BPOM Keluarkan Anjuran Merek Booster Bagi Penerima Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Advertisement
Merdeka.com - Pemerintah telah memulai pemberian vaksin booster Covid-19 pada 12 Januari 2022. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan anjuran dosis vaksin booster jika merek vaksin berbeda dengan vaksin primer (dosis satu dan dua).
Dalam keterangan yang dipublikasi melalui situs BPOM, berikut dosis vaksin booster yang akan diterima;
1. Penerima vaksin primer AstraZeneca dianjurkan mendapatkan setengah dosis vaksin Moderna.
2. Penerima vaksin primer Sinovac dan AstraZeneca dianjurkan mendapatkan setengah dosis vaksin Pfizer.
3. Penerima vaksin primer Sinovac dianjurkan mendapatkan setengah dosis vaksin AstraZeneca.
4. Penerima vaksin primer Pfizer dianjurkan mendapatkan satu dosis penuh vaksin AstraZeneca.
5. Penerima vaksin primer Sinovac atau Sinopharm dianjurkan mendapatkan satu dosis penuh vaksin Janssen, Zifivax, dan Pfizer.
Advertisement
Pengaturan batas dosis tersebut setelah BPOM melakukan uji terhadap peningkatan antibodi. Dalam uji pada vaksin Pfizer sebagai booster heterolog dengan setengah dosis bagi penerima vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca, menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi yang tinggi pada 6-9 bulan (31-38 kali) setelah pemberian dosis primer lengkap.
Di sisi lain, peningkatan antibodi setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap vaksin Sinovac menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (105,7 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.
Untuk vaksin Pfizer sebagai booster dengan vaksin primer AstraZeneca, hasil imunogenisitas menunjukkan pada pemberian booster vaksin Pfizer dosis setengah dosis setelah 6 bulan vaksinasi primer lengkap dengan vaksin Astra Zeneca menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (21,8 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.
Terakhir, vaksin AstraZeneca sebagai booster heterolog dosis setengah dosis dengan vaksin primer Sinovac menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (35 – 38 kali), baik pada interval booster 3-6 bulan (34-35 kali) maupun 6-9 bulan (35 – 41 kali).
Kenaikan IgG pada dosis setengah/half dose tidak berbeda jauh dengan full dose. Untuk booster dengan Vaksin Primer Pfizer (dosis penuh/full dose), hasil imunogenisitas menunjukkan peningkatan antibodi IgG yang baik (dari 3350 menjadi 13.242).
Kepala BPOM, Penny Lukito menyampaikan bahwa penetapan vaksin yang digunakan program tersebut telah merujuk vaksin Covid-19 yang telah disetujui oleh Badan POM untuk penggunaan booster.
"Penggunaan jenis vaksin di lapangan, dapat menyesuaikan berdasarkan pertimbangan ketersediaan, sepanjang masuk dalam persetujuan penggunaan yang telah diterbitkan oleh Badan POM," ujar Penny. (mdk/fik)
Baca juga:
Muzani Ajak Warga Ikut Vaksinasi Booster: Tak Ada Negara Kuat Jika Rakyatnya Sakit
China Temukan Kasus Omicron pada Pasien yang Sudah Divaksin Booster
143.020 Warga DKI Jakarta Sudah Terima Vaksin Booster Covid-19
Indonesia Kembali Dapat Bantuan Vaksin AstraZeneca dari Jepang
Prioritaskan Lansia, Vaksin Booster Dimulai di Garut
8 Juta Lebih Warga Jakarta Tercatat sebagai Penerima Vaksinasi Booster
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami