Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bukti Terakhir Jejak Pendidikan Bung Hatta di Kota Padang

Bukti Terakhir Jejak Pendidikan Bung Hatta di Kota Padang Jejak Bung Hatta di SMPN1 Padang. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Berbicara mengenai sejarah Mohammad Hatta, tentu tidak terlepas dari Ranah Minang atau Sumatera Barat (Sumbar) yang merupakan tempat masa kecil hingga remaja Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia tersebut.

Mohammad Hatta atau juga dikenal dengan Bung Hatta merupakan putra daerah Ranah Minang kelahiran Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Dia merupakan anak dari pasangan Djmail dan Siti Saleha.

Atas pemikiran dan sumbangsihnya semasa hidup terhadap perkembangan koperasi, membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia hingga mendapatkan gelar pahlawan nasional pada 23 Oktober 1986 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 081/TK/1986.

Di Sumatera Barat, saksi bisu perjuangan Bung Hatta bisa dilihat dari museum rumah kelahiran Bung Hatta di Kota Bukitinggi yang hingga kini dijadikan objek wisata sejarah.

Hatta kecil juga tercatat pernah menempuh pendidikan pada Zaman Belanda di Meer Uitgebreid Leger Onderwijis (Mulo), atau yang saat ini telah berganti nama menjadi SMPN 1 Padang.

Pada Rabu, (30/11) siang, merdeka.com berkesempatan mengunjungi salah satu bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan Bung Hatta di Ranah Minang. Bangunan ini berada di tepi Jalan Jenderal Sudirman Nomor 3, Kampung Jao, Kecamatan Padang Barat Kota Padang, Sumatera Barat. Bangunan tersebut hingga kini masih digunakan sebagai proses belajar mengajar.

Pertama sampai di lokasi ini, kita akan disuguhkan dengan tulisan berwarna hitam di gerbang utama yang bertuliskan di Sini Pernah Bersekolah Tokoh Proklamator Negara Republik Indonesia DR Muhammad Hatta. Di dalam pekarangan ratusan siswa siswi tampak antusias mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan guru.

Berdasarkan dokumen SMPN I Padang yang diterima merdeka.com, asal muasal sekolah ini tidak terlepas dari zaman penjajahan belanda yang kala itu dikenal dengan nama Meer Uitgebreid Lager Onderwijis (Mulo). Kemudian setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sampai tahun 1950, sekolah ini dikenal dengan SMP Permindo. Kemudian pada 1950 berganti nama menjadi SMP Negeri I Padang.

Selanjutnya, dari tahun ke tahun, sekolah bersejarah ini mengalami peningkatan jumlah siswa siswi yang semakin pesat hingga pada 1970 dipecah menjadi dua sekolah yakni SMPN 1 Padang dan SMPN 5 Padang. Kemudian pada 1995 melalui Surat Keputusan Mendikbud diubah kembali menjadi SLTP Negeri 5 Padang. Kemudian tahun 2005 diubah kembali menjadi SMPN 1 Padang hingga sekarang. Sekolah ini berdiri di atas lahan milik pemerintah seluas 4.250 meter dengan jumlah siswa kurang lebih 800 orang.

Saksi bisu sekolah ini pernah disinggahi Bung Hatta terletak pada bangunan berbentuk leter L, dengan memiliki sembilan kelas yang hingga kini masih digunakan sebagai proses belajar mengajar.

Walaupun sudah berusia tua, bagunan ini masih terkesan seperti bangunan zaman belanda meskipun telah mengalami perbaikan tanpa mengubah bentuk aslinya. Pada setiap kelas tersebut terdapat pintu dengan tingginya sekitar tiga meter dan jendela kurang lebih setinggi dua meter. Setiap ruangan terdapat dua pintu samping kiri dan kanan.

Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Padang Erwan Effendi mengatakan, SMPN 1 Padang memang menjadi salah satu bukti sekolah yang pernah ditempati oleh Bung Hatta yang dulunya bernama Meer Uitgebreid Lager Onderwijis (Mulo) hingga mengalami perubahan menjadi SMPN I Padang.

"Iya benar, ini adalah salah satu saksi bisu sekolah tempat Bung Hatta menempuh pendidikan pada zaman Belanda. Bangunan itu berbentuk leter L yang terdiri dengan 9 ruang kelas," ujarnya.

Lanjutnya, bangunan yang dilihat saat ini merupakan hasil renovasi setelah gempa Sumatera Barat 7,6 Skala Richter yang memporak-porandakan Kota Padang dan sekitarnya, yang menyebabkan dinding bagunan rusak berat.

"Sudah direnovasi tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya. Buktinya saja, hingga kini bangunan bersejarah itu tampak berbeda dari bangunan kelas yang dibangun berhadapan dengan leter L. Perbedaan dapat dilihat dari segi bentuk hingga tinggi pintu," tuturnya.

Kendati demikian, meskipun pernah menjadi salah satu sekolah tempat belajarnya Bung Hatta, Erwan mengaku hingga sekarang tidak lagi memiliki benda-benda sejarah peninggalan Bung Hatta. Dia mengatakan, benda bersejarah seperti foto-foto Bung Hatta semasa sekolah hilang dan hancur akibat gempa bumi tahun 2009 silam.

"Hingga kini, satu-satunya bukti Bung Hatta pernah sekolah di sini adalah bangunan yang berbentuk leter L itu," tuturnya bercerita.

Ditetapkan Sebagai Inventaris BPCB Sumatera Barat

Berdasarkan penelusuran merdeka.com dari situs resmi Pemerintah Kota Padang Sumatera Barat, SMPN 1 Padang telah terdaftar menjadi inventaris cagar budaya dengan No.Inventaris 11/BCBTB/A/01/2007.

Penetapan sebagai inventaris cagar budaya tersebut dibenarkan oleh Pamong Budaya Muda, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat, Yusfa Hendra Bahar, SMPN 1 Padang ditetapkan sebagai inventaris oleh BPCB Sumbar karena bangunan tersebut memiliki sejarah yang berarti bagi Bangsa Indonesia.

"Penetapan sebagai inventaris ini berdasarkan bangunan sejarah yang telah ada sejak zaman Belanda hingga pernah menjadi sekolah Bung Hatta yang waktu itu bernama Meer Uitgebreid Leger Onderwijis (Mulo)," ujarnya diwawancarai merdeka.com, Selasa, (30/11).

Bung Hatta di Mata Sejarawan

Salah satu sejarawan dan juga akademisi di Universitas Andalas (Unand) Gusti Asnan mengatakan, selama bersekolah di Padang, Bung Hatta dikenal dengan sosok yang aktif berinteraksi dan bersosialiasi kepada masyarakat.

Sambungnya, anak-anak yang bisa bersekolah di Mulo pada waktu itu hanyalah orang-orang pilihan, seperti anak-anak Belanda hingga anak orang kaya. Dan Bung Hatta merupakan cucu dari orang kaya pada waktu itu.

Semasa sekolah, Bung Hatta tidak hanya mengisi waktunya dengan proses belajar mengajar saja, namun juga aktif bersosialisasi hingga pemimpin organisasi.

"Sepengetahuan saya, selama menempuh pendidikan di Mulo Bung Hatta merupakan tokoh yang sangat aktif bersosialisasi terutama dengan pejabat tinggi Belanda. Setelah menempuh pendidikan di Mulo beliau melanjutkan pendidikan ke Jakarta," tuturnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kelahiran Mohammad Hatta 12 Agustus 1902, Pahlawan Nasional yang Sederhana dan Bijaksana
Kelahiran Mohammad Hatta 12 Agustus 1902, Pahlawan Nasional yang Sederhana dan Bijaksana

Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional yang dikenal cerdas, jujur, dan bijaksana.

Baca Selengkapnya
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan

Kereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.

Baca Selengkapnya
Tiga Kali Gagal, Cerita Letda Hiras Anak Petani Lulusan Terbaik Pa PK di TNI AD 'Dari Kampung, Ortu Sampai Berlinang Air Mata'
Tiga Kali Gagal, Cerita Letda Hiras Anak Petani Lulusan Terbaik Pa PK di TNI AD 'Dari Kampung, Ortu Sampai Berlinang Air Mata'

Tak ada perjuangan dan kerja keras yang terbuang percuma. Sosok perwira TNI muda yang satu ini buktinya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah
Perjalanan Hidup Anak Pemulung Hingga Punya 47 Cabang Kedai Cokelat, Gagal Berkali-kali tapi Tak Pernah Menyerah

Irham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.

Baca Selengkapnya
Daerah Permukiman Penduduk di Jakarta Ini Dulunya Jadi Tempat Hukuman Gantung Era Batavia, Begini Penampakannya Kini
Daerah Permukiman Penduduk di Jakarta Ini Dulunya Jadi Tempat Hukuman Gantung Era Batavia, Begini Penampakannya Kini

Gambaran eksekusi saat itu sangat menyeramkan. Terhukum mati ditaruh di atas roda yang menggantung pada sebuah tiang. Di atas sana mayatnya dibiarkan mengering

Baca Selengkapnya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Tercatat Sejak Abad ke-17, Ketahui Sejarah Panjang Putu dan Sebarannya di Seluruh Asia
Tercatat Sejak Abad ke-17, Ketahui Sejarah Panjang Putu dan Sebarannya di Seluruh Asia

Kue putu tercatat sudah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu bahkan sebelum masuknya mesin uap ke negara ini.

Baca Selengkapnya
Napak Tilas Perjuangan Bung Hatta dan Sutan Syahrir, Ganjar: Pendidikan Kunci Kemajuan
Napak Tilas Perjuangan Bung Hatta dan Sutan Syahrir, Ganjar: Pendidikan Kunci Kemajuan

Ganjar napak tilas di situs-situs bersejarah di Banda Neira, khususnya rumah pengasingan Bung Hatta dan Sutan Syahrir.

Baca Selengkapnya
Cerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang
Cerita Rita Kebingungan Cari Suami, Naik Motor Bareng dari Karawang Terpisah di Bakauheni Mau Mudik ke Ketapang

Petugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.

Baca Selengkapnya