Merdeka.com - Merebaknya Virus Corona di Indonesia membuat kebutuhan akan masker meningkat tajam. Akibatnya, terjadi kelangkaan masker di berbagai tempat. Bila masih tersedia-pun, masker dijual dengan harga yang mahal.
Namun, kelangkaan masker itu ternyata bisa menjadi sebuah peluang untuk mengais rezeki bagi para pegiat industri tekstil. Salah satunya oleh perusahaan batik asal Sukoharjo, Jawa Tengah. Tak tanggung-tanggung, pemilik perusahaan batik itu mengerahkan para pekerja konveksinya untuk membuat masker dengan motif batik.
Dilansir dari Liputan6.com pada Sabtu (4/4), Komisaris Utama Batik Keris, Lina Tjokrosaputro mengatakan sejak merebaknya wabah Virus Corona, permintaan masker melonjak tinggi. Hanya saja masker yang dibuat perusahaan batiknya bukanlah masker medis, melainkan masker kain yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Dilansir dari Liputan6.com pada Sabtu (4/4), Lina menceritakan pada awalnya masker yang diproduksi itu berwarna putih polos seperti yang digunakan para karyawan di perusahaan tersebut. Namun setelah itu muncul ide untuk membuat masker dengan menggunakan kain batik.
Menurut Lina, kain batik yang biasa digunakan di perusahaannya dinilai efektif untuk mencegah penularan penggunanya dari Virus Corona.
"Motif-motif ini adalah desain dari batik sendiri. bahkan untuk membuatnya memang menggunakan kain yang sudah ada. Kalau kita bikinnya dengan barang baru pasti harganya akan lebih mahal," ujar Lina dilansir Liputan6.com pada Sabtu (4/4).
Menurut Lina, masker itu aman digunakan sebagai penutup mulut dan hidung bagi masyarakat umum. Masker ini sendiri terdiri dari tiga lapisan kain. Di antara kedua lapisan itu, terdapat bagian yang difungsikan sebagai filter tissue yang bisa diganti setiap saat.
"Masker batik itu pelapisnya adalah kain cotton 100 persen. Masker batik ini terdiri dari tiga pelapis yang fungsinya untuk memasukkan filter tissue yang bisa diganti," ujar Lina.
Lina menjelaskan bahwa masker itu dijual secara online. Harga satu maskernya adalah Rp 8.000. Untuk yang ingin memesan masker itu, pemesan minimal untuk 500 masker.
"Penjualannya melalui online. Bahkan dari kami ada tim khusus yang melayani penjualan masker. Yang belanjanya ingin eceran atau memang mau memesan, kita berusaha untuk memenuhinya," ujar Lina dilansir Liputan6.com pada Sabtu (4/4).
Karena permintaan masker terus meningkat, para pekerja di Batik Keris yang biasanya mengerjakan garmen untuk sementara waktu dialihkan mengerjakan masker. Hanya saja Lina mengakui kalau keuntungan mengerjakan garmen lebih besar dibandingkan dengan mengerjakan masker.
"Permintaan untuk mengerjakan masker ini adalah salah satu cara untuk bertahan di tengah kondisi seperti ini. namun kita berharap badai ini segera berlalu dan ekonomi segera bangun," ujar Lina dilansir Liputan6.com.
Baca Selanjutnya: Inspirasi Awal Membuat Masker Batik...
(mdk/shr)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami