Merdeka.com - Pihak Facebook menghapus laman milik Permadi Arya alias Abu Janda karena dianggap sebagai bagian dari kelompok penyebar hoaks, Saracen. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan sikap Facebook menjadi petunjuk bagi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri untuk mengambil langkah lebih lanjut.
"Mengenai data facebook, akan kami jadikan petunjuk sebagai salah satu alat bukti nantinya," ucap Dedi, Senin (11/2).
Namun, Dedi belum mau membeberkan lebih jauh mengenai rencananya tersebut. Intinya, kata Dedi setiap melakukan proses penegakan hukum pasti sesuai dengan fakta-fakya hukum yang ada.
"Siapapun yang terlibat kita tindak sesuai dengan fakta hukum yang ditemukan oleh penyidik Ditsiber," ujar dia.
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari laman Newsroom Facebook, Sabtu (9/2), akun, page, grup Facebook, hingga akun Instagram itu dihapus lantaran terlibat perilaku tidak otentik yang terkoordinasi di Facebook Indonesia, bukan karena kontennya.
Akun maupun grup yang dihapus itu juga dianggap menyesatkan orang lain, tentang siapa mereka dan apa yang dilakukan. Facebook memang menyebut, semua page, akun, dan grup ini tertaut dengan sindikat online Saracen.
"Kami menghapus page, grup, dan akun berdasarkan tindakan dan aktivitas mereka di Facebook, bukan karena konten yang diunggah," kata Head of Cybersecurity Policy Facebook Nathaniel Gleicher seperti dikutip dari Newsroom Facebook.
Menurut Gleicher, dalam hal penghapusan akun ini, orang-orang di balik aktivitas saling terkait satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk mempresentasikan diri mereka sendiri.
"Itu adalah dasar dari tindakan kami (menghapus page, akun, dan grup)," kata Gleicher.
Secara total, Gleicher menyebut, Facebook menghapus 207 laman (page), 800 akun individual, dan 546 grup yang berkaitan dengan penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan konten meresahkan lainnya.
Adapun upaya penutupan semua akun dilakukan berdasarkan dari perilaku (behaviour) akun, bukan konten yang diunggah akun tersebut.
"Secara umum, perilaku akun-akun ini tidak dapat dipercaya. Jadi kami menghapusnya karena memang perilaku mereka yang tidak otentik, dan melanggar kebijakan Facebook,” ujar Nathaniel Gleicher.
Menariknya, Gleicher juga mengungkap kalau masing-masing laman Facebook diperkirakan memiliki sekitar 170.000 orang pengikut. Bahkan, satu akun Instagram setidaknya mengantongi 65.000 pengikut.
Adapun beberapa page dan grup yang sudah dihapus Facebook, meliputi Permadi Arya (laman), Kata Warga (laman), Darknet ID (laman), Berita Hari Ini (grup), dan juga ac milan indo (grup).
"Maksud dari perilaku mereka ini adalah si pemilik akun yang ada di balik aktivitas ini, berkoordinasi satu sama lain dengan memakai akun palsu. Aktivitas mereka jelas tidak otentik," kata Gleicher menegaskan.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pentolan Saracen Jasriadi divonis 10 bulan, ujaran kebencian ke Jokowi tak terbukti
Kelompok Saracen banyak yang pindah ke MCA buat bikin berita hoaks
Satgas Nusantara ungkap MCA & eks Saracen sebarkan hoaks penganiayaan ulama
Polisi tangkap satu 'orang penting' di MCA Family
Mengapa orang mau direkrut masuk jaringan penyebar hoax ?
Ada campur tangan eks anggota Saracen di balik isu penyerangan tokoh agama
(mdk/eko)
Jawaban Facebook Digugat Rp 1 Triliun Oleh Abu Janda Karena Akunnya Ditutup
Kekayaan Bertambah Puluhan Triliun Rupiah, Bos Facebook Masuk 5 Orang Terkaya Dunia
Desember Penuh Hujan Meteor, Begini Cara Melihatnya
Facebook sebut Tutup 800 Akun Meresahkan Jelang Pilpres di Indonesia
Facebook Disebut Bayar Remaja Untuk Pasang Aplikasi Mata-Mata di Smartphone
Facebook, Instagram, dan WhatsApp Akan Bergabung Jadi Satu?
Analis Klaim Separuh Pengguna Facebook Palsu
Facebook sebut Sepanjang Awal Tahun 2019, 753,7 Juta Akun Palsu Diberangus
WhatsApp Kalahkan Facebook Jadi Aplikasi Mobile Terpopuler
NasDem Persilakan Koruptor Daftar Calon Kepala Daerah, Tapi Tidak Pasti Diusung
Cara Membuat Bumbu Rujak Manis yang Legit dan Gurih Pedas
BNN Tangkap Tukang Becak di Medan Simpan Puluhan Kilogram Sabu
Kejar Target Penerimaan Pajak, Pemerintah Diminta Buat Kebijakan yang Jelas
Bambang Widjojanto Harap Pemangkasan Jumlah TGUPP Tak Bersifat Politis
Moeldoko: Polri Kesulitan Ungkap Kasus Novel Baswedan
Jelang Pendaftaran Pilkada Solo, Gibran Gencar Blusukan
Sebelum Dibunuh, Siswi SMA Hamil 4 Bulan di Nias Sempat Melawan Pelaku
VIDEO: Menengok Ruang Baca di Stasiun MRT Jakarta
Ketua DPRD DKI Minta Anggota TGUPP Rangkap Jabatan Kembalikan Gaji
Pemerintah Mulai Uji Coba Kartu Pra Kerja di Jakarta dan Bandung
PKS Setuju Badan Antikorupsi Masuk UUD 1945
Kemendag dan Bukalapak Kerjasama Dorong 1.000 UKM Bisa Ekspor
Bocah 12 Tahun di Kalteng Sempat Disodomi Sebelum Dipenggal, Polisi Tangkap Pelaku
Bos Bukalapak Sebut Penerapan Aturan E-Commerce Butuh Waktu 2 Tahun
Mencari Keadilan, Keluarga Mahasiswa Tewas Saat Demo di Kendari Ngadu ke DPR
Selundupkan Harley Davidson, Eks Dirut Garuda Indonesia Bisa Dipidana
Warga Pasar Minggu Keluhkan Lokasi Pembuangan Sampah
Keseruan Batman Run Series 2019, Bagian dari Batman 80th Anniversary
Airlangga Tunjuk Bamsoet Jadi Wakil Ketum Golkar
Rian Ernest Deklarasi Maju Pilkada Kota Batam Lewat Jalur Independen
5 Potret Mesra Iis Dahlia dan Suami di Usia Pernikahan 18 Tahun
Korban Ledakan di Monas Masih Dirawat di RSPAD
Sri Mulyani Revisi Aturan Perjalanan Dinas PNS, Ini Rinciannya
Natal dan Tahun Baru Lalin di Perlintasan KA Purwosari Dialihkan Cegah Kemacetan
SCM Silaturahmi ke Pangdam Jaya
Jokowi Ingin Infrastruktur Hubungkan Pasar dengan Sentra Produksi Rakyat
5 Cara Sederhana dan Aman untuk Membesarkan Ukuran Alat Vital yang Mungil