Pembatasan Dibatalkan, MRT dan KRL di Jakarta Mulai Lengang
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan batalkan kebijakan social distance di moda transportasi umum, mulai dari Transjakarta hingga MRT, untuk mencegah adanya virus corona (Covid-19) Saat kebijakan dilakukan, terjadi penumpukan parah di halte Transjakarta Senin (16/3). Setelah dibatalkan, kondisi mulai terkendali, saat ini tampak lenggang, Selasa (17/3).
Hal tersebut dirasakan Greffin Vicent, karyawan swasta yang menggunakan MRT dengan rute Lebak Bulus - Istora Senayan tidak nampak antrean panjang seperti biasanya.
"Tadi sampai St. Lebak Bulus 06.30 WIB. Biasanya ramai, hari ini sepi," kata Greffin ketika dihubungi merdeka.com, Selasa (17/3).
Tidak hanya jalur antrean MRT, Greffin yang biasanya menggunakan sepeda motor untuk menuju stasiun Lebak Bulus pun tampak lenggang. Biasanya kata dia, dari arah Pamulang hingga Ciputat padat.
"Biasanya depan UIN sudah macet tapi ini enggak, macetnya cuma lampu merah saja," cerita Greffin.
Sama dengan Greffin, Astri yang biasanya menggunakan Transjakarta dari Kayu Putih menuju Slipi Kemanggisan, kali ini beralih menggunakan KRL. Pilihan tersebut, kata dia, lantaran tidak mau mengular seperti kemarin.
"Biasanya naik TJ, tapi kali ini aku coba naik KRL. Takut ramai kayak kemarin, tapi tadi aku naik di KRL enggak penuh dan enggak ada penumpukan," cerita Astri.
Cabut Pembatasan Transjakarta, MRT dan LRT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memulihkan intensitas jumlah moda transportasi umum, seperti Transjakarta dan MRT Jakarta. Dimana pada hari ini, Senin (16/3), dia telah setelah sempat mengurangi jumlah armada dan waktu operasi untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona atau Covid-19.
"Transportasi umum akan kembali dengan tinggi jadwal dan jumlahnya," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/3).
Kendati demikian, dia tetap memberi batasan jumlah penumpang per bus (Transjakarta) dan per kereta (MRT dan LRT). Selain itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga memberikan batasan jumlah antrean di halte dan stasiun.
"Konsekuensinya penumpukan di luar halte dan stasiun, namun itu mengurangi tingkat risiko penularan di ruang tertutup. Karenanya pembatasan jumlah penumpang per bus dan kereta penting terjaga," tegasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kata Jokowi Jakarta telah memiliki sejumlah transportasi massal tapi masih aja macet
Baca SelengkapnyaCegah Penumpukan Penumpang di Bundaran HI, MRT Hanya Sampai Stasiun Dukuh Atas
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Harjamukti dan Stasiun Bekasi Barat menjadi stasiun yang paling banyak melayani pengguna.
Baca SelengkapnyaDiharapkan pengguna dapat mengandalkan LRT Jabodebek sebagai pilihan transportasi yang tepat waktu dan nyaman.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaPT MRT Jakarta mengajak para perusahaan lokal untuk berkontribusi dalam pembangunan transportasi publik mereka.
Baca SelengkapnyaMRT Jakarta pertama kali beroperasi melayani masyarakat pada 24 Maret 2019.
Baca SelengkapnyaPadahal eberadaan eskalator sangat membantu pengguna commuter line, khususnya ibu hamil, lansia dan anak-anak.
Baca Selengkapnya