BNPB dan BMKG Taburkan 9,2 Ton Garam untuk Atasi Banjir di Jakarta
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengantisipasi potensi dampak cuaca hujan berintensitas tinggi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, TMC merupakan pendekatan atau teknik menurunkan hujan dengan menggunakan bahan semai natrium klorida (NaCl) atau garam yang diangkut dan ditebarkan ke bibit awan dengan menggunakan pesawat.
"Operasi TMC diinisiasi oleh BNPB untuk penanganan banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya," kata Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya, Rabu malam (24/2).
Dia mengatakan, TMC bertujuan untuk menurunkan hujan ke wilayah yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk. keberhasilan operasi ini, kata dia, sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain pertumbuhan awan dan arah angin.
"BNPB bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan TNI AU serta dukungan Pemerintah DKI Jakarta dan instansi terkait lain melakukan operasi TMC sejak Minggu lalu," ujarnya.
BNPB menggunakan dua jenis pesawat fixed-wing selama operasi ini berlangsung, yaitu pesawat Casa 212 dan CN-295. Hingga hari Rabu (24/2), Operasi TMC dengan menggunakan dua jenis pesawat itu telah mendistribusikan bahan semai Natrium Clorida (NaCl) mencapai 9.200 kg di beberapa wilayah di Indonesia.
Rinciannya, pada hari Minggu (21/2) 800 kg bahan semai sudah ditaburkan di atas kawasan pesisir barat Serang dan pesisir timur Lampung.
Lalu pada Senin (22/2), 2.400 kg dan 800kg bahan semai NaCl didistribusikan di wilayah pesisir barat Teluk Lampung, Lebak, Selat Sunda serta utara Ujung Kulon.
Pada Selasa (23/2), 4.000 kg bahan semai NaCl didistribusi di wilayah pesisir barat Pandeglang, Selat Sunda, Utara Ujung Kulon, Pandeglang, Lebak bagian barat Ujung Kulon, serta Lebak bagian selatan.
"Pada hari Rabu (24/2), 2.000 kg bahan semai NaCl terdistribusi di wilayah perairan barat daya Lampung dan Selat Sunda bagian utara," ujarnya.
"BNPB masih memiliki stok bahan semai yang sewaktu-waktu dapat digunakan. Stok bahan semai mencapai 25.800 kg," imbuhnya.
Raditya kembali mengingatkan bahwa wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) akan diguyur hujan lebat hingga ekstrem pada 24-27 Februari 2021.
Sebelumnya, BMKG merilis bahwa kondisi dinamika atmosfer tersebut dipicu oleh bibit siklon tropis.
"Hujan di wilayah Jabodetabek pada periode perlu diwaspadai terutama pada malam atau dini hari menjelang pagi," pesannya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya, curah hujan tinggi menyebabkan banjir lahar dingin dan banjir bandang. Puluhan orang tewas dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaBNPB berkoordinasi dengan BMKG, TNI AU, Pemprov Sumatera Barat dan pihak pihak terkait lainnya.
Baca SelengkapnyaBMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Operasi hari pertama telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie menghabiskan tiga ton NaCl .
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir bandang itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu.
Baca SelengkapnyaSelama ini peringatan dini bencana banjir di Sumatera Barat hanya mengandalkan hasil analisa dan prakiraan cuaca diterbitkan BMKG.
Baca SelengkapnyaSesuai jadwal yang disusun, operasi rekayasa cuaca tersebut akan berakhir pada Rabu 29 Mei.
Baca SelengkapnyaBPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca SelengkapnyaBNPB Gelontorkan Bantuan Dana Siap Pakai Rp2,5 miliar untuk Bencana di Sulsel, Berikut Rinciannya
Baca Selengkapnya