Merdeka.com - Sunat atau biasa disebut Khitan merupakan salah satu tindakan medis bertujuan menjaga kesehatan kelamin lelaki. Sirkumsi begitu juga sunat dikenal. Kata Sirkumsi sendiri diambil dari bahasa latin, circum (berarti 'memutar') dan caedere (berarti 'memotong').
Sunat pada laki-laki diwajibkan pada agama Islam dan Yahudi. Namun, ada satu pertanyaan yang kerap membuat penasaran. Ke mana kulit kemaluan lelaki itu setelah di sunat?. Menurut DR Hadi, kulup atau kulit kemaluan setelah seorang disunat ialah dikubur.
"Setelah kulit dipotong, maka kalau saya biasanya dikubur. Bahkan waktu tahun baru kemarin, saya mengubur 540 kulit preputium di belakang rumah saya," ujar Hadi saat ditemui merdeka.com di Klinik Pondok Khitan, Kawasan Joglo, Jakarta Barat, Rabu pekan lalu.
Dia pun percaya, sebagai seorang muslim manusia dan semua bagian tubuhnya berasal dari tanah dan hakikatnya memang harus kembali ke dalam tanah.
Meski demikian, Hadi mengatakan jika ada juga pasien yang sengaja membawa preputium atau kulup untuk di bawa pulang. Padahal menurut dia, kulit kemaluan telah dipotong dalam proses khitan itu merupakan bagian dari sampah medis, yang penanganannya dilakukan secara khusus.
Hadi menjelaskan, untuk penanganan sampah medis tersebut, biasanya ada sejumlah klinik khitan telah bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit besar untuk membuang kulup. Karena kebanyakan rumah sakit saat ini memiliki sistem dan mekanisme penanganannya secara khusus untuk sampah medis.
Dari sisi kedokteran, apa yang dilakukan Hadi dengan mengubur kulit kulup sisa khitan itu merupakan hal yang umum dilakukan. Namun tidak bagi khitan tradisional. Seorang mantan tukang sunat tradisional biasa disebut bengkong, mengatakan jika umumnya kulit kulup setelah sunat ada yang di kubur atau diminta keluarga pasien.
Ada kepercayaan misalnya oleh orang Betawi, proses penguburan kulup dilakukan secara tradisional. Biasanya kulup akan diminta oleh pihak keluarga untuk kemudian dikubur dengan menggunakan kelapa hijau. Caranya ialah kulup tersebut dibawa pulang ke rumah kemudian dimasukan di dalam kelapa yang telah dibuka dan selanjutnya di kubur di depan pintu rumah.
Ada kepercayaan jika proses penguburan dilakukan dengan cara demikian bertujuan agar kemaluan si anak habis disunat akan terasa adem.
"Orang dulu percaya kalau tradisi itu diyakini bisa membuat penis pasien yang disunat itu bisa merasa adem dan nyaman, serta tidak sakit atau merasa panas," ujar Haji Samlani saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Ciledug, kota Tangerang.
Samlani menuturkan, jika ada kepercayaan bagi mereka yang mengubur kulit kulup bersamaan dengan buah kelapa hijau itu dapat mempengaruhi luka setelah di sunat. Selain itu, ada kepercayaan juga jika air kelapa hijau memang untuk mensterilkan pisau bekas memotong kulit kemaluan.
"Karena ada kepercayaan, air kelapa itu kan steril, suci dan bersih," tutur Samlani.
(mdk/arb)
Sudah Jabat 3 Posisi Penting, Jenderal Idham Azis Belum Berhasil Ungkap Kasus Novel
Mencicipi Tarantula Goreng yang Populer di Kamboja
Detik-Detik Bus Trans Jogja Tabrak Motor, Pengendara Tewas
Bulu Mata Palsu Bisa Meningkatkan Risiko Munculnya Kutu Bulu Mata
5 Fakta Menarik Orang Terkaya Indonesia 2019 Versi Forbes, Berharta Total Rp 1.898 T
Sosok Gatot Eddy Pramono, Jenderal Polisi yang Disebut Kapolri Luar Biasa
10 Potret Rumah Jessica Iskandar, Keren Ada Ruangan Khusus Ngevlog
Pengakuan Mengejutkan! Hotman Paris Tak Punya Kartu ATM dan Tak Tahu Cara Transfer
Pergi ke Ladang, 2 Warga Rokan Hulu Tertimbun Tanah Longsor
Wow Fantastis, Irish Bella dan Ammar Zoni Beli Kasur Seharga Rp350juta
SD di Tasikmalaya Tidak Kunjung Diperbaiki, Dinding Mengelupas dan Atap Berlubang
Permintaan Evakuasi Sarang Tawon Vespa Meningkat di Bekasi
9 Rekomendasi Lipstik Matte Lokal di Bawah Rp40.000
18.330 Personel Polisi Amankan Natal dan Tahun Baru
Kembangkan Industri Daur Ulang Sampah Plastik Demi Lingkungan
Tidak Tahan di-Bully, ABG di Garut Berusaha Bunuh Diri
Promosi Pariwisata, KBRI Ankara Terbangkan 6 Influencer Turki ke Yogya hingga Bali
Polisi Bongkar Sindikat Peredaran Uang Palsu di Jember, Rp 662 Juta Disita
Kirim Karangan Bunga, Unpad Salah Tulis Nama Rektor UI
Jokowi akan Resmikan Operasional KA Bandara Solo Tanggal 24 Desember
7 Makanan yang Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Ginjal
Semangat Penyandang Disabilitas Ikut Lomba Lari di Jalur Gaza
Warga Karawang Olah Limbah Cair Rumah Tangga Jadi Air Bersih
4 Zodiak Berjiwa Paling Kompetitif, Memandang Segala Hal seperti Perlombaan
Tingkatan Pajak Bahan Bakar, BPRD DKI akan Pasang RFID di SPBU
90 Korban Penipuan Laporkan Bos Akumobil ke Bareskrim Polri
9 Napi Kabur dari Tahanan Polsek Kerinci, 8 Tertangkap dan 1 Masih Buron
Sakit Hati dan Cemburu, Seorang Warga di Rembang Bakar 2 Pria
Belasan Sapi Mati Bersamaan Usai Disambar Petir di Kupang
DPD Golkar Bogor Nilai Pencabutan Moratorium DOB akan Berimbas Positif di Pemilu 2024
Garbi Depok Sebut Penurunan Billboard Tidak Dapat Ditolerir
Anggaran Komputer Ratusan Miliar Rupiah, BPRD DKI Tiru Kemenkeu
BNN Tingkatkan Operasi Jelang Perayaan Tahun Baru
Dinonaktifkan Dewan Pengawas, Dirut TVRI Helmy Yahya Melawan
Cegah Kerusakan Hutan, Pelajar di Riau Diingatkan Dampak Karhutla
Tiga Mobil Mewah yang Tunggak Pajak Ratusan Juta Terparkir di Apartemen Regatta
Wapres Ma'ruf Amin Tutup Munas Partai Golkar