Merdeka.com - Polda Papua masih melakukan proses pendalaman terkait beredarnya surat terbuka yang berisi perbedaan jumlah korban pada insiden penembakan di Distrik Sinak menuju Distrik Ilaga, Puncak, Papua pada Jumat (20/11)
Beredarnya surat terbuka di media sosial terkait jumlah korban penembakan adalah lima orang. Diantaranya empat anak sekolah dan satu merupakan aparatur negeri sipil (ASN). Padahal pada Sabtu (21/11), polisi telah menyampaikan kejadian itu memakan satu korban dan satunya lagi selamat.
"Info ini masih didalami," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (24/11).
Namun, Ahmad mengatakan informasi yang beredar di media sosial tersebut masih sekadar informasi, bukan fakta. Belum ada laporan secara tertulis yang diterima polisi.
"Belum ada yang laporan tertulisnya ke Polres hanya laporan informasi. Warga yang akan dimintai keterangan juga tidak datang lagi ke Polres," terangnya.
Berikut surat terbuka pihak keluarga korban penembakan di Ilaga Papua yang diterima merdeka.com
Izin ya pak saya share infonya
Syalom..Selamat pagi!!
Bapak Kapolda Papua dan
Bapak Pangdam Papua
Bapak Ketua Komnas Ham RI Perwakilan Provinsi Papua di Jayapura.
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua !!
Ijin sampaikan bahwa terkait Penembakan terhadap 5 orang dimana 4 orang adalah anak sekolah dan 1 orang adalah seorang ASN Pemda Kabupaten Puncak yang terjadi di Puncak Belantara Limbaga antara Distrik Agandugume dan Distrik Gome Utara, tanggal 19 November 2020 yaitu:
1. Atanius Murib, umur 18 Tahun, siswa kelas III SMK Negeri I Ilaga Kabupaten Puncak (ditembak mati);
2. Manus Murib, umur 18 Tahun, siswa kelas III SMA Negeri I Ilaga Kabupaten Puncak (keadaan kritis dilarikan ke rumah sakit Timika);
3. Akis Alom, 34 Tahun, seorang ASN Pemda Kabupaten Puncak (ditembak mati);
4. Wenis Wenda, 13 Tahun anak siswa kelas VI SD YPPK Katolik Mundirok Kampung Yaiki Distrik Gome Utara Kabupaten Puncak, (ditembak mati);
5. Gopenus Tabuni, 19 Tahun, siswa kelas III SMK Negeri I Ilaga Kabupaten Puncak (ditembak mati);
Semua korban merupakan keluarga kami tidak terlibat dalam Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau sebutan lainnya. Mereka adalah benar-benar anak sekolah dan 1 orang adalah seorang ASN. Tetapi Aparat TNI dengan membabi buta menembak keluarga kami tanpa ditanya identitas mereka. Mereka bukan OPM, mereka bukan KKB, mereka bukan OTK, kami keluarga benar-benar kecewa dan sedih tindakan aparat yang melakukan sewenang-wenang menghilangkan nyawa keluarga kami. Tindakan Aparat selalu dianggap Orang Papua adalah kelompok kriminal bersenyata seperti ini kami keluarga tidak terima baik dan tidak dibenarkan diatas muka bumi ini.
Untuk itu, Kami keluarga meminta dan menuntut kepada Aparat Penegak Hukum segera membentuk Tim dan turun kelapangan melakukan investigasi dan proses hukum terhadap Aparat yang melakukan penembakan keluarga kami.
Demikian Bapak Kapolda, Bapak Pangdam dan Bapak Ketua Komnas Ham RI Perwakilan Prov. Papua. Terima Kasih.
Tuhan Memberkati.
🙏🏾🙏🏾
*Nenu Tabuni, S.Sos*
_Keluarga korban_
Polisi melaporkan jika dua warga Distrik Sinak menuju Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua kembali menjadi korban penembakan diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jumat (20/11). Diketahui, keduanya berstatus sebagai pelajar, yakni Amanus Murib dan Atanius Murib.
Sayangnya, nyawa Atanius Murib tak bisa diselamatkan. Sedangkan, Amanus Murib selamat setelah ia pura-pura tewas usai diberondong tembakan di lokasi kejadian.
Kapolres Puncak AKBP Dicky Saragih mengatakan menurut kesaksian Amanus Murib, korban selamat, penembakan terjadi sekitar pukul 06.00 Wit saat hendak menuju Distrik Agandume.
Saat itu, kata Dicky Saragih, tiba-tiba mereka berdua ditembak dari ketinggian. Tembakan itu mengenai Atanius dan Manus. Kejadian itu, Atanius meninggal di TKP, sedangkan Manus yang mengalami luka tembak sempat berpura-pura mati sehingga para penembak mendekati dan menaruh senjata laras pendek di tubuhnya lalu memfoto.
Setelah para penembak pergi, kata dia, Manus kemudian berlari dan ditolong warga di Kampung Jakimaki, dan membawanya ke Puskesmas Ilaga untuk mendapat pertolongan.
"Korban Manus tiba di Puskesmas Ilaga sekitar pukul 18.00 Wit dengan diantar warga dan pendeta, " katanya.
Kini, Amanus yang merupakan pelajar SMK Gome kelas XI dievakuasi ke Timika. Manus Murib, pelajar SMK Gome, Sabtu (21/11) dievakuasi ke Timika untuk mendapat perawatan, sedangkan jenazah Atanius Murib, pelajar SMA Ilaga yang juga korban penembakan OTK, saat ini masih berada di TKP.
"Lokasi TKP di mana kedua pelajar ditembak OTK, Jumat (20/11) pagi, hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 15 jam dari Ilaga," kata Dicky Saragih, seperti diberitakan Antara.
Kapolres Puncak yang dihubungi dari Jayapura mengatakan korban selamat setelah sebelumnya pura-pura mati sesaat setelah temannya Atanius ditembak.
Menurut dia, TKP penembakan berada di tengah hutan antara Distrik Agandume dengan Distrik Dume. Ketika ditanya jenazah Atanius, Kapolres Puncak mengatakan hingga kini masih berada di TKP.
"Dari hasil pertemuan disepakati keluarga akan mengevakuasi dari TKP dan membawa ke kampung untuk dimakamkan," katanya.
Baca juga:
Jenazah Pelajar Korban Penembakan di Ilaga Papua Belum Dievakuasi
Korban Penembakan di Ilaga Papua 2 Pelajar, 1 Selamat Usai Berpura-pura Mati
KKB Tembak Dua Warga Sipil di Sinak Papua, Satu Orang Tewas
Kelompok Kriminal Bersenjata Tembak 2 Warga Papua di Ilaga
Komnas HAM Temui Jokowi Bahas Temuan Terkait Penembakan di Intan Jaya
Baca Selanjutnya: Surat Terbuka dari Keluarga Korban...
(mdk/ray)
Banyak orang hebat di sekitar kita. Kisah mereka layak dibagikan agar jadi inspirasi bagi semua. Yuk daftarkan mereka sebagai Sosok Merdeka!
Daftarkan
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami