Nasib pilu puluhan ibu penghuni panti jompo di hari istimewa
Merdeka.com - Di Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember ini, semestinya menjadi momentum kebahagiaan para ibu dengan ucapan selamat, doa, hingga kado terindah dari anak atau suami mereka. Namun, tak semua ibu merasakan kebahagiaan itu.
Demikian dialami 32 wanita-wanita tua penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang atau kerap disebut panti jompo. Seperti hari-hari biasanya, mereka tetap beraktivitas normal. Tak ada kata istimewa.
Momen istimewa tersebut terasa berlalu begitu saja bagi ibu-ibu renta itu. Mayoritas dari mereka yang ada di sana hanya terlihat duduk, bersenda gurau sesama penghuni panti, ada juga sibuk melakukan kerajinan tangan.
Sama sekali tidak ada pihak keluarga mereka yang membesuk. Misnawati (70), salah seorang dari wanita renta yang tidak mendapat kunjungan dari keluarga karena memang tidak memiliki keluarga kandung di Palembang. Perempuan yang sudah tujuh bulan berada di panti jompo itu hidup sebatang kara.
Sambil terbata-bata, Misna panggilan akrabnya mengatakan, ke empat anaknya sudah meninggal dunia. Begitu juga dengan suaminya terlebih dahulu menghadap Sang Pencipta.
"Biasanya ada yang mengunjungi, tapi jarang. Karena keluarga jauh," ungkap Misna kepada merdeka.com, Selasa (22/12).
Rusminah (99), penghuni lain mengaku tidak mendapat kunjungan keluarga bukan karena tidak memiliki keluarga. Namun, sanak saudaranya tinggal di Pulau Jawa. Alhasil, Rusminah setiap harinya hanya menjalani kehidupan sebatang kara di Palembang.
Meski demikian, Rusminah tetap bisa tertawa dan bercanda. Rusmina merupakan salah satu perempuan yang ikut serta melawan penjajah dari Belanda dan Jepang. Bermodalkan bambu runcing, Rusminah sudah beberapa kali berhasil membunuh penjajah dengan tangannya sendiri. Dia juga pernah secara terpaksa menjadi babu dari penjajah karena ditahan oleh para kompeni.
"Kehidupan sekarang sebenarnya jauh lebih enak ketimbang pada zaman saya dulu," kata dia.
Cek Da (69) mengaku juga sudah sebatang kara di Palembang karena sudah ditinggal suami pergi menghadap Sang Pencipta. Sayang, selama menjalin hubungan rumah tangga, dirinya tidak dikaruniai anak sehingga di usia senja sama sekali tidak memiliki keluarga.
"Ada keponakan atau adik di Palembang. Mereka sibuk juga, jarang besuk," tukasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak ada orang yang siap dengan perpisahan terlebih berpisah dengan belahan jiwanya.
Baca SelengkapnyaMemesan 270 porsi sate dan es teh, Nara pun membagikan makanan dan minuman ini pada para penghuni panti.
Baca SelengkapnyaAna dan teman-teman lain berinisiatif untuk mengunjungi satu sahabat yang berhalangan hadir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sang ayah yang bercita-cita menjadi bagian dari TNI sukses dicapainya. Bahkan, keduanya sama-sama menjadi perwira TNI.
Baca SelengkapnyaDi tengah pertemuan, terdapat pesan menyentuh hati.
Baca SelengkapnyaNida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaMeski nasi mulai basi, pria ini tersentuh dengan aksi ibunda yang tetap peduli dengannya walau sudah memiliki keluarga baru.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi berpangkat Kombes menceritakan bahwa sang ayah hanya seorang Tamtama TNI, kini dirinya selangkah lagi bisa jadi Jenderal Polisi.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apakah ada korban jiwa atau tidak karena tim pemadam kebakaran sedang melakukan pendinginan sisa kobaran api
Baca Selengkapnya