Merdeka.com - Seperti kita ketahui, pandemi Covid-19 yang menyerang Bumi saat ini belum juga berakhir. Sejak masuk ke Indonesia pada Maret lalu, kasusnya selalu mengalami peningkatan setiap harinya. Bukan hanya Indonesia, banyak juga negara yang mengalami nasib sama.
Adanya pandemi membuat pemerintah di berbagai negara membuat beragam kebijakan, salah satunya membatasi warganya untuk beraktivitas di luar rumah. Masyarakat dianjurkan untuk tetap di rumah selama tidak ada sesuatu yang mendesak.
Serangan pandemi yang tiba-tiba ini cukup berdampak pada banyak hal. Selain ratusan ribu jiwa melayang, pandemi juga memorakporandakan berbagai aspek.
Dunia pendidikan pun mengambil keputusan untuk melakukan pembelajaran secara daring. Tak hanya itu, banyak juga perusahaan maupun kantor yang meminta karyawannya untuk bekerja dari rumah sementara waktu.
Dari sisi ekonomi, banyak juga perusahaan yang tak berhasil bertahan di tengah pandemi. Hal itu membuat mereka harus melakukan pengurangan karyawan. Efeknya, banyak orang kehilangan mata pencahariannya dan menjadi kesulitan mencari nafkah.
Tak hanya itu, pemerintah juga melarang adanya aktivitas yang melibatkan kerumunan orang. Seperti halnya acara pernikahan hingga acara olahraga. Banyak acara olahraga yang harus ditunda hingga dibatalkan pelaksanaannya.
Hilangnya sumber penghasilan juga berlaku bagi para pelatih olahraga, salah satunya zumba. Salah satu instruktur zumba yang terdampak adalah Tutut Indah Rekhany. Wanita berusia 37 tahun ini telah menjadi instruktur zumba selama kurang lebih 3 tahun terakhir.
Ia mengajar zumba dari satu studio ke studio lain di sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang bernama Kebumen. Semuanya berawal karena Indah sangat menyukai olahraga dan akhirnya jatuh cinta terhadap zumba.
“Sudah hampir 3 tahun ini jadi instruktur zumba. Awalnya karena suka olahraga, terus nyobain. Malah jadi keterusan dan jatuh cinta sama zumba,” jawab Indah.
Zumba merupakan salah satu jenis senam yang menyenangkan dan mudah diikuti. Zumba berasal dari kata “zum-zum” dalam bahasa Kolombia yang berarti bersenang-senang dan bergerak cepat. Dalam zumba, terdapat banyak gerakan perpaduan salsa dan tari latin yang digabungkan dengan musik latin maupun internasional.
Zumba masuk ke Indonesia pada 2001 lalu. Saat itu, zumba tak langsung memiliki banyak peminat. Belum banyaknya orang yang mengetahui tentang zumba juga menjadi salah satu faktor olahraga ini sepi peminat.
Menurut Indah (37) saat diwawancarai merdeka.com via WhatsApp, zumba mulai banyak dikenal publik pada 2010. Saat itu mulai banyak orang yang tahu, tertarik dengan zumba dan membuat semakin banyak orang yang ingin mengikuti kelas zumba.
“Zumba masuk ke Indonesia itu tahun 2001. Tapi mulai booming-nya itu sekitar tahun 2010-an, ya. Sejak saat itu makin banyak yang ingin ikutan kelas zumba sampai sekarang selalu bertambah,” jelas Indah.
Namun sejak merebaknya pandemi, banyak orang ketakutan dan memilih untuk tetap di rumah saja. Hal tersebut tentu membuatnya kehilangan banyak job. Dari yang sebelumnya selalu ada kelas setiap hari, namun saat pandemi Covid-19 ini Indah benar-benar sepi job. Ia bahkan hanya mengajar satu kelas setiap minggunya.
“Saat awal-awal pandemi, kelas banyak yang off. Yang biasanya setiap hari ada kelas, seminggu hanya sekali di saat awal pandemi. Karena banyak yang ketakutan karena pandemi,” jelasnya lagi.
Kehilangan banyak job membuat sumber pemasukan sehari-hari Indah berkurang drastis. Dari yang biasanya bisa menghasilkan Rp300.000 setiap harinya, saat itu ia hanya bisa mendapat Rp100.000 per hari. Itu pun dalam kurun waktu satu minggu.
Hal ini membuat Indah harus putar otak untuk bertahan. Akhirnya ia mendapatkan solusi dengan mengadakan kelas online. Kelas online ini menggunakan sistem yang sama dengan pembelajaran online siswa maupun mahasiswa. Mereka akan memakai fitur Zoom atau semacamnya untuk melakukan kelas online.
Namun, hal itu rupanya juga tidak berjalan sesuai harapan. Indah mengaku banyak kendala saat melakukan kelas online. Para peserta kebanyakan mengeluhkan jaringan yang susah, sehingga semuanya tidak berjalan lancar meski ia sudah membebaskan biaya kala itu.
Saat ditanya bagaimana perbandingan antara kelas tatap muka dengan kelas online, Indah pun dengan mantap menjawab bahwa kelas tatap muka lebih menyenangkan dan efektif daripada kelas online.
“Waktu itu, sempat juga mengadakan kelas online. Awalnya banyak pesertanya. Tapi lama kelamaan banyak kendalanya. Banyak peserta yang mengeluhkan susahnya jaringan. Jadi ya akhirnya mereka malas dan hanya beberapa kali aja. Padahal waktu itu free, nggak dipungut biaya. Lebih enak kelas tatap muka juga dari pada kelas online,” jelas Indah.
Hal itu membuatnya harus mencari solusi lain untuk bertahan. Akhirnya Indah berpikir untuk berjualan online. Mengingat sedang pandemi, ia pun memutuskan untuk berjualan Alat Perlindungan Diri (APD) seperti masker, hand sanitizer, bahkan makanan. Ia mengaku menjual apa saja agar dapat bertahan di tengah pandemi.
“Karena pendapatan terus berkurang, terus akhirnya nyoba jualan online. Jualan apa aja. Masker, hand sainitizer, makanan. Pokoknya apa aja yang penting ada pemasukan,” jelasnya.
Ketika ditanya soal pendapatannya saat harus banting setir berjualan Alat Perlindungan Diri (APD), Indah pun menjawab jika pendapatannya tidak menentu. Hal tersebut dikarenakan banyaknya saingan yang menjual barang serupa.
Saat mengobrol bersama Indah via WhatsApp, Indah pun mengatakan jika sebelum adanya pandemi, peminat zumba memang sudah banyak. Namun setelah adanya pandemi, peminat zumba kini justru kian bertambah.
Pesertanya pun berasal dari berbagai kalangan. Ibu rumah tangga, mahasiswi, pekerja kantoran, karyawan swasta, PNS, semuanya ada.
Bahkan tak hanya wanita saja, kini mulai banyak juga pria yang tertarik dengan olahraga zumba. Belakangan ini bahkan banyak juga Zumba Instructor Network (ZIN) yang berjenis kelamin laki-laki.
Indah juga menjelaskan jika kebanyakan dari mereka mengikuti zumba dengan tujuan untuk program penurunan berat badan. Hal ini tentu sangatlah efektif mengingat zumba memiliki gerakan yang cepat dan tepat.
Tak hanya itu, tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga untuk menjaga imun tubuh di tengah pandemi juga membuat peminat zumba semakin bertambah. Selain itu, zumba juga disebut dapat menjadi salah satu alternatif melepas stres.
“Perkembangannya semakin pesat sekarang ini ya. Semakin banyak orang tertarik untuk mengikuti kelas zumba. Pesertanya dari semua kalangan ada. Ibu rumah tangga, karyawan swasta, PNS, mahasiswa semua ada. Kebanyakan dari mereka ikut untuk program penurunan berat badan. Tapi bisa juga untuk melepas stres, karena kan menyenangkan,” jelas Indah lagi.
Setelah beberapa bulan berlalu, pemerintah Indonesia akhirnya mencabut pembatasan-pembatasan yang sebelumnya diberlakukan dengan menerapkan kebijakan “New Normal” atau kebiasaan baru. Masyarakat kembali boleh beraktivitas di luar rumah namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Beberapa perusahaan dan kantor layanan publik kembali meminta karyawannya untuk bekerja di kantor, namun dengan mengurangi jam kerja maupun pemberlakuan sistem shifting. Acara-acara olahraga pun pelan-pelan memulai kembali musimnya.
Di awal pemberlakuan “New Normal”, Indah akhirnya memutuskan untuk kembali melakukan kelas tatap muka. Namun itu pun tak dilakukan secara gegabah. Semua itu ia lakukan secara perlahan dan penuh persiapan. Ia bahkan membatasi jumlah peserta yang mengikuti kelas zumba.
Ia juga tetap berpegang teguh dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia meminta para pesertanya saling menjaga jarak, tak berjabat tangan, hingga mensterilkan studio yang baru digunakan secara menyeluruh.
“Setelah new normal, pelan-pelan mulai ada kelas. Tapi dengan peserta dibatasin. Kami juga saling menjaga jarak satu sama lain. Terus sebisa mungkin menghindari kontak langsung juga. Setelah selesai zumba studio juga langsung di sterilisasi secara menyeluruh dengan di pel, dibersihkan kacanya,” kata Indah.
Bicara soal pandemi, Indah mengatakan jika antusias masyarakat bertambah setelah new normal. Kini, semakin banyak masyarakat yang tertarik mengikuti zumba daripada saat sebelum pandemi.
Indah menduga hal ini disebabkan karena sudah banyak orang yang sadar akan pentingnya menjaga imun tubuh agar tak terpapar Corona. Salah satunya bisa dilakukan dengan zumba.
Hal itu membuat pendapatannya meroket setelah memutuskan kembali untuk mengadakan kelas zumba secara tatap muka. Kini ia bahkan kerap mendapat undangan dari beberapa Instansi Pemerintah Kota untuk mengajar zumba di kantornya.
“Alhamdulillah malah semakin ramai setelah new normal. Karena sekarang mereka semakin sadar pentingnya olahraga untuk meningkatkan imun tubuh,” tutup Indah.
Baca Selanjutnya: Terdampak Pandemi...
(mdk/asr)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami