Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menjaga kedaulatan Indonesia dari ancaman zat radioaktif

Menjaga kedaulatan Indonesia dari ancaman zat radioaktif Kepala Biro Hukum dan Organisasi BAPETEN Taruniyati Handayani. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Ancaman bahaya radiasi nuklir bukan hanya berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) saja. Ada banyak ancaman dan yang sudah di depan mata, seperti pecahnya perang di Semenanjung Korea.

Semua manusia berdoa agar perang dengan rudal berhulu ledak nuklir tidak terjadi. Namun, semua negara yang terdekat, termasuk Indonesia, harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk itu.

Selain itu, bahaya dari bahan zat radioaktif juga bisa berasal dari penyelundupan entah melalui jalur laut maupun darat. Untuk meningkatkan kesadaran akan adanya ancaman itu, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) akan mengadakan konferensi informasi pengawasan (korinwas) pada 25 Oktober ini.

Korinwas ketiga ini akan mengangkat tema Pengembangan dan Penguatan Sistem Keamanan Nuklir Nasional Sebagai Upaya Proaktif Pelaksanaan Nawa Cita. Menurut Kepala Biro Hukum dan Organisasi BAPETEN Taruniyati Handayani, korinwas tahun ini akan lebih detail membahas keamanan nuklir di wilayah laut.

Wilayah laut Indonesia sangat luas. Punya banyak pintu masuk dari yang legal hingga ilegal. Maka, diperlukan koordinasi semua lembaga negara yang berkutat dalam pengamanan di wilayah laut, seperti Badan Keamanan Laut (Bakamla), Ditjen Bea

Cukai Kementerian Keuangan, Ditjen Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan, dan Kepolisian.

Dalam korinwas itu akan dibentuk ruang interaksi yang terbuka diantara pembicara. Ini agar komunikasi tidak kaku dan satu arah. "Tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Pelaksanaannya, akan seperti diskusi panel. Jadi sesama pembicara bisa saling bertanya sebelum akhirnya giliran tamu undangan. Urutan pembicara disesuaikan dengan kewenangan menjaga pengamanan dari wilayah paling luar.

Pertama, tentu yang punya hajat, Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto. Selanjutnya, Kepala Bakamla Laksamana Madya Arie Soedewo sebagai yang mengawasi dan menangkal penyelundupan di wilayah laut.

Kemudian, giliran penguasa pelabuhan, yakni Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi dan Plt Dirjen Hubla Bay M Hasani. Ditjen Bea Cukai berperan sebagai lembaga yang memonitor dan menindak semua barang ilegal yang masuk dari luar negeri. Sedangkan, Ditjen Hubla merupakan yang mengatur lalu lintas barang di pelabuhan. Terakhir, Kepolisian yang diwakili oleh Danpas Gegana Brimob Brigjen Imam Widodo. Kepolisian merupakan lembaga yang menindak dalam ranah hukum.

BAPETEN sendiri sudah memberikan poin-poin yang harus dibahas oleh para pembicara. Ini agar pembahasan tidak keluar jauh dari tema. "Berdasarkan pengalaman masing-masing selama bekerja di bidang keamanan laut yang melibatkan zat radioaktif," ucap Runi, sapaan akrabnya.

Materi persentasi diharapkan mengenai permasalahan di lapangan yang selama ini belum terselesaikan dengan baik. Di korinwas, semua pihak berbagi informasi dan memberikan menemukan solusi satu sama lain. Sebenarnya, dari semua pembicara yang menjadi kunci adalah Menkopolhukam Jenderal Wiranto. Alasannya, semua lembaga dan direktorat di kementerian itu berada di bawah koordinasi Menkopolhukam. Mantan Menpangab itu diharapkan memberikan semacam arahan mengenai keamanan laut.

"Lebih efektif kalau beliau yang bicara daripada Kepala BAPETEN," ungkapnya.

Kalau BAPETEN tidak punya hubungan secara komando dengan lembaga-lembaga itu. "Kalau instansi yang tidak berhubungan, gemanya tidak terasa," tutur perempuan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Selain empat instansi yang diwakili empat pembicaranya itu, Bapeten juga mengundang stakeholder lain, seperti Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Pelindo, Pengelola Terminal Peti Kemas, akademisi, dan komunikator strategis BAPETEN Gusti Muhammad Hatta. "Ketika mereka kembali ke komunitasnya bisa menggaungkan pembahasan di korinwas," kata Runi.

Dari semua pembahasan di korinwas, BAPETEN akan mendorong lahirnya kesepakatan bersama dalam bentuk nota kesepahaman. Meski menyadari itu tidak mengikat, BAPETEN berharap kesepakatan itu bisa menjadi panduan dalam penanganan ancaman penyelundupan peralatan dan bahan zat radioaktif.

"Jadi wajib atau tidak, kita serahkan ke lembaga masing-masing," ujarnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Satgas Urai Kemacetan Polri Disebar di Setiap Polda Mulai Banten hingga Jatim Sesuai Jam Rawan Macet
Satgas Urai Kemacetan Polri Disebar di Setiap Polda Mulai Banten hingga Jatim Sesuai Jam Rawan Macet

Petugas juga melakukan pemetaan sejumlah titik rawan macet.

Baca Selengkapnya
Menhub Ungkap Penyebab Arus Balik Sumatera ke Jawa Masih Landai
Menhub Ungkap Penyebab Arus Balik Sumatera ke Jawa Masih Landai

Arus balik pemudik belum menunjukkan lonjakan di Pelabuhan Bakauheni.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tahapan Penghitungan Suara Berjenjang Pemilu 2024
Tahapan Penghitungan Suara Berjenjang Pemilu 2024

Rapat pleno penghitungan suara tingkat kabupaten/kota akan dilakukan hingga 5 Maret 2024

Baca Selengkapnya
Dibangun 1917, Stasiun Radio ini Jadi yang Pertama di Dunia Hubungkan Komunikasi Tanpa Kabel Indonesia ke Belanda Sejauh 12.000 KM
Dibangun 1917, Stasiun Radio ini Jadi yang Pertama di Dunia Hubungkan Komunikasi Tanpa Kabel Indonesia ke Belanda Sejauh 12.000 KM

Begini sejarah stasiun radio pertama di dunia tanpa kabel yang menghubungkan Indonesia dan Belanda.

Baca Selengkapnya
Bantuan Pangan untuk 3.583.000 Keluarga di Jateng Mulai Disalurkan Secara Bertahap
Bantuan Pangan untuk 3.583.000 Keluarga di Jateng Mulai Disalurkan Secara Bertahap

Pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras untuk periode Januari hingga Juni 2024.

Baca Selengkapnya
Hari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media
Hari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media

Kaesang berharap pers Indonesia semakin independen dalam mengedukasi masyarakat dengan beragam pemberitaan.

Baca Selengkapnya
Kementan dan Provinsi Banten Kembangkan Padi Varietas Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan dan Provinsi Banten Kembangkan Padi Varietas Biosalin untuk Wilayah Pesisir

Pengembangan ini penting dilakukan mengingat Banten memiliki area pesisir pantai yang membutuhkan benih khusus.

Baca Selengkapnya
3 Pekan Kampanye, Bawaslu Jabar Temukan 10 Jenis Dugaan Pelanggaran
3 Pekan Kampanye, Bawaslu Jabar Temukan 10 Jenis Dugaan Pelanggaran

Sejak tahapan kampanye Pemilu 2024 dimulai pada 28 November 2023, Bawaslu Jawa Barat mencatat 10 jenis dugaan pelanggaran di 22 kota dan kabupaten.

Baca Selengkapnya