Pandemi Belum Selesai, Sultan HB X Tak Ingin Coba-coba Soal Pembelajaran Tatap Muka
Merdeka.com - Pemerintah telah mengizinkan kawasan zona hijau dan kuning Covid-19 melakukan pembelajaran secara tatap muka di sekolah.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, memilih tak main-main menanggapi keputusan tersebut. Dia tidak ingin coba-coba dalam memutuskan pembelajaran tatap muka di sekolah di masa pandemi Covid-19.
"Kita lebih baik memforsir untuk swab (tes usap) yang sekarang sudah terjadi dengan harapan kita punya kepastian lebih dulu daripada coba-coba risikonya terlalu besar," kata Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (11/8).
Menurut Sultan, pembelajaran tatap muka sebaiknya dimulai dari kampus. Baru kemudian diikuti jenjang pendidikan di bawahnya.
Sultan menambahkan, pembelajaran tatap muka di sekolah di tengah kasus Covid-19 di DIY yang masih cenderung fluktuatif sangat berisiko bagi anak. Apalagi, ia mengaku belum mengetahui secara persis status zona risiko penularan Covid-19 di DIY saat ini.
"Saya belum tahu persis kita ini (zona) kuning atau oranye, tapi ya biar kampus dululah risikonya untuk anak-anak terlalu besar. Dia di belakang saja," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya, mengatakan kegiatan pembelajaran tatap muka perlu diputuskan dengan kehati-hatian disertai kajian yang matang termasuk mempertimbangkan masukan dari para orang tua siswa.
"Jangan sampai muncul klaster penularan baru dari dibukanya sekolah. Itu yang harus kita jaga dengan tetap mengutamakan kehati-hatian," kata Didik.
Ia menyebutkan bahwa prosedur standar operasi (SOP) untuk pelaksanaan praktikum tatap muka telah disiapkan khususnya bagi siswa SMK di DIY.
Meski demikian, praktikum bagi siswa SMK harus melalui simulasi di beberapa sekolah terlebih dahulu yang pelaksanaannya menunggu hasil evaluasi perkuliahan tatap muka di perguruan tinggi pada September 2020.
"Nanti September seiring mahasiswa masuk kita mungkin juga khususnya untuk yang praktikum akan simulasi," kata dia.
Berdasarkan data dari rumah sakit rujukan hingga Senin (10/8), Pemda DIY mencatat total suspek COVID-19 di daerah ini sebanyak 11.006 orang.
Dari jumlah suspek tersebut, 876 orang terkonfirmasi positif di mana 593 orang di antaranya sembuh, dan 25 orang meninggal dunia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaPada masa ini, risiko penyakit pada bayi meningkat, memerlukan perhatian khusus dalam hal pencegahan dan perawatan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca Selengkapnya"Kami juga meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali terkait kenaikan tahunan cukai hasil tembakau."
Baca SelengkapnyaFaqih bercerita bahwa saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dia bergegas mendaftar menjadi anggota TNI. Usaha pertamanya, gagal.
Baca SelengkapnyaDibalik kesejukannya, musim hujan juga membawa dampak negatif bagi kesehatan. Mereka yang imunnya rendah, akan jadi korban dari penyakit musim hujan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, risiko terkena diare meningkat karena kelembaban udara yang tinggi dan penurunan daya tahan tubuh.
Baca Selengkapnya