Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Petani Curhat Harga Panen Murah, Sandiaga Usul Pakai Konsep Distribusi Terbuka

Petani Curhat Harga Panen Murah, Sandiaga Usul Pakai Konsep Distribusi Terbuka Sandiaga Uno. ©2018 Merdeka.com/Ditto Radityo

Merdeka.com - Pandemi virus corona atau covid-19 berdampak langsung pada lesunya perekonomian nasional, termasuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya bidang pertanian. Keluhan tersebut diungkapkan Founder OK OCE Indonesia, Sandiaga Uno seperti yang dirasakan Sumariati, petani tomat dan bawang asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTT).

Sumariati mengeluh kepada Sandi nasib ribuan petani tomat dan bawang di Lombok Timur yang merugi karena harga jual komoditas yang murah saat musim panen. Menurut Sandi, masalah yang kini dialami masyarakat harus dihadapi dengan kepala dingin. Pelaku usaha diharapkannya tidak saling menyalahkan, tetapi bijak menghadapi masalah lewat sistem perdagangan yang sederhana, terbuka dan berkeadilan.

"Keroyok, kita harus mampu menyelesaikan masalah ini, selesaikan dengan satu konsep distribusi sederhana, terbuka dan berkeadilan," ungkap Sandi dalam Webinar bersama OK OCE Indonesia dan Agricon Indonesia bertajuk 'Strategi Bisnis Pertanian di Tengah Pandemi bagi UMKM', Minggu (30/8).

"Gerilya, datang ke tempat langsung, sedangkan urai satu-satu masalahnya, duduk bersama dan selesaikan," tambahnya.

Selain itu, Sandi berharap adanya inovasi dan sinkronisasi dari para pelaku usaha. Misal, petani tidak lagi menjual komoditas mentah ke pasar, tetapi mengolah hasil panennya terlebih dahulu guna meningkatkan nilai ekonomis produknya. Langkah tersebut disampaikannya seperti yang dilakukan Imel, pemilik sambal kemasan merek Bu Kribo. Sambal yang semula merupakan pelengkap makanan khas tradisional diangkat potensinya dengan dikemas secara khusus.

"Mungkin sambel bisa diolah menjadi sambal taliwang, adanya ghost kitchen bisa bekerjasama dengan petani di Lombok Timur," ujar dia.

Sedangkan, keluhan para petani di Brebes Selatan, Bumiayu, Jawa Tengah yang mengeluhkan tidak lakunya produksi brokoli, kubis dan hasil panen lainnya dijawab Sandi sederhana. Salah satu solusinya dengan menghadirkan kampung berbasis agrowisata.

"Nanti bisa saja di-branding Bumiayu kampung apa, misalnya? dimulai dengan membuat rangkaian bercocok tanam, menginap satu hari, ada freshmart-nya menjual kebutuhan bawang merah, brokoli, kubis, wortel bisa dikemas," ungkap Sandiaga.

"Ini pariwisata era baru, karena kita tidak boleh dalam ruangan, tapi pariwisata berbasis alam," tambah Sandi.

Politikus Partai Gerindra itu menambahkan inovasi dan pengembangan bisnis yang dilakukan UMKM dapat membangun ketahanan pangan dari lingkup keluarga. "Kita jangan sampai ketinggalan jaman, ayo bergerak ke pangan hadirkan inovasi pangan dari hulu ke hilir," ungkap Sandi.

Langkah tersebut dijelaskan Sandi merujuk fakta yang menyebutkan Indonesia merupakan negara yang sangat rentan pada harga pangan, imbas impor yang cukup tinggi. Jumlah impor Indonesia tercatat sebesar 50 persen dari kebutuhan nasional.

"Tanah kita subur, petani kita rajin sekali. Kita harus hadirkan ketahanan pangan. Dengan pandemi ini kita harus mengkonsumsi berbasis needs (kebutuhan), yang tadinya berbasis wants (permintaan)," tambahnya.

Dia juga menegaskan ketahanan pangan dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Seperti di lingkungan rumahnya yang kini dibangun Selong Farm. Masing-masing warga Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menanam sayur mayur di halaman rumah. Kesadaran yang dimulai dari rumah kemudian diterapkan di lingkup RT, RW, hingga ke tingkat desa, kabupaten dan kotamadya.

"Lipat gandakan kapasitas produksi pangan lokal, gimana caranya lokal ditingkatkan dalam benih, lahan, pupuk yang baik. Digitalisasi digunakan dalam peningkatan produksi," ungkapnya.

"Perkaya food mix kita dengan bahan baku asli Indonesia, terutama ikan. Gunakan teknologi, ciptakan green jobs untuk generasi muda," tutup Sandi.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Presiden Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Presiden Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

Jokowi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak.

Baca Selengkapnya
Harga Pangan Naik, Jokowi: Patut Kita Syukuri Tidak Drastis, Negara Lain 2 Kali Lipat
Harga Pangan Naik, Jokowi: Patut Kita Syukuri Tidak Drastis, Negara Lain 2 Kali Lipat

Jokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.

Baca Selengkapnya
Bulog Gandeng Pelindo Tingkatkan Pelayanan Bongkar Muat Komoditas Pangan
Bulog Gandeng Pelindo Tingkatkan Pelayanan Bongkar Muat Komoditas Pangan

Perum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Harga Beras Mulai Turun, Tapi di 8 Provinsi Ini Masih Tinggi
Harga Beras Mulai Turun, Tapi di 8 Provinsi Ini Masih Tinggi

Pemicu masih mahalnya harga beras disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya

Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.

Baca Selengkapnya
Jaga Ketahanan Pangan, 1.077 Distributor Bakal Salurkan Pupuk Subsidi di 2024
Jaga Ketahanan Pangan, 1.077 Distributor Bakal Salurkan Pupuk Subsidi di 2024

Di sisa waktu dua pekan menuju akhir 2023, seluruh distributor juga diminta tetap mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Mulai Waspadai Harga Beras Naik 7,7 Persen dari Awal Tahun, Ada Apa?
Sri Mulyani Mulai Waspadai Harga Beras Naik 7,7 Persen dari Awal Tahun, Ada Apa?

Selain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.

Baca Selengkapnya
Curhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang
Curhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang

Kenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.

Baca Selengkapnya