Ubah Limbah Tahu Jadi Biogas, Kini Warga Desa Sambak Magelang Tak Ketergantungan Elpiji
Limbah tahu yang meresahkan warga sekitar, kini menjadi berkah hingga desa tersebut mendapat julukan desa mandiri energi.
bri fellowship journalism 2024Ubah Limbah Tahu Jadi Biogas, Kini Warga Desa Sambak Magelang Tak Ketergantungan Elpiji
Limbah tahu yang meresahkan warga sekitar, kini menjadi berkah hingga desa tersebut mendapat julukan desa mandiri energi.
Desa Sambak yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mampu memanfaatkan limbah tahu menjadi biogas. Limbah tahu yang meresahkan warga sekitar, kini menjadi berkah hingga desa tersebut mendapat julukan desa mandiri energi.
Awalnya, warga Desa Sambak mengeluhkan limbah tahu yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Limbah tahu menimbulkan aroma yang tidak sedap, hingga mengganggu pengairan sawah warga. Adanya masalah tersebut, pemerintah Desa Sambak mengajukan keluhan tersebut ke pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng pada 2014 silam.
Sebelum memperoleh prestasi desa mandiri energi kategori mapan, Desa Sambak perlu melewati perjuangan yang cukup panjang. Upaya yang dilakukan tak berjalan mulus.
- 101 Warga Keracunan Gas, PT Sorik Marapi Geothermal Power Pastikan Tak Ada Kebocoran Saat Aktivasi Sumur
- PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton
- Desa BRIlian Sambak Magelang Raih Proklim Lestari, Kopi Potorono Jadi Inspirasi
- Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, BUMN Semen Gunakan 559.625 Ton Sampah Jadi Bahan Bakar Subtitusi Batu Bara
- Ashanty rajin mengikuti kajian agama karena merasa kurang ilmu agamanya dan tidak pernah diajari sejak kecil
- Respons Jokowi soal Gaji Pekerja Swasta Bakal Dipotong Buat Tapera
Awal Mula Perjalanan Limbah Tahu Jadi Biogas
Kisah ini berawal dari sekitar tahun 2013. Warga mulai mengeluhkan dampak pencemaran limbah tahu. Limbah tersebut berasal dari pabrik tahu yang berada di Dusun Sindon.
“Di Desa Sambak ini banyak perajin tahu. Kurang lebih ada 13 pengusaha tahu. Limbah tahu itu dulunya dibuang di sungai, yang menimbulkan masalah merusak lingkungan,” kata Dahlan, Kepala Desa Sambak kepada merdeka.com, Minggu (10/3).
Dampak yang dikeluhkan saat itu antara lain polusi udara, hingga limbah yang mengalir ke sawah-sawah. Kondisi ini membuat beberapa ikan milik warga yang berada di kolam mati. Selain itu, hasil panen warga juga tidak maksimal akibat limbah tahu ini.
Kepala Dusun Sindon, Suryadi, pernah merasakan hasil padinya tidak maksimal karena pengairan sawahnya tercampur limbah tahu.
“Waktu itu sawah saya juga pernah kena dampaknya. Limbah tahu mengalir ke sawah saya, bikin hasil panen tidak maksimal,” cerita Suryadi sambil menunjukkan keberadaan sawahnya yang tak jauh dari Pondok Kopi Potorono.
Sambak Jadi Rujukan Studi Banding untuk Desa Maupun Daerah Lain
Pada 2014, Desa Sambak mengirimkan proposal untuk pengelolaan limbah tahu. Tepat pada 2015 akhirnya baru terealisasi.
Selanjutnya, warga Desa Sambak melakukan berbagai upaya untuk memanfaatkan limbah tahu itu menjadi biogas. Warga juga membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sehingga air limbah yang keluar ramah lingkungan.
Keberhasilan terhadap pengelolaan limbah tahu tersebut membuat Desa Sambak kerap menjadi rujukan studi banding dari desa maupun daerah lain. Beberapa pengunjung datang dari luar Jawa, seperti Sumatra dan Kalimantan.
“Limbah tahu yang dimasukkan ke digester menghasilkan gas meta. Gas meta ini bisa digunakan untuk biogas. Dengan pengelolaan limbah tahu menjadi biogas, menjadi salah satu potensi wisata edukasi Desa Sambak,” cerita Dahlan.
Setelah berhasil mengubah limbah tahu menjadi biogas, beberapa warga desa dapat berhemat. Ya, warga tidak perlu membeli Elpiji untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari. Manfaat yang nyata ini mendorong pemerintah desa untuk mengembangkan pemanfaatan biogas.
“Saat ini kurang lebih sudah ada sekitar 68 kepala keluarga (KK) yang memanfaatkan biogas dari pengelolaan limbah tahu dan akan terus ditingkatkan,” lanjut Dahlan.
BRI Bantu Bangun Rumah Pertemuan dan Jalan
Desa Sambak yang memiliki banyak potensi, membuat BRI mengajak Desa Sambak untuk bergabung dengan Desa BRIlian. Harapannya, Desa Sambak bisa semakin dilirik dan menerima banyak kunjungan wisata. BRI pun selalu berkomitmen untuk mendukung kemajuan binaan Desa BRIlian agar terus maju.
Adapun upaya BRI untuk membantu pengelolaan biogas di Desa Sambak dengan membuatkan rumah pertemuan IPAL biogas. BRI juga membuatkan akses jalan menuju tempat pengelolaan biogas. Hal ini bertujuan agar wisatawan dapat dengan mudah melihat langsung tempat pengelolaan biogas di Desa Sambak tersebut.
“Ini bantuan yang diberikan oleh BRI. Ada pendopo, penampungan hingga tangga untuk akses jalan,” kata Suryadi, Kepala Dusun Sindon.
Desa Sambak yang sudah masuk ke dalam 15 besar Desa BRIlian diharapkan dapat menjadi model kemajuan desa yang bisa diadopsi oleh desa-desa lainnya. BRI akan selalu berupaya memberikan dukungan dalam bentuk pengembangan, pelatihan hingga permodalan.
Desa BRIlian bisa bergerak untuk meningkatkan literasi dan edukasi di desa. Di mana seluruh masyarakat desa bisa mengakses kebutuhan agar desa terus maju.
BRI juga menggaungkan program inkubasi desa untuk Desa BRIlian meliputi pembahasan leadership & penguasaan kompetensi, kelembagaan desa & BUMDes, entrepreneurship, inovasi desa, digitalisasi desa, teknik komunikasi, dan materi tematik sesuai kebutuhan desa.