesi selanjutnya, dua buah tanaman tembakau tersebut dijadikan satu. Kemudian dicelupkan ke mata air Sendang Piwakan. Pimpinan ritual terus membaca mantra sambil menaburkan kembang ke dalam air sendang. Kedua tembakau berhasil dan sukses dinikahkan. Pimpinan ritual membaca doa, lantas makan bersama.
©2021 Merdeka.com/FadkusPernikahan tembakau merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap bulan Sapar (penanggalan jawa) atau merti desa. Tradisi ini dilakukan secara turun temurun sejak dulu kala. Selain sebagai wujud syukur, tradisi ini juga menjadi melestarikan budaya Jawa dari leluhur.
©2021 Merdeka.com/FadkusDalam ritual pernikahan tembakau tersebut, masyarakat juga membuat gunungan hasil bumi. Pada akhir ritual gunungan tersebut diperebutkan masyarakat.
Selanjutnya acara ini ditutup dengan pementasan berbagai jenis kesenian yang ada di desa tersebut. Beberapa kesenian yang akan dipentaskan itu seperti jatilan, wayang kuli serta kesenian khas Kabupaten Magelang lain di desa tersebut.
(mdk/Tys)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para tamu undangan diperlakukan secara terhormat melalui tradisi piring terbang.
Baca SelengkapnyaMalang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, perumpamaan ini seolah pas dengan kemalangan yang dihadapi pasangan pengantin di Demak.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaTradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaSelain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,
Baca SelengkapnyaKabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca Selengkapnya