Pemprov Jabar Sambut 3,7 Juta Pemudik, Siagakan Tim SAR di Daerah Rawan Bencana
Merdeka.com - Pemprov Jabar menyiapkan sejumlah program informasi untuk pemudik di musim libur lebaran. Sementara itu, Kantor SAR Bandung menyiagakan petugas di daerah yang masuk kategori rawan bencana.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyatakan tahun ini, jumlah pemudik dalam skala nasional diperkirakan mencapai 18,29 juta. Dan sekitar 3,7 juta di antaranya akan menuju ke berbagai daerah di Jawa Barat.
Fokus Pemprov Jawa Barat ditekankan pada kesiapan armada, insfrastruktur, dan strategi penanganan arus mudik serta balik. Pihaknya sudah menyiapkan Pos Komando Taktis (Poskotis) yang tersebar di sejumlah titik strategis.
"Fungsinya sebagai rest area, check point dan menjadi layanan informasi mudik dengan ditunjang dengan berbagai sarana dan fasilitas, yang dibutuhkan oleh para pemudik,” ujarnya usai Apel Siaga Gelar Pasukan Pengamanan Lalu Lintas dan Angkutan Lebaran Tahun 2019 di Halaman Gedung Sate, Jl. Diponegoro Kota Bandung, Senin (27/5).
Menurutnya, ada sejumlah lokasi atau daerah yang memerlukan antisipasi khusus, seperti lokasi rawan kecelakaan maupun rawan bencana alam (longsor dan banjir). Untuk itu, ada tiga program dukungan layanan arus mudik tahun ini
Program pertama adalah uji coba tahap awal aplikasi yang mengintegrasikan CCTV pantauan lalu lintas di Jawa Barat dengan nama CCTV Jabar Transport Hub. Aplikasi tersebut nantinya dapat diakses oleh masyarakat guna mencari informasi teraktual soal kondisi lalu lintas.
Program selanjutnya kegiatan mudik gratis yang diselenggarakan oleh banyak pihak se-Jawa Barat. Sejauh ini ada 16 instansi pemerintah dan BUMN yang menyelenggarakan mudik gratis bagi sekitar 12.813 pemudik di Jawa Barat. Termasuk di dalamnya, 108 unit bus dan 300 tiket kereta api. Bagi sekitar 5.100 pemudik disiapkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
Program terakhir adalah peluncuran URC Bima Sakti atau Unit Reaksi Cepat Bina Marga Siap Aksi Konektivitas Transportasi Terintegrasi. Unit tersebut dibentuk untuk melayani laporan atau komplain dari masyarakat yang berkaitan dengan kerusakan jalan.
Terpisah, Kantor SAR Bandung sudah mendata titik rawan dalam jalur mudik. Petugas pun sudah disebar untuk membantu evakuasi jika terjadi bencana alam maupun kecelakaan lalu lintas.
Sedikitnya ada 92 titik rawan bencana pada jalur tersebut yang harus diwaspadai. titik rawan tersebut terdiri dari bencana longsor, banjir dan tanah ambles. Di antaranya rawan longsor ada 73 titik, 11 titik rawan banjir dan 8 titik rawan ambles.
Adapun titik jalan rawan itu berada di wilayah Sukabumi - Tegal Buleud, Jalur Cianjur – Sindang Barang, Jalur Pangalengan - Rancabuaya , Jalur Garut – Pamengpeuk dan Jalur Tasikmalaya – Cipatujah. Jalur tersebut, harus di hindari saat hujan lebat terjadi.
"Kita fokus dulu di jalur mudik, nah nanti saat hari raya, kita fokus di tempat wisata," ujar Juru Bicara Kantor SAR Bandung, Joshua Banjarnahor.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kegiatan SOTR kerap disertai dengan iring-iringan kendaraan bermotor pada malam hari jelang subuh
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa Tengah punya beragam cara merayakan Lebaran
Baca SelengkapnyaJasa Marga Juga memprediksi puncak arus mudik lebaran 2024 akan jatuh pada 6 April 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaRata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca SelengkapnyaSaat ini, BIJB masih melayani Denpasar, Kualanamu, Batam, Balikpapan, Medan, Makassar, dan Kualalumpur.
Baca SelengkapnyaKendaraan sumbu tiga ke atas pengangkut bahan pokok atau kebutuhan sehari-hari diperbolehkan tetap melintas.
Baca SelengkapnyaBayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Baca SelengkapnyaMuhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan
Baca Selengkapnya