Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Pancasila Dasarnya Adalah Harmoni, Bisa Mengatasi Semua Perbedaan'

'Pancasila Dasarnya Adalah Harmoni, Bisa Mengatasi Semua Perbedaan' pancasila. ©2014 merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Usia bangsa ini memasuki 74 tahun pada 17 Agustus nanti. Indonesia dinilai sudah semakin dewasa dan harus mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam berbagai aspek.

Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk mengatakan sebagai sebuah bangsa Indonesia sudah memiliki modal sosial, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Sampai hari ini kita tidak terpecah dan masih tetap utuh yang tentunya semua itu adalah sebuah modal sosial yang besar dan tangguh untuk bisa maju," ujar Hamdi dalam keterangannya, Kamis (15/8).

Menurutnya, bangsa tidak bisa maju jika isinya konflik, tidak ada keamanan, tidak ada rasa saling percaya, lalu disusupi ideologi radikalisme. Untuk itulah juga diperlukan modal sosial agar dapat maju.

"Modal sosial untuk maju itu hanya bisa dipupuk dengan rasa nasionalisme, percaya antar-sesama anak bangsa, tidak ribut terus, semangat persatuan supaya kita memiliki apa yang disebut dengan kohesi sosial," kata anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) ini.

Dikatakan Hamdi, Kohesi Sosial ini sangat diperlukan agar bangsa atau negara itu bisa maju. Karena tidak mungkin ada negara bisa maju kalau social capitalnya rendah.

"Pancasila itu dasarnya adalah harmoni, yakni sebuah ideologi yang mengatasi semua perbedaan-perbedaan. Karena kalau tidak ada Pancasila, tentu bangsa kita ini akan ribut terus," tegasnya.

Sehingga Pancasila ini bisa dikatakan semacam ideologi kompromi, yang menurutnya, oleh para ahli sosial disebut sebagai ideology of tolerant. "Yang mana sebuah ideologi yang mentoleransi semua perbedaan supaya modal sosial kita untuk merdeka itu bisa semakin kuat. Itu modal sosial yang kita miliki," tuturnya.

Untuk itulah, kata Hamdi, seluruh konstruksi kebangsaan, Pancasila dan pelajaran kewarganegaraan itu harus terus-menerus diingatkan dalam berbagai bentuk pada pendidikan kewarganegaraan dari TK lalu berjenjang ke SD hingga Perguruan Tinggi.

"Ini tentunya jangan dilupakan. Selain itu di forum-forum juga untuk saling mengingatkan bahwa bangsa ini bisa pecah kalau social trush itu tidak dipelihara," katanya.

Menurut Hamdi, usaha-usaha penangkalan untuk mencegah masuknya paham radikal harus terus menerus dilakukan dengan segala cara dengan melibatkan seluruh stakeholder masyarakat, baik itu guru sekolah, orang tua, instansi pemerintah, politisi dan juga TNI-Polri.

"Semuanya harus saling mengingatkan bahwa modal sosial ini harus diperbaharui terus sebagai tabungan sosial bangsa Indonesia. Semua pihak juga jangan sedikitpun memberikan ruang intoleransi, misalnya paham-paham untuk memecah belah kesatuan, yang bertentangan dengan semangat NKRI yang ingin mengganti Pancasila," tandasnya.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pancasila Punya Relevansi Universal Untuk Diadopsi Seluruh Dunia
Pancasila Punya Relevansi Universal Untuk Diadopsi Seluruh Dunia

'Namun kita harus terlebih dahulu mewujudkan nilai-nilai Pancasila di Indonesia'

Baca Selengkapnya
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan

Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Baca Selengkapnya
Hayati Nilai Pancasila & Perkuat Toleransi untuk Hindari Benturan di Masyarakat
Hayati Nilai Pancasila & Perkuat Toleransi untuk Hindari Benturan di Masyarakat

Sifat tenggang rasa adalah modal sosial yang telah diwariskan sejak nenek moyang bangsa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik
7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik

Indonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024

Baca Selengkapnya
Megawati Temui Paus Fransiskus di Vatikan, BPIP: Perkenalkan Pancasila ke Forum Internasional
Megawati Temui Paus Fransiskus di Vatikan, BPIP: Perkenalkan Pancasila ke Forum Internasional

Menurut Aris, kunjungan Megawati itu, merupakan bagian dari komitmen Indonesia mempromosikan dan mendorong aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

Baca Selengkapnya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur

Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.

Baca Selengkapnya
Bikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali
Bikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali

Seorang pria berbaju merah tampak hendak diseruduk kambing putih berkali-kali.

Baca Selengkapnya
Benny Susetyo: Demokrasi Pancasila Harus Terus Ditegakkan
Benny Susetyo: Demokrasi Pancasila Harus Terus Ditegakkan

Demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia

Baca Selengkapnya
50 Ucapan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, Kobarkan Semangat Persatuan di Indonesia
50 Ucapan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, Kobarkan Semangat Persatuan di Indonesia

Sebarkan semangat positif kita untuk menjadi bangsa yang lebih maju dan baik melalui ucapan Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Jepang yang Jarang Terungkap, Kehidupan di Desanya Kalah Jauh dari Indonesia?
Sisi Lain Jepang yang Jarang Terungkap, Kehidupan di Desanya Kalah Jauh dari Indonesia?

Sebagai salah satu negara maju di dunia, Jepang ternyata juga mempunyai sisi lain yang tidak banyak diketahui orang kebanyakan.

Baca Selengkapnya