Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah pak tua jujur si penjual amplop

Kisah pak tua jujur si penjual amplop penjual amplop jujur. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Cuaca hari itu sedang terik. Darta (78), bapak tua dengan gembolan keresek besar mencoba mencari tempat untuk menjajakan jualannya. Mengenakan baju putih dan penutup kepala merah kusam, Darta membuka lapak tepat di seberang pintu utama kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Darta adalah penjual amplop. Jika kebetulan melintas di sekitar Masjid Salman ITB, ada sosok kakek renta yang sangat setia dengan 'profesinya'. 12 Tahun sudah bapak tiga anak ini menjual lembaran demi lembaran kertas segi empat, yang kini sebenarnya sudah tergerus zaman.

Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu. Kini serba praktis. Amplop pun kini bukan jadi pilihan utama bagi kebanyakan orang.

Cukup ternganga memang, ketika di sekitaran Jalan Ganeca, Bandung orang menjajakan dengan barang serba bernilai, Darta hanyalah menjual kertas amplop.

Merdeka.com, saat itu mencoba menghampiri bapak tua tersebut. Tak kuasa melihat kondisinya. Tangannya gemetar, kakinya kusam, pendengaran pun sudah tak sempurna.

"Ini amplop cep (panggilan buat orang yang lebih muda)," kepada merdeka.com, saat menanyakan barang apa saja yang dijual.

Dia menjual amplop ukuran kecil 5x3 cm dan besar 10x9 cm. Kertas amplop berisi 10 itu dibungkus ke dalam plastik. "Yang besar Rp 1.000 isinya 10, kalau yang kecil Rp 2.000 isinya 20," terangnya.

Sungguh terkaget mendengar harga yang ditawarkan. Mengapa kakek menjual semurah itu? "Saya masih dapat untung kok," jawab kakek.

Kata dia, dalam satu bungkus plastik yang berisikan 10 amplop, bisa meraup untung Rp 200. begitu juga dengan yang amplop kecil berisi 20.

Berarti kakek hanya ambil untung Rp 200 saja? "Iya bapak beli Rp 800, jual Rp 1.000 Itu juga patut disyukuri. Bapak masih bisa makan, dan yang pasti bapak sehat," ucap kakek yang enggan menaikkan harga amplopnya lantaran takut tidak laku.

Mengharukan memang mendengar jawaban jujur Darta. Keuntungan yang tidak seberapa, tapi dirinya berjuang untuk hidup. Istrinya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Sedangkan anak-anaknya, terlalu sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Dari pada saya mengemis, lebih baik saya berjualan, bapak masih kuat kok," jawab Darta dengan senyum.

Kebetulan hari itu Darta cukup laris jualan amplopnya. "Sudah 20 plastik habis," ungkapnya sembari mengucapkan Alhamdulilah. 20 Bungkus dikalikan Rp 1.000 berarti, sudah mendapatkan Rp 20 ribu.

Paling banyak kakek ini pernah mendapatkan Rp 50 ribu. "Alhamdulilah itu juga, suka ada yang ngasih lebih," ujarnya.

Tapi, jika belum rezekinya, Darta tidak pernah mendapatkan uang sama sekali. "Pernah muter-muter tidak laku dijual, atau ya kadang dapat Rp 10 ribu atau Rp 15 ribu," ujarnya dengan suara lirih.

Tak selalu rezekinya di dapat di sekitaran kampus ITB, Darta pun mencoba peruntungannya di tempat lain. Biasanya dia membuka lapak di Simpang Lima, Dago, Bandung.

Atau di sekitaran Jalan Sukajadi, tepatnya di depan Rumah Sakit Sukajadi. Besar perjuangan Darta. Semua dia lakukan dengan berjalan kaki. Jarak ketiga tempat itu berjauhan. Diperkirakan Jalan Ganeca-Simpang Lima 2 kilometer, Jalan Ganeca-Sukajadi sekitar 5 kilometer.

"Bapak kuat kok, kalau pakai angkot uangnya nanti gak bisa buat makan," imbuhnya.

Tak ada raut pesimis dalam wajah Darta. Meski hari demi hari dilaluinya dengan sulit, tapi dirinya yakin bahwa Tuhan telah memberikan jalan terbaik.

"Dulu bapak pernah jadi tukang sapu di SMA 3 dan 5 Bandung, tapi Bapak memutuskan untuk jualan saja, yang penting bapak tidak minta-minta," ujarnya.

Tampak raut wajah sumringah di sela-sela obrolan. Sebab beberapa pembeli ada yang memborong amplopnya. Dia mengaku ingin pulang bisa lebih sore.

"Pengen pulang cepat," singkatnya, yang sudah mengantungi Rp 30 ribu hari itu. Darta bertempat tinggal di Desa Cipicung, RT 6/RW1, Kabupaten Bandung. Jarak desa ini ke tempat kakek berjualan diperkirakan mencapai 20 kilometer.

"Bapak berangkat jam setengah 5 subuh. Di jalan bisa sampai dua jam. Ongkosnya bisa mencapai Rp 12 ribu, bolak-balik," katanya.

Sungguh perjuangan luar biasa. 12 tahun lebih menjual amplop, Darta tak pernah mengeluh. "Tuhan punya jalan bagi orang yang mau berusaha," ujarnya menutup pembicaraan.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Hanya Lulusan SMP dan Pernah Jual Rokok, Pria Ini Sukses Punya Harta Rp64,3 Triliun
Hanya Lulusan SMP dan Pernah Jual Rokok, Pria Ini Sukses Punya Harta Rp64,3 Triliun

Nama Djoko Susanto kini tak asing di telinga masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ditagih Utang, Pria di Pelalawan Bunuh Temannya
Ditagih Utang, Pria di Pelalawan Bunuh Temannya

Pelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bikin Tercengang, Harga Rompi Ojek Gunung Muria Capai Ratusan Juta
Bikin Tercengang, Harga Rompi Ojek Gunung Muria Capai Ratusan Juta

Aneh tapi nyata, harga jaket ojek di Gunung Muria sentuh angka ratusan juta per setel. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta

Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.

Baca Selengkapnya
Demi Bisa Pulang Kampung, Seorang Ibu Tega Jual Bayinya Seharga Rp4 Juta
Demi Bisa Pulang Kampung, Seorang Ibu Tega Jual Bayinya Seharga Rp4 Juta

Seorang ibu muda tega menjual bayinya demi bisa pulang kampung.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Modal Utang Rp500.000 ke Tetangga, Bisnis Dimsum Kautsar Kini Raup Omzet Miliaran Rupiah
Berawal dari Modal Utang Rp500.000 ke Tetangga, Bisnis Dimsum Kautsar Kini Raup Omzet Miliaran Rupiah

Perjalanan hidup Kautsar tidak berjalan mulus. Sebagai anak ketujuh dari tujuh bersaudara, dia menyaksikan perjuangan orangtua-nya.

Baca Selengkapnya
Pembuat Patung Soekarno Tolak Dibayar Rp100 Juta oleh Dedi Mulyadi, Ini Alasannya
Pembuat Patung Soekarno Tolak Dibayar Rp100 Juta oleh Dedi Mulyadi, Ini Alasannya

Seorang pembuat patung asal Cimahi memberikan patung gratis kepada Dedi Mulyadi, saat diberi uang Rp100 juta, pematung itu menolak.

Baca Selengkapnya
Sederhana Namun Menyentuh, Pria Ini Beri Kejutan Ultah Istri saat Uang di Dompet Hanya Tersisa Rp 100 Ribu
Sederhana Namun Menyentuh, Pria Ini Beri Kejutan Ultah Istri saat Uang di Dompet Hanya Tersisa Rp 100 Ribu

Merayakan ulang tahun tak harus dengan perayaan mewah, tetapi juga bisa dengan cara sederhana dan membekas.

Baca Selengkapnya