Polisi diminta tak tebang pilih tuntaskan kasus kematian siswa SD
Merdeka.com - Keluarga pelajar SDN Longkewang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang tewas diduga akibat berkelahi dengan rekannya meminta polisi mengusut tuntas kasus kematian SR (8) di sekolahnya pada Selasa, (8/8). Keluarga korban minta polisi tak tebang pilih.
"Kasus ini harus diungkap dan tidak ada tebang pilih dalam proses hukumnya karena menyangkut nyawa adik saya," kata kakak korban Abdul Rohim di SDN Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, seperti dilansir Antara, Rabu (9/8).
Menurutnya, pihak keluarga sudah terbuka apakah kasus ini akan tetap dibawa ke ranah hukum atau diselesaikan secara kekeluargaan. Namun pihaknya tetap terduga pelaku yang berkelahi dengan almarhum adiknya harus tetap diproses secara hukum untuk dibina.
Ia pun menyesalkan terjadinya kasus ini di lingkungan sekolah, seharusnya sekolah menjadi tempat yang aman bagi adiknya yang tengah menimba ilmu tersebut. Pihaknya juga meminta kepada polisi agar secepatnya menyelesaikan kasus yang menewaskan adiknya itu.
"Keluarga terduga pelaku harus bertanggung jawab, karena akibat kejadian Selasa, (8/8) adik saya meninggal dunia secara tidak wajar," tambahnya.
SR (8) tewas diduga akibat berkelahi dengan rekannya sendiri berinisial DR. "Kami masih melakukan penyelidikan dan mengautopsi jenazah korban yang bersekolah di wilayah Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan," kata Kapolres Sukabumi AKBP M Syahduddi di Sukabumi, Selasa (8/8).
Informasi yang dihimpun, kejadian ini terungkap saat wali kelas II SDN Lengkoweng Ruhiyat berpapasan dengan DR yang tengah menangis hendak menuju ke ruang kelasnya. Saat ditanya dirinya baru saja berkelahi dengan SR di halaman sekolah dan mengaku bahwa rekannya tersebut sempat pingsan.
Dia yang menerima informasi tersebut bergegas ke halaman sekolah dan membawa SR ke ruang unit kesehatan sekolah (UKS). Karena tidak kunjung siuman, pihak sekolah pun langsung membawanya ke Puskesmas Cicantayan dan memberi kabar orangtua SR.
Namun ternyata dari hasil pemeriksaan medis pihak Puskesmas, pelajar kelas II ini sudah meninggal dunia. Keluarga korban pun langsung membawa pulang ke rumahnya untuk dikebumikan.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaKorban dan temannya dianiaya berkedok hukuman ala seniornya.
Baca SelengkapnyaBegini duduk perkara kejadian versi korban. pelaku memanggil korban ke ruangannya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal akibat menerima kekerasan dari senior di lingkungan kampus pada Jumat (3/5) pagi.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga korban sebelumnya mengancam menuntut kampus dan mendesak pelaku penganiayaan dihukum berat.
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca Selengkapnya