Cerita mata sipit & kulit putih orang Palembang
Merdeka.com - Warga Palembang dikenal luas memiliki ciri fisik seperti orang China yang bermata sipit dan berkulit putih. Ciri khas tersebut ternyata berkesesuaian dengan kisah pada zaman dahulu.
Sejarawan dan budayawan Ali Hanafiah menjelaskan, pada awalnya orang-orang China yang masuk ke Palembang berdiam di Sungai Musi dengan membangun rumah rakit. Kemudian, Sultan Mahmud Badaruddin I yang memimpin Kesultanan Palembang Darussalam antara 1724-1757, menikahi putri kerajaan China dan memiliki anak keturunan.
Pernikahan sang sultan itu diikuti para bangsawan kesultanan lain sehingga menyebar ke masyarakat biasa. Perkawinan berbeda suku dan ras tersebut membuat fisik anak keturunannya mirip etnis Tionghoa.
"Kalau dibilang orang Palembang itu kebanyakan sipit dan putih, wajar. Karena hasil perkawinan sultan dan putri Tionghoa," ungkap Ali, Jumat (5/2).
Sejarah lain menyebutkan, perkawinan antara warga pribumi dan Tionghoa itu sudah ada sejak kedatangan Panglima Perang Chengho yang diutus penguasa China datang ke Palembang pada tahun 1407.
Lamanya berada di Palembang membuat prajurit Chengho menikah dengan wanita-wanita pribumi. Tujuannya juga untuk menyebarkan agama Islam di Bumi Sriwijaya.
Meski tidak diketahui jumlah keturunan Tionghoa yang kini berdiam di Palembang, namun Ali menyebutkan keberadaan mereka cukup dominan. Seperti di daerah-daerah lain, mayoritas berprofesi sebagai pedagang.
"Karena tidak ada gesekan ras dan agama, membuat keturunan Tionghoa betah di Palembang sampai sekarang," pungkas pria asal Palembang asli itu.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ara mengatakan, keputusan itu melalui pertimbangan yang matang, salah satunya berdiskusi dengan orang tua dan keluarga.
Baca SelengkapnyaPerjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaSebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pelaku ternyata juga pernah melakukan pembakaran serupa di kampung tetangga.
Baca SelengkapnyaTradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.
Baca SelengkapnyaAdab menghormati serta memuliakan tamu itu sudah melekat pada diri orang di Indonesia, mereka dianggap sebagai 'raja'.
Baca SelengkapnyaMomen Panglima TNI disambut tentara cilik saat berkunjung ke Palu.
Baca SelengkapnyaMengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaPantun palang pintu Betawi adalah salah satu bentuk seni tradisional masyarakat Betawi yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
Baca Selengkapnya