Merdeka.com - Tersangka dugaan kasus makar Kivlan Zen diperiksa penyidik kepolisian sebagai saksi terhadap tersangka Habil Marati (HM) sebagai penyumbang dana pembelian senjata api terkait kasus rencana pembunuhan 4 tokoh negara.
"Ini kan terkait dengan pemeriksaan Pak kivlan sebagai saksi saja untuk tersangka Habil," kata Pengacara Kivlan Zen Muhammad Yuntri, di Polda Metro Jaya, Jumat (14/6).
Meski begitu, sosok Kivlan tidak terlihat sejak datang hingga diperiksa di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Namun, Kabid Humas Polda Metro Jaya Argo Yuwono mengatakan bahwa Kivlan hingga saat ini tengah diperiksa oleh penyidik.
"Informasi sore ini dilakukan pemeriksaan terhadap KZ untuk dijadikan sebagai saksi terhadap tersangka HM, sedang diperiksa (Kivlan Zen)," kata Argo saat dikonfirmasi wartawan.
Kivlan Zen Ngacir usai Diperiksa
Tersangka kasus dugaan makar Kivlan Zen tak bicara apa-apa setelah diperiksa polisi sebagai saksi tersangka Habil Marati (HM), penyumbang dana pembelian senjata api terkait kasus rencana pembunuhan 4 tokoh negara.
Pantauan di lokasi, Kivlan Zen selesai diperiksa penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sejak sore tadi dan keluar pukul 22.28 WIB. Saat keluar gedung, Kivlan langsung lari tanpa menjawab pertanyaan awak media.
"Sama pengacara aja ya sama pengacara," kata Kivlan di Polda Metro Jaya, Jumat (14/6) malam.
Kivlan yang mengenakan kemeja biru dan celana hitam itu langsung lari menuju Toyota Avanza berwarna hitam. Mobil tersebut langsung tancap gas keluar Polda Metro Jaya tanpa pengawalan.
Diketahui, polisi telah menangkap dan menetapkan Habil Marati terkait kasus dugaan ancaman pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan satu bos lembaga survei.
Wadir Krimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ade Ary menyebut, Habil berperan sebagai pemberi dana sebesar Rp 150 juta kepada Kivlan Zen untuk keperluan pembelian senjata api.
"Tersangka HM ini berperan memberikan uang. Jadi uang yang diterima tersangka KZ (Kivlan Zen) berasal dari HM. Maksud tujuan untuk pembelian senjata api. Juga memberikan uang Rp 60 juta rupiah langsung kepada tersangka berinisial HK, untuk biaya operasional dan juga pembelian senjata api," kata Ade Ary di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).
Sejak kasus ini terungkap, nama Kilvan juga disebut-sebut memberikan perintah langsung para tersangka kasus penyeludupan senjata untuk membunuh empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.
Enam tersangka yang telah ditahan juga sudah memberikan testimoni terkait dugaan adanya keterlibatan Kivlan Zen merancang pembunuhan terhadap empat tokoh nasional yang di antaranya Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Menkopolhukam Wiranto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Baca juga:
Kuasa Hukum Ungkap Alasan Kivlan Zen Minta Perlindungan ke Wiranto dan Menhan
Siang ini Kivlan Zen Dijadwalkan Diperiksa Kasus Kepemilikan Senjata Api Ilegal
Upaya-Upaya Kivlan Zen Tepis Dugaan Rencana Tembak 4 Tokoh
Kapolri Tito: Polri Tidak Pernah Bilang Dalang Kerusuhan Kivlan Zen
Panglima Sebut Kivlan Zen & Soenarko Jadi Tersangka Tak Ganggu Soliditas TNI-Polri
Kapolri Akui Tak Nyaman Usut Kasus Makar Libatkan Kivlan Zen
Wiranto Isyaratkan Tolak Surat Permintaan Penangguhan Penahanan Kivlan Zen
(mdk/gil)
Kuasa Hukum Ungkap Alasan Kivlan Zen Minta Perlindungan ke Wiranto dan Menhan
Siang ini Kivlan Zen Dijadwalkan Diperiksa Kasus Kepemilikan Senjata Api Ilegal
Muatan Truk Trailer Hantam JPO di Matraman
Upaya-Upaya Kivlan Zen Tepis Dugaan Rencana Tembak 4 Tokoh
Wiranto Isyaratkan Tolak Surat Permintaan Penangguhan Penahanan Kivlan Zen
Kapolri Akui Tak Nyaman Usut Kasus Makar Libatkan Kivlan Zen
Panglima Sebut Kivlan Zen & Soenarko Jadi Tersangka Tak Ganggu Soliditas TNI-Polri
Kapolri Tito: Polri Tidak Pernah Bilang Dalang Kerusuhan Kivlan Zen
Politisi PDIP: Perebutan Kekuasaan di Indonesia Melalui Pemilu Bukan Desing Mesiu
Kasus Novel Jadi Tantangan Irjen Listyo Sigit Selamatkan Wajah Jokowi dan Polri
Menkominfo Temui Dewan Pengawas dan Direksi TVRI
Sambut Harbolnas, Bukalapak Persembahkan Kalap 12.12
Pakaian Bekas Import Masih Banyak Peminat di Ibu Kota
4 Ruko dan 1 Mobil di Sukoharjo Terbakar, Terdengar Beberapa Kali Ledakan
Pekan Depan, Jokowi Panggil Kapolri Tanya Kasus Novel Baswedan
VIDEO: Menkominfo Belum Ada Solusi Atasi Konflik Helmy Yahya Vs Dewan Pengawas TVRI
PDIP Nilai Pernyataan Jokowi Soal Amandemen UUD Terlalu Emosional
Memantau Revitalisasi Waduk Sunter Barat yang Akan Jadi Kawasan Wisata
KPK Harap Jokowi Hadiri Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2019
Presiden Jokowi Minta Jangan Ada yang Mengulang Kesalahan Dirut Garuda Indonesia
Fadli Zon: Saya Sekarang Juru Bicara Rakyat
Hotman Paris Kirim Emoticon Untuk Pevita Pearce, Ini Komentar Kocak Warganet
Pemerintah Beberkan Syarat Helmy Yahya Bisa Tetap Jadi Dirut TVRI
Polisi Hong Kong Serukan Warga Demo Damai Sebelum Unjuk Rasa Besar-besaran
Menaker Ida Ajak Investor Amerika Kembangkan SDM Indonesia
Menkominfo Sebut Surat Pemecatan Helmy Yahya Multitafsir
Rosa Meldiani Ngaku Punya Saldo ATM Miliaran, Lihat Isinya Nino Kuya Geleng-geleng
KPK Siap Selidiki Jika Ada Indikasi Korupsi Penyelundupan Harley Dirut Garuda
Resmikan Tol Kunciran-Serpong,Jokowi Cerita Dicurhati Banten ke Jakarta Tua di Jalan
3 Bocah Bersaudara di Simalungun Terjangkit Difteri, 1 Meninggal Dunia
Menkominfo: Kisruh Masalah TVRI Masalah Internal
Irjen Listyo Sigit Jadi Kabareskrim, Kasus Novel Baswedan Menanti Penyelesaian
Kemenkeu Sebut Bulog Tak Optimal Manfaatkan Modal dari Negara
Cegah Banjir, Saluran Air di Jalan DI Panjaitan Dibersihkan
Cegah Karhutla, Tito Imbau Warga Tak Membakar untuk Buka Lahan Hingga Dana Pencegahan
Diduga Banyak Utang karena Judi, Pria di Denpasar Gantung Diri
Apakah Sebaiknya Melakukan Imunisasi di Dokter Spesialis Anak Dibanding di Posyandu?