Dirayakan Tiga Bulan Berturut-turut, Ini Cara Keluarga Jawa Sambut Kehamilan Pertama

Advertisement
Merdeka.com - Sebagian masyarakat petani di pedesaan Jawa Timur memiliki tradisi khusus menyambut kehamilan pertama dalam keluarganya. Pasalnya, kehamilan pertama dalam sebuah keluarga menjadi peristiwa penting.
Dahulu, seorang ibu muda yang hamil merupakan lambang kesuburan. Maka, ia biasa mendapat perlakuan baik dari anggota keluarga yang lain.
Sementara itu, peristiwa kehamilan menimbulkan kecamuk perasaan berbeda. Pertama, menimbulkan harapan. Kedua, menumbuhkan kecemasan tersendiri.
Advertisement
Suasana Gembira
Anak yang berada dalam kandungan harus dijaga dengan baik. Oleh karena itu, seorang ibu yang mengandung harus dijauhkan dari suasana duka. Sebaliknya, sebisa mungkin suasana hatinya dibuat gembira.
Masyarakat pedesaan Jawa Timur memiliki upacara tradisi turun-temurun yang menjadi bentuk selametan atas kehamilan seorang perempuan.
Upacara tersebut dilakukan sejak kandungan sang ibu berusia satu bulan hingga saat yang bersangkutan melahirkan. Masyarakat Jawa Timur terutama di daerah pedesaan masih menjaga tradisi upacara selamatan kehamilan dengan patuh dan khidmat.
Advertisement
Ragam Upacara Kehamilan
©2013 Merdeka.com
Berikut ini serangkaian upacara yang lazim dilakukan sepanjang masa kehamilan pertama:
Pertama, Mapag Tanggal berarti menjemput tanggal. Upacara selamatan ini diselenggarakan saat kandungan seseorang berusia satu bulan. Dalam selamatan ini, tidak ada ritual khusus yang harus dilakukan perempuan yang hamil, suami, maupun keluarganya yang lain. Sajian yang dihidangkan dalam selamatan pun sederhana, yakni berupa jenang abang atau bubur merah.
Selanjutnya, saat kandungan berusia dua bulan, diselenggarakan selamatan lagi. Kali ini makanan yang disajikan jauh lebih banyak dan beraneka ragam, yakni nasi gudangan, nasi tumpeng, bubur merah dan bubur putih, pipis kenthel, dan jajan pasar. Selamatan tersebut mengundang para kerabat dekat dan tetangga sekitar rumah.
Sama seperti upacara Mapag Tanggal, dalam upacara selamatan dua bulan, ibu hamil juga tidak melakukan ritual khusus, sebagaimana dikutip dari laman resmi jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id (15/10/2012). Namun, ibu hamil diminta lebih berhati-hati dalam bekerja, menahan diri tidak mengejek atau membenci sesuatu.
Berikutnya, saat usia kandungan memasuki bulan ketiga, diselenggarakan upacara Neloni. Upacara selamatan ini jauh lebih meriah dibanding dua upacara selamatan sebelumnya.
TOPIK TERKAIT
Advertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami