Merdeka.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meresmikan desa digital di Desa Kendalbulur, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Kamis, 29 Oktober 2020. Seremoni peresmian desa digital ditandai dengan peletakan batu pertama pengembangan taman wisata edukasi Nangkula Park yang pengelolaannya dilakukan sepenuhnya oleh BUMDes setempat.
Dikutip dari liputan6.com (30/10/2020), Mendes sempat menguji penggunaan tombol panik yang berfungsi sebagai kentongan digital untuk menyebarkan informasi kedaruratan.
©2020 Merdeka.com/Instagram @nangkulapark
"Di era digital, kentongan digital ini menyalakan alarm di semua ponsel warga yang mengunduh aplikasi yang sudah disediakan melalui layanan play store di telepon pintar (android,)" ungkap Mendes PDTT Abdul Halim memulai pidato sambutannya.
Peluncuran desa digital di Desa Kendalbulur ini sekaligus menandai pelayanan desa yang berbasis teknologi dan jaringan, yang mudah dan cepat.
"Cepat atau lambat, desa digital akan menjadi sebuah keniscayaan. Dengan digitalisasi desa akan menunjukkan kehadiran pemerintah desa di hadapan warganya," lanjutnya.
Pemanfaatan teknologi dalam pelayanan masyarakat desa menggantikan sistem lama yang terkesan kuno dan lama. Dalam aplikasinya, warga tak perlu lagi menunggu lama saat mengurus surat, yakni cukup melalui aplikasi, selanjutnya surat yang diinginkan akan diurus oleh perangkat desa yang bertugas.
“Tidak eranya lagi warga desa harus nongkrong di balai desa untuk mengurus sebuah surat,” ungkap Mendes PDTT itu.
Menurut Mendes, kehadiran negara direpresentasikan di seluruh level birokrasi. Mulai dari tingkat desa (pemerintah desa), tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga dari level tertinggi kehadiran negara dalam skala nasional (pusat).
Puncak dari kemudahan lewat digitalisasi ini ialah bukti kehadiran negara di tengah warganya. Pemanfaatan teknologi informasi bisa memudahkan masyarakat mengakses pelayanan publik.
©2020 Merdeka.com/Instagram @nangkulapark
Mendes PDTT Abdul Halim menambahkan bahwasanya aplikasi desa digital harus direplikasi ke desa-desa lain.
“Iya pasti akan kita adopsi dan dijadikan patokan untuk desa desa lain, silahkan belajar ke Desa Kendalbulur ini," katanya.
Tidak hanya memuji pengelolaan desa digital di Kendalbulur, Abdul Halim juga mengapresiasi pemerintah desa yang memberdayakan dana desa untuk bisa membangun Taman Wisata Edukasi Nangkula Park.
Sebagai informasi, dalam kurun waktu empat bulan Nangkula Park mampu meraup omzet hingga Rp1,5 milliar. Taman wisata edukasi ini mampu menyumbang pemasukan desa sebesar Rp12 juta.
©2017 mashable.com
"Pak Kades, ini prinsipnya uang masuk sebanyak-banyaknya, tapi jangan sampai keluar, makanya digunakan untuk subsidi benih padi, kesehatan, hingga Pajak PBB tadi,” jelas Abdul Halim.
Tidak hanya meresmikan Desa Digital Kendalbulur, kehadiran Menteri Abdul Halim juga menandai pembangunan perluasan wisata buatan Nangkula Park di Desa Kendalbulur yang sejak pertama berdiri dikelola sepenuhnya oleh BUMDes setempat.
Kepala Desa Kendalbulur, Anang Mustofa menyebut saat ini pihaknya sudah menggunakan aplikasi Simpel Desa dalam pelayanan kepada masyarakat.
Melalui aplikasi ini, layanan permohonan pembuatan surat bagi warga Desa Kendalbulur bisa dilayani dengan cepat. Anang menyebut aplikasi ini sudah diujicobakan kepada dua RT di desanya dan berjalan lancar.
“Warga tinggal memilih jenis suratnya, hasilnya dicetak di kertas dan saya tinggal tanda tangan, setiap saat setiap waktu saya bisa tanda tangan apalagi aplikasi ini kan terhubung ke handphone kades, jadi saya bisa tahu,” ungkapnya.
Baca Selanjutnya: Pelayanan Desa Berbasis Teknologi dan...
(mdk/rka)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami