Wisata di Gunung Kidul Tak Bisa Berlakukan E-Ticketing, Ternyata Ini Penyebabnya

Merdeka.com - Di era digital ini, banyak sistem yang telah dibuat secara elektronik. Dengan sistem elektronik, segala bentuk transaksi bisa dilakukan tanpa harus bertemu atau tatap muka, melainkan via online atau daring. Terlebih lagi, di masa pandemi ini mengurangi interaksi begitu penting dilakukan demi mencegah penyebaran virus Corona.
Tapi tak semua tempat bisa menerapkan sistem itu. Di beberapa tempat, ada kendala-kendala tertentu yang menyebabkan sistem elektronik tak bisa diterapkan. Salah satunya pada obyek wisata di Gunung Kidul.
“Inilah yang menjadi persoalannya. Masih ada lokasi-lokasi yang tidak ada sinyal telekomunikasi sehingga berpengaruh terhadap rencana e-ticketing. Tiket yang diberi secara daring tidak bisa dicek,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Gunung Kidul Asti Wijayanti dikutip dari ANTARA pada Rabu (2/9).
Lalu bagaimana solusi atas permasalahan tersebut? Berikut selengkapnya:
Pemadaman Listrik

Tak hanya persoalan ketiadaan sinyal telekomunikasi, permasalahan berikutnya ada pada ketersediaan pasokan listrik. Menurut Asti, di tempat itu masih sering terjadi pemadaman listrik dan hal tersebut berpengaruh terhadap layanan sehingga harus dilakukan antisipasi.
“Solusinya, kami menggunakan listrik premium yang anti mati. Ini sedang kami pertimbangkan untuk mendukung upaya dalam penerapan e-ticketing,” kata Asti.
Berharap Dukungan Pemerintah
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Asti juga berharap bantuan pemerintah. Asti berharap, dengan adanya program penambahan jaringan internet gratis yang dikembangkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika di 1.000 titik dapat membantu dalam upaya penerapan e-ticketing di kawasan wisata itu.
“Kami dukung program itu karena dengan adanya sinyal maka bisa lebih mudah dalam penerapan layanan berbasis internet,” kata Asti.
Solusi Permasalahan

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gunung Kidul, Kelik Yuniartoro mengakui bahwa masih ada wilayah Gunung Kidul yang kesulitan mengakses jaringan telekomunikasi. Oleh karena itu, Ia mempersiapkan tiga skema.
Pertama, pemanfaatan dana desa untuk memperkuat sarana internet yang dimiliki pemkab. Kedua, dengan menggandeng investor untuk mendirikan menara telekomunikasi.
“Untuk yang ketiga dilakukan dengan memanfaatkan program dari pemerintah pusat yang bertajuk Bakti Kominfo RI dengan membangun tower BTS kecil di wilayah susah sinyal,” kata Kelik dikutip dari ANTARA.
Baca Selanjutnya: Pemadaman Listrik...
(mdk/shr)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami