Merdeka.com - Pemilik akun Facebook Panji Lotus membagikan cerita mengenai aktivis anti masker asal Banyuwangi, Jawa Timur di grup Facebook INFO WONG NGANJUK pada Jumat (2/10/2020) lalu. Dalam unggahan itu, diceritakan bagaimana M Yunus Wahyudi yang dijuluki sebagai aktivis anti masker beradu mulut dengan petugas medis.
Yunus menjemput paksa jenazah pasien reaktif Covid-19 di RSUD Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Berikut ini alasan yang ia kemukakan saat berhadapan dengan petugas medis.
©2020 Merdeka.com/Facebook INFO WONG NGANJUK
Aksi Yunus itu direkam dalam sebuah video yang dipublikasikan MCTV. Dalam video berdurasi 30 detik itu, tampak Yunus sedang berbicara dengan nada tinggi kepada petugas medis.
“Itu sakit (biasa), komplikasi sudah, jangan dibikin corona, mana saya yang ngubur, gak usah pakai masker, gak sakit apa-apa kok,” ucap Yunus.
Sebelumnya, Yunus mengatakan, bagaimana jika jenazah yang bersangkutan ditolak pemakamannya oleh warga setempat. Ia pun melayangkan pertanyaan, “Kalau ditolak di sana, di pemakaman, gimana? Tanggung jawab sampean,” kata Yunus.
©2020 Merdeka.com/Facebook INFO WONG NGANJUK
Pria yang berjuluk Harimau Blambangan itu mempertanyakan alasan RSUD Genteng menerapkan protokol kesehatan dalam proses pemulasaraan dan pemakaman si pasien. Petugas medis pun menjabarkan bahwa sebelum dirujuk ke RSUD Genteng, si pasien sempat dirawat dan menjalani tes cepat di Klinik Al Hana, Benculuk dengan hasil reaktif.
Mendapat penjelasan tersebut, Yunus tampak belum puas. Ia menanyakan apakah hasil tes cepat bisa menjadi dasar bahwa jenazah pasien harus dimakamkan dengan penerapan protokol kesehatan. Lantaran tak juga mendapat penjelasan yang meyakinkan, dia pun meminta petugas medis RSUD Genteng, untuk bersumpah di bawah kitab suci, jika pasien meninggal benar-benar terinfeksi Covid-19.
©2016 Merdeka.com
Di luar dugaan, pria yang dijuluki sebagai aktivis anti masker Banyuwangi itu justru dipersilakan membawa pulang jenazah pasien tanpa harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19, seperti yang telah direncanakan pihak RSUD Genteng.
Saat dikonfirmasi, Yunus membenarkan bahwa dirinya melakukan penjemputan jenazah pasien RSUD Genteng, seperti yang terlihat dalam video yang tersebar luas di jejaring sosial. Peristiwa itu berlangsung pada Senin (28/9/2020) lalu. Identitas jenazah pasien yang dijemput paksa atas nama Sudarmi (55), warga Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo, yang tak lain merupakan tetangga Yunus sendiri.
Menurut keterangannya, aksi tersebut dia lakukan lantaran tidak yakin dengan hasil diagnosa pihak RSUD Genteng. Di mana pihak Rumah Sakit mengeluarkan rekomendasi agar jenazah pasien dimakamkan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan beracuan pada hasil tes cepat.
Baca Selanjutnya: Bersitegang dengan Petugas Medis...
(mdk/rka)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami