Politisi Gerindra tuding pemerintah gagal terapkan mitigasi bencana
Merdeka.com - Anggota Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis menilai bencana gempa di Lombok menjadi bukti pemerintah gagal menerapkan mitigasi bencana. Dia pun menyoroti bagaimana pemerintah kurang tanggap lantaran tak menetapkan gempa Lombok sebagai bencana nasional.
"Yang harus kita bicarakan bagaimana penanganan mitigasi di daerah. Tidak hanya di lombok, di mana-mana kita gagal. Kalau kita mau, fokus, termasuk penanganan pascagempa dan rekonstruksi," kata Djemi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (21/8).
Menurut politisi Gerindra ini, bencana Lombok bisa menjadi momentum untuk memperbaiki hal itu. Karena itu, dia mendorong pemerintah untuk menetapkan gempa Lombok sebagai bencana nasional. Djemi menuturkan Lombok bisa menjadi contoh pemerintah serius dalam penanganan bencana.
"Mitigasi adalah persoalan serius. Maka saya mendorong dan berharap presiden punya kewenangan menetapkan bencana nasional," kata dia.
Dia menjabarkan selama tiga tahun terakhir pemerintah kurang mengalokasikan dana untuk BMKG. Dana untuk BMKG hanya sebesar Rp 1,8 triliun dari kebutuhan senilai Rp 2,6 triliun.
"Basarnas pun demikian, tetapi sayangnya dari kebutuhan untuk Basarnas Rp 4,2 T - 4,5 T tidak sampai 50 persen terpenuhi," imbuhnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra justru optimis kesaksian empat menteri tersebut akan secara langsung membantah tudingan kecurangan dilakukan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaGerindra menilai momen lebaran tidak tepat untuk membahas politik.
Baca SelengkapnyaGerindra menyambut baik apa yang sudah diputuskan Presiden Jokowi dalam mengangkat siapapun menjadi menteri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gerindra mengakui sejauh ini isu-isu tentang kabinet Prabowo-Gibran masih sebatas aspirasi.
Baca SelengkapnyaGerindra Pertimbangkan Tunjuk Artis jadi Menteri Prabowo, Apa Alasannya?
Baca SelengkapnyaMelli minta Pemkot Bogor segera bertindak mencegah bencana serupa
Baca SelengkapnyaGerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.
Baca SelengkapnyaPenghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaGerindra membantah jika masuknya nama istri Ketua PSI Kaesang Pangarep ini merupakan dorongan dari Jokowi.
Baca Selengkapnya